LUNA berdecih pelan saat membaca balasan singkat dari si penyedia jasa layanan Wake-Up Call itu. Yeah, jutek seperti biasa. Agaknya, sikap itu memang sudah mendarah daging di tubuhnya.
Gadis itu menarik bilah status pada layar ponsel, lalu mematikan mode silent. Ia memang biasa mendiamkan nada dering karena merasa lebih nyaman seperti itu. Namun, kali ini, ia rela menyalakannya. Tentu saja, demi keberhasilan misi bangun paginya.
Baru saja benda pipih ber-casing cokelat itu diletakkan di atas nakas, denting notifikasi pesan chat berbunyi. Mau tidak mau, Luna yang sudah merebah di kasur kembali bangkit untuk meraih ponselnya. Nama kontak 'Medida' terpampang di layar.
'Udah tidur?'
Luna mengernyit heran. Tumben banget, nih anak chat jam segini. Apa ada masalah?
Gadis itu akhirnya mengetikkan balasan.
'Baru mau. Kenapa?'
Tidak butuh waktu lama, bubble chat balasan Medida kembali muncul.
'Soal kartu nama Felix yang tadi siang lo tunjukin ke gue .... Lo nggak beneran bakal pake jasa dia, kan?'
Luna menelengkan kepala, berusaha menerka-nerka ke arah mana sebenarnya percakapan ini akan bermuara. Apakah Medida berubah pikiran? Apakah ia sudah bersedia membangunkannya seperti yang mereka bicarakan tadi siang di kantin?
Tapi, udah telat, batin Luna. Kemudian, ia mulai mengetik lagi.
'Jadi. Udah gue transfer juga.'
'WHAAAAT? ORDER LO DITERIMA? KENAPA GUE ORDER SEMINGGU LALU DITOLAAAKK???'
Luna auto mendelik melihat deretan huruf kapital yang Medida kirim. Ini caps lock-nya jebol apa gimana, dah?
'Mana gue tau. Lagian, lo udah langganan dateng bareng Pak Robi buka gerbang, ngapain masih order jasa dia?'
'Ya modus-lah, cyiiiiinnn! Masa gitu aja lo ga paham, si? Kan, so sweeeet gitu, kalo bangun-bangun, yang pertama kali didenger suara sleep-call-able-nya si Felix!'
Luna tertawa pelan, lantas geleng-geleng kepala. Teman sebangkunya yang ia kenal hampir tiga minggu ini sepertinya benar-benar bucin akut sama si laki-laki jutek itu.
'Ya mungkin dia tau niat modus lo kali, makanya ditolak. Haha.'
Luna mengembalikan tampilan smartphone-nya pada layar awal. Balasan Medida muncul lagi di bar notifikasi. Gadis itu hanya meliriknya sekilas, lantas meletakkan kembali benda pipih itu di nakas. Ia benar-benar harus tidur sekarang. Rasanya tidak perlu lagi membicarakan hal ini lebih jauh, apalagi kalau Medida sudah membawa-bawa nama ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKE-UP CALL
Teen Fiction"Oke. Pertama-tama, selamat datang di layanan 'Wake-Up Call'. Kenalin. Gue Felix, yang bakal bangunin lo selama seminggu ke depan. Kenapa cuma seminggu? Karena gue nggak mau lo manfaatin terus-terusan. Harapan gue, setelah perjanjian kerja sama ini...