Ada Apa dengan Crimson Reign

87 14 0
                                    




Pagi berikutnya, Gracia duduk di sudut kantin kampus dengan segelas kopi di tangannya. Dia masih terbayang kejadian kemarin. Geng Crimson Reign beneran bikin suasana berubah drastis. Wajah Shani, pemimpin mereka, terus muncul di pikirannya. Bukan cuma soal sikapnya yang dingin, tapi juga peringatan aneh yang dia kasih.

“Hati-hati di kampus ini. Banyak yang gak terlihat,” gumam Gracia menirukan suara Shani.

“Eh, ngomong apa sih lo?” Anin tiba-tiba muncul dengan baki makanan di tangannya. Dia duduk di depan Gracia sambil ngeluarin sandwich dari plastiknya. “Masih kepikiran kejadian kemarin, ya?”

Gracia mengangguk. “Gue gak tau kenapa, tapi ada sesuatu yang aneh sama mereka. Kayaknya lebih dari sekadar senior yang keren.”

Anin menggigit sandwich-nya sambil berpikir. “Iya sih, gue juga ngerasa. Mereka kayak punya... kekuatan? Atau rahasia gede? Lo liat kan, senior-senior itu kabur cuma gara-gara Shani ngomong ‘pergi’. Gila gak sih?”

“Iya! Itu yang gue gak habis pikir,” Gracia menyeruput kopinya. “Tapi yang lebih aneh lagi, pas Shani ngomong ke gue, gue ngerasa kayak ada... hubungan atau apa ya, kayak kita udah kenal lama.”

Anin mendongak, kaget. “Serius lo? Wah, jangan-jangan lo punya kekuatan juga?!” Dia tertawa kecil, tapi Gracia cuma meringis.

“Ya nggak lah, Nin. Cuma perasaan gue aja. Tapi serius, kampus ini kayak punya sisi lain yang kita gak tahu.”

Anin mengangguk sambil mengunyah. “Yah, bisa jadi. Apalagi kalo lo denger rumor soal kampus ini. Katanya sering ada kejadian aneh yang gak bisa dijelasin.”

“Kayak apa?” Gracia mulai penasaran.

“Kayak... ya, mahasiswa yang tiba-tiba hilang, suara-suara aneh di malam hari, terus beberapa tempat di kampus yang katanya berhantu.”

“Berhantu?!” Gracia langsung tegang.

“Iya! Lo gak pernah denger? Gue sih pernah denger cerita dari senior di sini. Ada gedung tua di belakang kampus yang katanya tempat kejadian aneh-aneh. Gak banyak orang berani ke sana, apalagi malem-malem.”

Gracia merinding. “Jadi, lo pikir Crimson Reign ada hubungannya sama itu semua?”

Anin mengangkat bahu. “Gak tau juga. Tapi gue gak bakal kaget kalo mereka terlibat. Mereka keliatan kayak orang yang tahu lebih banyak dari kita soal kampus ini.”

Gracia mau nanya lebih lanjut, tapi tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara langkah cepat. Zee, salah satu anggota Crimson Reign, muncul entah dari mana dan langsung duduk di sebelah mereka.

“Hei, lo berdua,” kata Zee tanpa basa-basi. “Kalian masih aman, kan?”

Gracia dan Anin saling pandang, bingung. “Aman? Maksud lo?” tanya Gracia akhirnya.

Zee menatap mereka dengan serius, berbeda jauh dari kesan santai yang biasanya dia tunjukkan. “Setelah kemarin, gue cuman mau pastiin aja kalo kalian gak ada masalah lagi sama senior-senior itu.”

Anin menelan ludah. “Iya, kami aman kok. Setelah kalian muncul, mereka gak ganggu kita lagi.”

Zee mengangguk, lega. “Bagus. Tapi lo harus tau, di kampus ini ada banyak hal yang lebih berbahaya daripada senior sok jagoan. Jangan terlalu penasaran sama Crimson Reign, oke?”

Gracia terdiam sesaat, tapi akhirnya bertanya, “Kenapa? Kalian kan nolongin kita kemarin. Gue malah jadi penasaran sama kalian.”

Zee tersenyum tipis. “Penasaran itu bisa bawa lo ke tempat-tempat yang gak lo harapkan. Gue gak mau kalian terseret ke masalah yang lebih dalam. Ada alasan kenapa Crimson Reign gak boleh terlalu dikenal di kampus ini.”

Anin yang dari tadi diem tiba-tiba nyeletuk, “Eh, Zee, kalian tuh... punya kekuatan, ya?”

Zee mengangkat alis, lalu tertawa. “Hah, kekuatan? Kayak superhero gitu maksud lo?”

Anin mengangguk, sedikit malu. “Ya, kayak gitu.”

“Hmm, gimana ya...” Zee bersandar di kursi dan memainkan sendok di tangannya. “Gue gak bisa jawab itu. Kalian bakal tau sendiri nanti, kalo waktunya tepat.”

Gracia yang semakin penasaran bertanya lagi, “Tapi kenapa kalian bantu kita kemarin? Apa semua mahasiswa baru kalian bantuin?”

Zee menatap Gracia lebih dalam, seakan mencoba membaca pikirannya. “Kita bantu siapa aja yang perlu dibantu. Dan lo...” Dia berhenti sebentar, seolah menimbang kata-katanya. “Lo berbeda, Gracia.”

Gracia tertegun. “Maksud lo?”

Zee tersenyum lagi, kali ini lebih hangat. “Gue cuma bilang lo harus hati-hati. Ada sesuatu dalam diri lo yang mungkin lo sendiri belum sadari.”

Sebelum Gracia sempat bertanya lebih jauh, Zee berdiri. “Oke, gue harus pergi. Jangan lupa, hati-hati sama apa yang lo cari, Gracia. Kadang, jawaban bisa lebih berbahaya dari pertanyaan.” Zee melangkah pergi, meninggalkan Gracia dan Anin yang masih melongo.

Anin menatap Gracia dengan tatapan penuh teka-teki. “Lo denger gak tadi? Dia bilang lo berbeda! Kayaknya ada sesuatu deh sama lo.”

Gracia menggeleng, masih bingung. “Gue juga gak ngerti. Tapi dari cara Zee ngomong, gue ngerasa Crimson Reign gak sembarangan. Mereka tau sesuatu yang kita gak tau.”

Anin menatap ke arah pintu keluar kantin, tempat Zee menghilang. “Lo bakal cari tau lebih jauh?”

Gracia terdiam sejenak, menimbang apa yang harus dia lakukan. “Kayaknya, gue harus cari tau. Ada sesuatu yang aneh di kampus ini, dan gue rasa gue terlibat lebih dalam dari yang gue pikir.”

Anin tersenyum kecil. “Ya udah, gue dukung lo. Tapi jangan lupa, gue bakal selalu ada buat lo, kalo situasi makin gila.”

Gracia tersenyum. “Thanks, Nin. Kita bakal hadapin ini bareng-bareng.”

Mereka berdua menyelesaikan makanan sambil sesekali ngobrol ringan, tapi di balik percakapan santai itu, pikiran Gracia terus berkutat pada satu hal: Crimson Reign. Siapa mereka sebenarnya? Dan apa yang Zee maksud dengan "lo berbeda"? Gracia tahu ini baru awal dari sesuatu yang lebih besar.

Behind Angkasa's Reign Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang