BAGIAN 05

5 2 0
                                    

Tolong vote dan comment, karena satu vote dan comment kalian itu sangat berarti guys...

HAPPY READING GUY'S!
.
.
.

~~~

"Apabila berkata adalah perak, maka diam adalah emas."

05. TLC : Tour in Bimantara High School

Para siswa baru dengan seragam kaos putih yang dilapisi oleh jas alamamter berwarna merah maroon, serta bawahan berwarna hitam mulai berbondong-bondong keluar dari aula BHS yang berada di gedung utama. Wajah mereka terlihat lebih antusias karena akhirnya waktu yang di tunggu-tunggu telah tiba.

Yakni menapaki tiap titik sudut gedung BHS.

Yang menjadi pemandu kali ini ialah seluruh anggota OSIS yang sudah rapi dengan pakaian khasnya serta pin keanggotaan OSIS yang diberikan secara langsung oleh kepala sekolah. Pin khusus yang menjadi kebanggaan mereka.

Pada hari ini, di Bimantara High School hanya ada 393 siswa baru beserta anggota OSIS, beberapa dewan guru, serta staff administrasi yang berada di dalam gedung utama. Para siswa dan siswi kelas 11 dan 12 baru akan kembali ke sekolah esok harinya. Masih ingin menikmati waktu libur yang sebentar lagi akan habis.

Semua siswa tampak bersemangat saat dituntun oleh para anggota OSIS. Mereka mulai membagi tim dengan tiap timnya yang berjumlah sekitar 12 orang untuk siswa reguler. Sementara ke-9 anak dengan pin berlambangkan angka satu yang berada di dada sebelah kanan tampak terlihat saling diam, tidak ada yang membuka suara. Mereka menatapi seluruh murid yang berada jauh di depan mereka.

Sementara itu, salah satu anggota OSIS perempuan tampak terlihat ragu mendekati ke-9 anak yang diberikan penghargaan tadi. Ia meneguk ludah, otaknya berpikir keras untuk mencari topik yang sesuai dengan mereka. Meskipun ia senior, tetapi aura dingin yang dipancarkan oleh mereka begitu amat terasa. Diliriknya teman anggotanya yang lain, mereka sudah lebih dahulu berjalan bersama timnya. Ia menghela napas pelan.

Rinjani berjalan seraya menampilkan wajahnya yang terlihat gugup. Namun, sekuat tenaga ia mulai menutupi rasa gugupnya dengan sebuah senyumannya yang ia terbitkan. Jujur saja, ini adalah tugas pertamanya sebagai OSIS.

Namun, tiba-tiba saja sebuah tangan mendarat dipundak gadis itu—menepuk pelan. "Jan, bisa tolong gue sebentar?" Rinjani menoleh. Ia mendapati Alvin yang baru saja menepuk pelan pundaknya.

ia lalu mengangguk, "Boleh."

Diliriknya sembilan anak yang berdiri dipojokan sana, seraya menghela napas ia mulai mengikuti langkah Alvin. Mungkin ia akan membantu Alvin terlebih dahulu, baru setelahnya ia menemui ke-9 anak itu.

Mereka—anak-anak The Leader Class—memilih diam ditempatnya berada. Sertifikat yang mereka terima dititipkan pada Bu Delandra. Nanti sehabis melihat gedung dan fasilitasnya, mereka akan mengambil kembali penghargaan tersebut.

Elvaro bersender pada dinding dengan menyilangkan kedua tangannya. Matanya yang setajam elang terus memperhatikan gerak-gerik gerombolan siswa siswi yang mulai menyebar bersama kakak pemandunya.

Aric melirik sekilas pada Elvaro. Ia lalu ikut menyandarkan tubuhnya di samping Elvaro.

"Well, kita ngapain di sini?" Zelina mulai membuka obrolan.

"Nungguin kakak pemandunya? Mungkin ...," jawab Kiran dengan ragu.

"Gue juga tahu bodoh. Maksud gue, nih orang yang mandu kita lama banget? Gak tau apa gue pegel berdiri." Zelina menatap sinis Kiran.

THE LEADER CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang