PERMULAAN

53 26 48
                                    

Hallo semua, setelah mengalami banyak pertimbangan akhirnya aku rombak besar-besaran cerita yang lama. Dan sekarang cerita ini udah bener-bener final untuk aku publish.

HAPPY READING!
.
.
.

~~~

00. TLC : BIMANTARA HIGH SCHOOL

Bimantara High School adalah sekolah yang masuk ke dalam kategori jajaran sekolah elit terbaik di Indonesia. Sekolah ini cukup terkenal karena para alumninya berhasil memasuki univertitas terbaik di dalam negeri maupun luar negeri. Bimantara High School atau yang sering kali disebut dengan BHS ini terletak sedikit jauh dari jalanan utama kota. Sekolah elit ini berada tepat di depan danau yang cukup luas. Kemudian di samping kiri serta kanan terdapat pepohonan yang menjulang dengan tinggi dan mengelilingi hampir seluruh bagian sekolah.

Meskipun dikelilingi oleh pepohonan yang begitu menjulang dengan tinggi, tetapi gedung-gedung di sekolah ini cukup terbilang berkelas dengan arsitekturnya yang begitu mengesankan.

Bimantara High School menganut sistem asrama sejak puluhan tahun yang lalu. Sama seperti sekolah asrama lainnya, BHS juga tentunya memisahkan antara asrama putra dan putri.

Semenjak sekolah elit ini berdiri dari puluhan tahun yang lalu, hampir seluruh gedung di sekolah ini tidak ada yang berubah, mungkin hanya beberapa gedung saja yang dilakukan renovasi ulang agar tetap kokoh dan terlihat baru seperti saat pertama kali berdiri.

Bimantara High School menyediakan fasilitas yang begitu lengkap sehingga dapat memenuhi kebutuhan para siswanya. Tak heran, untuk bisa sekolah di sekolah mewah ini perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar. Lalu, BHS juga memiliki program beasiswa bagi anak-anak berprestasi yang ingin bersekolah di sekolah ini. Program ini cukup membantu dan meringankan para anak beasiswa karena BHS membiayai seluruh fasilitas dengan satu syarat, yakni nilai mereka harus tetap berada di atas, sesuai dengan nilai standar yang telah ditetapkan oleh BHS. Namun, salah satu kekurangan program beasiswa ini adalah kouta yang terbatas, hanya sekitar sepuluh orang saja dari seluruh peserta beasiswa yang mendaftar.

Sekolah ini juga menerapkan jam malam, yang mana setiap pukul sembilan malam maka seluruh siswa maupun siswi wajib sudah berada di dalam kamar asramanya masing-masing. Apabila melanggar peraturan maka akan mendapatkan pengurangan poin yang nantinya akan berpengaruh ke dalam nilai rapor siswa.

Bimantara High School tidak mentoleransi siswa yang melanggar peraturan yang telah di tetapkan sedari dulu. Semua warga sekolah di sama ratakan. 

Kemudian, setiap satu bulan sekali mereka di perbolehkan untuk keluar pada hari jum'at dan wajib kembali ke sekolah pada hari minggu. Sistem ini mereka terapkan karena tidak ingin terlalu menekan siswa di dalam ruang lingkup sekolah yang berisikan anak-anak ambisius.

Untuk bisa masuk ke dalam Bimantara High School perlu melakukan tes terlebih dahulu yang di adakan di salah satu gedung pusat BHS yang berada tepat di tengah kota. Tes ini terdiri dari tes psikotes dan ujian dengan 150 soal yang terdiri dari gabungan mata pelajaran umum. Tes ini di adakan supaya mengukur seberapa mampu siswa untuk bisa beradabtasi di lingkungan Bimantara High School. Serta menilai siapakah yang memang pantas untuk berada di BHS dan menjadi salah satu murid sekolah bergengsi di Indonesia.

Banyak sekali peraturan yang tidak boleh siswa langgar. Dan hal itu pula yang menjadikan Bimantara High School di juluki dengan "Sekolah dengan peraturan yang ketat".

~~~

"Pendaftaran siswa/i Tahun Ajaran Baru Bimantara High School resmi dibuka. Seluruh siswa maupun siswi SMP yang baru saja lulus mulai kembali disibukkan oleh pendaftaran untuk bisa masuk dalam sekolah bergengsi tersebut."

Tajuk berita hari ini yang di siarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi membahas tentang pendaftaran peserta didik baru di Bimantara High School.

Dua orang remaja yang sedang menghabiskan waktu luang di ruang tamu sibuk mendengarkan dengan baik berita yang sedang hangat di perbincangkan oleh khalayak ramai saat ini. Ralat, sepertinya hanya satu orang saja, sebab remaja laki-laki yang duduk di samping seorang gadis lebih memilih makanan yang berada dihadapannya.

Seorang remaja laki-laki menolehkan kepalanya, melirik sekilas sang sepupu yang tidak mengeluarkan sepatah kata pun sejak layar televisi di depan sana mulai menampilkan beritanya. Gadis itu mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh reporter di layar televisi.

"Serius banget, sih." Laki-laki itu menyikut pelan lengan sang sepupu yang dibalas tatapan sinis oleh orang yang berada di sampingnya. Laki-laki itu lantas terkekeh pelan.

"Eh, tapi serius lo beneran mau masuk BHS?" Pertanyaan itu kembali dilayangkan oleh remaja laki-laki itu untuk kesekian kalinya, ralat, untuk yang ke puluhan kalinya.

"Iya."

"Serius, Chi? Masuk sana?"

"Iya, kenapa, sih? Nanya mulu deh, kaya burung beo tau," ujar gadis yang terus mendapatkan pertanyaan sama setiap saat itu dengan nadanya yang terdengar malas untuk menjawab pertanyaan sama setiap saat.

"Gak papa sih, cuma emang lo betah tinggal di asrama kaya gitu? Kalau gue, sih, kayanya gak bakalan betah, apalagi tuh sekolah peraturannya ketat banget."

Chika memutar bola mata malas. Ia sudah jengah dengan pertanyaan yang berulang kali ia dengar dari mulut sang sepupu, Daniel.

"Yang sekolah kan aku, Niel. Kenapa kamu yang heboh gitu, sih?" Chika mengangkat alisnya seraya menatap malas Daniel.

Laki-laki yang tengah mengambil cookies cokelat yang berada di atas meja itu tersenyum lebar. "Kan sebagai sepupu yang baik hati, tampan, dan rajin menabung ini hanya ingin memastikan kebenaran yang ada. Lagian, seinget gue itu bukannya sekolah tempat almarhumah Tante Anetha ngajar dulu, kan?"

Chika mengangguk singkat seraya mengamati foto keluarga yang terpajang di dinding ruang keluarganya. "Iya, aku pengen penuhin satu permintaan terakhir dari Bunda. Selama ini aku belum bisa jadi anak yang bisa di banggakan sama Ayah dan Bunda. Mungkin, dengan aku sekolah di sana bakalan buat Bunda tenang di alamnya."

Daniel yang sibuk mengunyah makanannya itu menatap sinis sang sepupu. Gadis dengan sejuta prestasi itu menganggap bahwa dirinya tidak bisa dibanggakan? Lalu piala yang terpajang di lemari besar di sudut ruangan itu apa? Hanya pajangan saja?

Benar-benar definisi 'merendah untuk meroket'.

"Terserah lo dah, tapi gue nanti bakalan kesepian kalau gak ada sepupu dugong gue, gimana dong?" Daniel menampilkan wajah melasnya pada Chika yang mana membuat anak perempuan yang sebentar lagi jadi siswa SMA itu mendengus geli karena wajah Daniel yang terlihat lucu.

"Dugong ngatain dugong," ledek Chika.

Kemudian mereka berdua tertawa karena saling melemparkan candaan yang terkesan konyol. Siang itu juga, tawa mereka menjalar ke seluruh penjuru rumah, membuat suasana rumah Chika yang terasa hampa mulai kembali sedikit hidup.

Namun, tawa itu mungkin hanya akan bertahan di awal saja. Karena setelah hari ini berakhir, maka semuanya akan berubah 180°.

—TBC—

THE LEADER CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang