BAGIAN 01

40 21 13
                                    


DON'T FORGET TO VOTE, AND COMMENT THIS STORY!

HAPPY READING!
.
.
.

~~~


01. TLC : Tes Masuk

Hari ini adalah hari sabtu, tepat di mana Chika harus pergi ke gedung pusat Bimantara High School yang berada di pusat kota untuk melakukan ujian masuknya. Sedari tadi arah pandangnya menuju jalanan di luar sana. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, itu semua karena hari ini adalah pelaksanaan ujian masuk sekolah barunya. Ia sudah belajar setiap hari hingga rasanya kedua matanya menjadi sangat lelah karena terus berada di hadapan buku serta komputer yang menyala setiap saat.

Dan juga ia menjadi sangat gugup karena kini sang ayah yang rela mengundur jadwal meetingnya hanya demi mengantarnya ke gedung pusat Bimantara High School.

"Dek, kamu udah belajar dulu, kan?" tanya Arman yang masih fokus dengan jalanan di depan sana.

Chika mengangguk singkat.

"Kali ini jangan kecewain Ayah, ya? Ayah berharap banyak sama kamu. Lagipula mendiang Bunda nyuruh kamu untuk melanjutkan sekolah di sana." Arman mulai sedikit melirik sang putri yang duduk di sebelahnya. Putri semata wayangnya yang begitu ia banggakan.

"Dulu kamu gak mau masuk sekolah pilihan Ayah, tapi sekarang apa pun yang terjadi, kamu harus bisa masuk BHS. Ayah percaya sama kemampuan kamu, kamu pasti bisa masuk sekolah itu. Ingat, usaha gak akan pernah mengkhianati hasil." Lanjut Arman seraya tersenyum simpul menatap sang putri.

"Iya," lirih Chika.

Kali ini, ia tidak akan membuat sang ayah kecewa padanya untuk kedua kalinya. Cukup di hari itu saja ia membantah usulan sang ayah. Kini, serumit dan sesulit apa pun soalnya nanti, ia akan berusaha semaksimal mungkin agar bisa lolos tes dan membanggakan sang ayah serta bunda yang telah lama berpulang ke pangkuan Tuhan.

Lama menunggu, akhirnya mobil Alphard milik Arman memasuki gedung bertingkat milik BHS. Setelah memarkirkan mobilnya bersama kendaraan lain, ayah dan anak itu turun dari mobil dan berjalan beriringan memasuki gedung.

Tempat yang mereka pijaki sekarang ini penuh dengan lautan manusia. Mulai dari remaja, orang tua bahkan para reporter pun ada di depan gedung besar ini. Namun, sayangnya para reporter itu tidak bisa masuk ke dalam gedung akibat para penjaga yang melarangnya. Selain daripada peserta yang akan mengikuti ujian hari ini, reporter atau siapapun itu dilarang masuk jika tidak ada keperluan yang mendesak.

Tetapi, sepertinya wali murid boleh diperkenankan untuk masuk ke dalam gedung itu. Namun, tetap saja mereka hanya boleh mengantar putra dan putrinya sampai di ruang tunggu. Selebihnya mereka tidak diizinkan untuk berada lebih lama di gedung besar itu.

"Lakukan yang terbaik untuk tes masuk kali ini!" Ujar Arman seraya menatap sang putri dari samping.

"Pasti."

Arman menepuk pelan pundak Chika sebanyak dua kali. Lantas pria dengan usia mencapai kepala empat serta sang putri semata wayangnya itu berhenti tatkala seseorang menghampiri keduanya.

Kemudian, terlihat salah seorang staff parempuan dengan id card yang terdapat di lehernya tersenyum simpul menatap Chika serta Arman. Staff itu kemudian menyatukan kedua tangan seraya sedikit membungkukkan badannya.

"Mohon maaf Bapak, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Bimantara High School dan juga peraturan yang telah lama berlaku, kami tidak memperkenankan para wali calon siswa untuk melihat anaknya mengikuti tes. Itu semua dilakukan agar menjaga fokus anak dalam mengerjakan soal yang akan mereka kerjakan nanti. Dan juga hal tersebut kami lakukan agar tentunya tetap bisa menjaga privacy sekolah serta beberapa alasan yang tidak bisa kami ungkapkan secara terbuka. Mohon kerja samanya." Tutur staff perempuan itu dengan di akhiri senyuman kecilnya.

THE LEADER CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang