BAGIAN 06

6 2 0
                                    


Doubls up nih guysss, jadi tolong vote dan comment yaaa, karena satu vote dan comment kalian itu sangat berarti guys...

HAPPY READING GUY'S!
.
.
.

~~~

06. TLC : Hari pertama masuk

Chika menatap cermin yang terdapat pada dinding kamar asramanya. Ia tengah merapikan seragam barunya. Hari ini adalah hari senin, hari pertama ia belajar di Bimantara High School. Matanya melirik benda yang berada di atas meja. Kakinya mulai menghampiri meja lalu mengambil sesuatu yang terletak di atasnya.

Sebuah pin dengan logo angka 1 yang berada tepat di tengahnya. Gadis itu juga mengambil name tag miliknya. Ia kembali berjalan menuju cermin. Dengan teliti ia memasangkan name tag miliknya pada almamater merah maroon yang ia kenakan. Tepat setelahnya, ia kembali memasangkan pin khusus miliknya di atas name tag yang baru saja ia pakai.

Chika menarik kurva tipis. Ia merapikan sedikit anakan poni yang menutupi pelipisnya. Di rasa sudah rapi, ia lalu membalikkan badan—menatap Brigitta yang belum juga siap.

"Bri, kenapa belum siap-siap?" Chika mulai melangkahkan kakinya menuju gadis bersurai pendek itu.

"Gampang itu mah," Brigitta tampak sedang sibuk memperhatikan pin miliknya. Matanya terus menelisik pin yang ia pegang sedari tadi.

Chika mendudukkan diri di ranjang milik Brigitta. Ranjangnya dan ranjang Brigitta memanglah terpisah.

"Kamu ngapain, sih? Perasaan dari semalem ngeliatin pin terus, deh." Chika yang penasaran dengan apa yang dilakukan oleh kawan sekamarnya itu mulai bertanya.

Brigitta menghela napas pelan. Ia mulai menaruh pin miliknya di atas ranjang. Ia memutar tubuh hingga kini saling berhadapan dengan gadis yang sudah rapi itu. "Perasaan waktu kakak gue sekolah di sini nggak pernah tuh denger ada yang namanya The Leader Class. Kenapa pas gue masuk tuh kelas ada, ya?"

"Kakakmu bukannya udah lulus 4 tahun yang lalu? Wajar nggak, sih, kalau kamu baru tahu? 'Kan kelas ini memang baru ada sekitar 2 tahun yang lalu," jawab Chika.

Brigitta menggerakkan kepalanya paham. Ia lalu bangkit dan menepuk pelan pundak sang kawan. "Iya juga, ya. Abang gue kan alumni lama."

"Bri, kira-kira wali kelas kita siapa, ya? Penasaran banget aku." Chika mengamati kawannya yang sedang bersiap-siap. Matanya tak lepas memperhatikan setiap gerak-gerik Brigitta.

"Enggak tau gue, Chi. Ya moga aja gurunya baik," sahut Brigitta.

Brigitta yang sudah selesai langsung membalikkan badannya. Ia teringat akan sesuatu. "Oit, nyokap lo dulunya guru di sini?"

"Iya, kenapa emang?"

"Nggak papa, sih. Gue nanya doang."

Chika mengangkat alisnya heran.

"Nama nyokap lo siapa dah? Terus dulu beliau ngajar apa di sini? Nyokap lo ngajar di sini udah lama? Kira-kira abang gue kenal gak, ya, sama nyokap lo?" Rentetan pertanyaan itu memenuhi gendang telinga Chika.

Chika terdiam sebentar. Jika menyangkut tentang sang bunda rasanya ia seperti kembali di tikam oleh ratusan belati yang menghunusnya. Kepalanya kembali mengingat bagaimana saat itu sang bunda yang hanya bisa ia temui di liburan akhir semester memintanya untuk segera kembali ke Indonesia. Masih melekat di memorinya saat bagaimana Anetha yang terlihat segar bugar justru terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan alat penunjang kehidupan akibat sebuah kecelakaan yang menimpa ibunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE LEADER CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang