Pertemuan Tak Terduga

97 14 0
                                    





Siang itu, matahari sedang terik-teriknya. Gracia dan Anin baru aja keluar dari kelas pertama mereka di kampus. Gracia menguap lebar, menandakan betapa bosannya dia selama satu setengah jam terakhir.

“Duh, bener-bener ngantuk tadi di kelas, Nin,” kata Gracia sambil meregangkan badannya.

Anin ketawa kecil. “Iya, gue juga. Dosen ekonomi itu ngomongnya kayak radio rusak, monoton banget.”

“Bisa aja tuh orang bikin podcast buat orang susah tidur, pasti laku,” Gracia menimpali sambil tertawa. Mereka terus ngobrol ringan sambil berjalan keluar gedung menuju taman kampus.

Kampus siang itu rame banget. Mahasiswa lalu-lalang ke berbagai arah, beberapa terlihat santai nongkrong di taman, ada yang serius baca buku, dan banyak juga yang ngobrol seru di bawah pohon-pohon rindang. Gracia dan Anin memutuskan buat duduk di salah satu bangku taman yang agak jauh dari keramaian.

“Ngomong-ngomong, lo masih mikirin soal Crimson Reign gak?” tanya Anin tiba-tiba, sambil membuka botol minuman.

“Masih, sih,” jawab Gracia sambil mengernyit. “Gue gak bisa ngelupain kata-kata Zee kemarin. ‘Lo berbeda,’ katanya. Maksudnya apa coba?”

“Lo yakin dia ngomong serius? Bisa aja dia cuma bercanda biar lo penasaran.”

Gracia menggeleng. “Gue gak yakin dia bercanda. Raut mukanya waktu ngomong itu serius banget, Nin.”

Anin menatap Gracia, lalu bersandar di bangku. “Yah, kalo lo bener-bener pengen tau, kenapa gak coba tanya langsung ke Shani atau yang lainnya? Kayaknya mereka gak bakal nolak kalo lo dekati.”

Gracia mendengus, “Iya sih, tapi... lo liat sendiri kan Shani kayak gimana? Kaku banget. Bukan tipe orang yang gampang diajak ngobrol santai.”

“Iya sih, bener juga,” Anin manggut-manggut sambil mikir.

Tiba-tiba, suara seseorang terdengar dari belakang mereka. “Ngomongin gue, ya?”

Gracia langsung kaget dan menoleh cepat. Di sana, berdiri Chika, salah satu anggota Crimson Reign, dengan senyum iseng di wajahnya. Dia melangkah mendekat dan duduk di bangku yang sama dengan mereka.

“Eh, Chika!” Anin terkejut, tapi dia langsung menyambut dengan senyum ramah.

Chika menatap mereka berdua sambil menyilangkan tangan. “Gue denger-denger lo berdua penasaran banget sama Crimson Reign.”

Gracia agak gugup, tapi dia berusaha tenang. “Ya... gitu deh. Penasaran aja. Lo sama geng lo kan lumayan... mencolok di kampus ini.”

Chika tertawa kecil. “Iya, kita sering dapet perhatian, tapi bukan berarti kita suka diomongin, lho.” Nada suaranya terdengar ringan, tapi ada sesuatu di balik kata-katanya yang bikin Gracia merasa sedikit gak nyaman.

“Eh, sori kalo kita ngegosipin lo,” Anin buru-buru minta maaf. “Kita cuma penasaran aja, gak lebih.”

Chika mengangkat tangan, tanda dia gak tersinggung. “Santai aja, gue cuma bercanda. Emang wajar kalo lo penasaran. Apalagi... Gracia.”

Gracia tertegun. Lagi-lagi, namanya disebut dengan nada yang seolah-olah ada sesuatu yang penting. “Kenapa gue terus?”

Chika menatap Gracia dengan tatapan serius, berbeda dari senyum isengnya tadi. “Lo pasti udah ngerasa ada yang gak biasa, kan? Mungkin lo gak sadar, tapi lo punya sesuatu yang menarik buat kami.”

Anin yang mendengar itu langsung nyenggol Gracia. “Tuh, apa gue bilang?! Lo emang spesial, Gre!”

Gracia malah tambah bingung. “Tapi maksud lo apa, Chika? Spesial gimana?”

Chika terlihat berpikir sebentar, lalu mendekat sedikit ke arah mereka. “Gue gak bisa jelasin semuanya sekarang, tapi ada sesuatu yang ‘bangun’ di dalam diri lo sejak lo masuk kampus ini. Dan gue yakin, Shani juga udah ngerasain itu.”

Gracia merinding. “Bangun? Maksud lo... gue punya kekuatan atau gimana?”

Chika mengangkat bahu. “Gue gak tau pastinya. Tapi yang jelas, lo beda dari yang lain. Mungkin lo sendiri belum sadar, tapi kami bisa ngerasain aura lo.”

“Aura gue?” Gracia hampir ketawa mendengar kata itu. Dia gak pernah mikir tentang hal-hal supranatural. “Seriusan lo?”

Chika mengangguk dengan tatapan yang lebih serius dari sebelumnya. “Lo boleh percaya atau nggak, tapi lo bakal ngerti sendiri nanti. Dan kalo lo udah mulai ngerasain sesuatu, lo bisa datang ke kita. Crimson Reign bakal bantu lo.”

Anin yang dari tadi diam tiba-tiba angkat bicara, “Tapi kenapa kalian ngebantu Gracia? Apa kalian... semacam organisasi rahasia gitu?”

Chika ketawa lagi, kali ini lebih santai. “Gak segitunya kok. Kita cuma orang-orang yang punya koneksi sama... hal-hal yang gak semua orang ngerti. Tapi percaya deh, kita bukan orang jahat.”

Gracia menghela napas. “Oke, jadi kalo gue butuh bantuan, gue bisa datang ke kalian?”

Chika tersenyum. “Tepat. Dan ngomong-ngomong, Shani juga pengen ngobrol sama lo nanti.”

Gracia langsung terkejut. “Shani? Kenapa?”

Chika bangkit dari bangku, merapikan jaketnya. “Gue gak tau pastinya. Tapi gue yakin dia udah ngerasa ada sesuatu yang harus diomongin sama lo.” Dia melirik jam tangannya. “Gue harus pergi sekarang, tapi lo jaga diri ya. Jangan kaget kalo lo mulai ngerasa ada hal-hal aneh yang terjadi di sekitar lo.”

Setelah itu, Chika melambaikan tangan dan pergi, meninggalkan Gracia dan Anin yang masih bingung.

Anin menatap Gracia dengan mata lebar. “Gila, Gre. Lo bakal ngobrol sama Shani! Kayaknya ini beneran gede deh.”

Gracia menggeleng pelan, mencoba mencerna semuanya. “Iya, gue juga gak tau harus gimana. Tapi gue gak bisa ngelak lagi, ada sesuatu yang lebih besar di kampus ini, dan kayaknya gue terlibat di dalamnya.”

“Lo bakal ketemu Shani kapan?” tanya Anin penuh semangat.

“Gue gak tau. Chika gak bilang waktunya. Tapi kalo mereka udah tau gue, mungkin mereka bakal nyari gue lagi.”

Anin tersenyum lebar. “Yah, gue bakal ada di samping lo, Gre. Kita hadapin ini bareng-bareng.”

Gracia mengangguk, meski di dalam hatinya dia masih merasa sedikit ragu. Dia tahu Anin selalu ada buat dia, tapi ada sesuatu yang terasa terlalu besar buat mereka hadapi sendiri. Dan perasaan bahwa dia terhubung dengan Crimson Reign semakin kuat.

“Apa gue beneran beda dari yang lain?” gumam Gracia pelan.

Anin menepuk bahu Gracia. “Jelas lo beda, Gre. Lo keren kok, meski tanpa kekuatan aneh sekalipun.”

Mereka tertawa bersama, mencoba menghilangkan ketegangan yang menggantung di udara. Tapi Gracia tahu, pertemuan dengan Shani nanti bakal jadi titik penting dalam perjalanan mereka di kampus ini.

Behind Angkasa's Reign Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang