Bab 3: Rahasia Hutan

9 7 0
                                    

Selama penelitiannya, Dr. Tyrion Gandalf atau Rion menghabiskan banyak waktu menjelajahi hutan sekitar kota Aldritch. Sementara penduduk kota memberikan berbagai reaksi terhadap pencariannya, Rion tetap fokus pada investigasinya, berusaha memahami lebih dalam tentang Butterlie. Dalam pencariannya, dia menemukan jejak-jejak kuno di hutan yang mengarah pada sebuah penemuan mengejutkan.

Jejak-jejak ini berupa ukiran-ukiran kuno di batu-batu besar dan sisa-sisa struktur bangunan yang terkubur di dalam lumut dan dedaunan. Dari petunjuk ini, Rion mulai menyadari bahwa Butterlie mungkin lebih dari sekadar makhluk mitos. Ukiran-ukiran itu menggambarkan Butterlie dengan sayap bersinar dan simbol-simbol yang menunjukkan kekuatan magis yang besar.

Lebih jauh lagi, Rion menemukan petunjuk tentang keberadaan kuil tersembunyi di dalam hutan—sebuah tempat yang dulunya digunakan oleh penduduk lama untuk menyembah Butterlie sebagai penjaga dimensi yang berbeda. Kuil ini tampaknya telah ditinggalkan dalam keadaan tergesa-gesa. Ruins yang ditemukan menunjukkan bahwa tempat itu dulu adalah pusat pemujaan, dengan altar-altar yang rusak dan simbol-simbol kuno yang hampir tidak terbaca. Ketika Rion mengeksplorasi lebih jauh, dia menemukan bahwa kuil ini kosong dan tampak seperti telah ditinggalkan secara mendadak. Ketiadaan orang dan kondisi yang tergesa-gesa ini menimbulkan pertanyaan tentang apa yang mungkin telah terjadi dan mengapa tempat yang begitu penting bagi Butterlie tiba-tiba ditinggalkan.

Setelah beberapa hari menjelajahi hutan di sekitar Aldritch, Dr. Tyrion Gandalf mulai menyadari adanya sesuatu yang tidak biasa. Di balik pepohonan yang lebat dan kabut pagi yang membingungkan, dia menemukan jejak-jejak kuno yang tersembunyi di antara lumut dan dedaunan. Jejak ini berupa ukiran-ukiran kuno pada batu-batu besar yang tersebar di hutan, menggambarkan gambar Butterlie dengan sayap yang berkilauan dan simbol-simbol misterius.

Rion memandang ukiran-ukiran itu dengan penuh rasa ingin tahu. Setiap gambar tampaknya menceritakan kisah dari masa lalu, menunjukkan Butterlie sebagai makhluk yang dihormati dan disembah. Salah satu ukiran menggambarkan Butterlie terbang di antara dua dunia, seolah-olah mereka adalah penjaga antara dimensi yang berbeda.

Dengan petunjuk ini, Rion mengikuti jejak yang lebih dalam ke dalam hutan. Setelah beberapa jam berjalan melalui belantara yang semakin lebat, dia akhirnya menemukan sesuatu yang sangat mengejutkan—sebuah kuil tersembunyi yang hampir sepenuhnya tertutup oleh vegetasi. Struktur bangunan kuno ini terletak di sebuah dataran tinggi, dikelilingi oleh pohon-pohon besar yang menambah kesan misterius.

Kuil itu memiliki desain yang megah meskipun sudah rusak. Altar-altar di dalam kuil tampak usang, dengan simbol-simbol kuno yang hampir tidak bisa dibaca. Beberapa bagian dari dinding kuil dihiasi dengan gambar-gambar Butterlie yang sama dengan yang dia temui di luar. Kuil ini jelas merupakan tempat pemujaan yang pernah penting, namun sekarang kondisinya sangat menyedihkan.

Rion dengan hati-hati menjelajahi setiap sudut kuil, berusaha memahami mengapa tempat ini ditinggalkan. Ada rasa mendalam bahwa sesuatu telah terjadi dengan sangat cepat, seolah para penyembah meninggalkan kuil ini dalam keadaan tergesa-gesa. Tidak ada tanda-tanda aktivitas manusia baru-baru ini—hanya debu dan kerusakan yang mengindikasikan bahwa tempat ini telah lama ditinggalkan.

Di tengah-tengah ruangan utama, Rion menemukan sebuah altar besar dengan lambang Butterlie di tengahnya. Namun, saat dia mendekat, dia merasakan sesuatu yang aneh. Ada kekuatan yang mengalir di sekitar altar, sesuatu yang tidak bisa dia jelaskan dengan logika ilmiah. Itu adalah perasaan yang sama yang dia rasakan saat melihat Butterlie di malam hari.

"Kenapa tempat ini ditinggalkan?" Rion bertanya pada dirinya sendiri, tatapannya berkeliling ruangan. "Apa yang membuat mereka meninggalkan tempat ini begitu mendadak?"

Pertanyaan ini menggantung di udara saat Rion mengumpulkan catatan dan foto dari penemuan ini. Dia tahu bahwa dia telah menemukan sesuatu yang signifikan—sesuatu yang bisa mengubah pemahamannya tentang Butterlie dan hubungan mereka dengan dunia di sekelilingnya. Namun, jawabannya tampaknya masih berada di luar jangkauan, tersembunyi di balik lapisan misteri yang semakin dalam.

Rion meninggalkan kuil dengan rasa campur aduk—keingintahuan yang mendalam dan perasaan bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang menunggunya. Dia tahu bahwa penemuan ini hanya sebagian kecil dari gambaran keseluruhan. Kuil ini, dengan semua rahasia dan kekuatan yang tersimpan di dalamnya, mungkin merupakan kunci untuk mengungkap kebenaran yang lebih dalam tentang Butterlie dan dunia yang mereka jaga. 

Setelah menjelajahi kuil dan mengumpulkan catatan, Dr. Rion kembali ke kota Aldritch dengan pikiran penuh pertanyaan. Dia merasa semakin yakin bahwa penemuan ini merupakan bagian dari teka-teki besar yang perlu dipecahkan. Sesampainya di kota, dia menuju ke pasar untuk mencari beberapa penduduk yang mungkin bisa memberikan lebih banyak informasi tentang kuil dan Butterlie.

Dia menemukan seorang wanita tua, Ibu Elara, yang dikenal sebagai salah satu orang yang paling tahu sejarah kota. Dengan hati-hati, Rion menghampirinya, mencoba menangkap perhatian wanita itu yang sedang duduk di kursi kayu dekat toko rempah.

"Ibu Elara," sapa Rion dengan lembut, "aku baru saja menemukan sesuatu yang menarik di hutan—sebuah kuil kuno. Aku ingin tahu apakah ada yang tahu tentang tempat itu."

Ibu Elara menatapnya dengan tatapan tajam, seolah mencoba menilai niat Rion. "Kuil kuno, katamu? Itu adalah tempat yang lama terlupakan. Dulu, banyak orang percaya bahwa Butterlie adalah penjaga dari dimensi lain, dan kuil itu adalah pusat dari pemujaan mereka."

Rion mengangguk. "Ya, aku menemukan ukiran-ukiran kuno dan altar yang sepertinya digunakan untuk pemujaan. Tapi, kuil itu tampaknya telah ditinggalkan dalam keadaan tergesa-gesa. Apakah kau tahu apa yang terjadi?"

Ibu Elara menghela napas berat. "Ada legenda lama tentang masa ketika kuil itu hancur. Katanya, ada kekuatan besar yang menyebabkan para penyembah melarikan diri. Mereka percaya bahwa Butterlie—atau lebih tepatnya, sesuatu yang lebih gelap dari Butterlie—mengancam mereka."

Rion terkejut. "Sesuatu yang lebih gelap dari Butterlie? Apa maksudmu?"

"Iya," lanjut Ibu Elara, suaranya bergetar. "Ada cerita tentang makhluk yang mencoba menguasai Butterlie. Makhluk ini ingin mengendalikan kekuatan yang ada di balik dimensi itu. Para penyembah merasa terancam, dan dalam panik, mereka meninggalkan kuil. Beberapa percaya bahwa makhluk itu masih ada, menunggu waktu yang tepat untuk bangkit kembali."

Rion merasa keringat dingin di dahinya. "Jadi, Butterlie mungkin bukan hanya makhluk penjaga, tetapi juga bagian dari sesuatu yang lebih besar dan lebih menakutkan?"

Ibu Elara mengangguk perlahan. "Itulah sebabnya, banyak orang yang tahu tentang ini memilih untuk tetap diam. Mereka takut jika informasi ini tersebar, sesuatu yang lebih buruk akan terjadi."

Rion berdiri di sana, mencerna semua informasi baru yang telah dia terima. "Terima kasih, Ibu Elara. Aku akan memikirkan apa yang kau katakan."

Saat Rion meninggalkan pasar, pikirannya semakin terbenam dalam kegelapan yang baru saja terungkap. Seluruh pencariannya tampak semakin rumit, dengan ancaman yang lebih besar dari yang pernah ia bayangkan. Butterlie, yang dulunya tampak hanya sebagai makhluk mitos, kini terhubung dengan kekuatan dan ancaman yang jauh lebih besar.

Dia tahu bahwa untuk mengungkap seluruh kebenaran, dia harus melangkah lebih jauh—dan mungkin menghadapi sesuatu yang jauh lebih menakutkan daripada yang pernah dia bayangkan.

-Bersambung-

-Bersambung-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Butterlie: Misteri di Antara SayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang