Bab 15: Kemunduran berujung kekalahan

2 2 0
                                    

Rasa keputusasaan meliputi Rion dan Aponi saat mereka terbaring di tengah-tengah kegelapan yang menyelimuti kuil. Kekuatan gelombang energi gelap tampaknya tak terhentikan, dan mereka hampir menyerah pada nasib mereka. Namun, di tengah-tengah kehampaan, sesuatu yang mengejutkan terjadi.

Sebuah suara bergema di dalam kegelapan, bergetar di sekitar mereka dengan kekuatan yang hampir memekakkan telinga. "Apa yang kalian lakukan adalah ancaman bagi keseimbangan dunia kami. Kegelapan ini tidak akan bertahan selamanya!"

Suara itu berasal dari dalam kegelapan, dan tiba-tiba, energi gelap di sekitar mereka mulai bergetar. Kegelapan yang menyelimuti kuil tampaknya bergetar dan menggeliat, seolah ada kekuatan lain yang sedang melawan entitas misterius yang selama ini mengancam mereka. Rion dan Aponi merasakan gelombang energi yang kuat, yang membuat kegelapan mulai mundur sedikit demi sedikit.

"Ini... apa yang sedang terjadi?" tanya Aponi dengan suara yang lemah, tatapannya penuh kekhawatiran dan keheranan. Rion mencoba berdiri, meskipun tubuhnya terasa sangat lemah. Dia memusatkan perhatian pada kegelapan yang mundur, berusaha memahami apa yang sedang terjadi.

Kegelapan yang mengelilingi mereka semakin menjauh, seolah ada kekuatan luar yang sedang memaksa entitas misterius untuk mundur. Cahaya dari simbol-simbol kuno mulai bersinar lagi, meskipun masih redup. Namun, kehadiran energi gelap yang begitu dominan sebelumnya kini mulai berkurang.

Rion dan Aponi memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan sisa-sisa kekuatan mereka. Mereka berdiri dengan susah payah, berusaha memfokuskan energi mereka untuk memperkuat cahaya yang ada. Cahaya yang mulai muncul kembali tampaknya melawan kegelapan yang mundur, memecah bayangan hitam yang sebelumnya hampir menelan semuanya.

"Cobalah untuk menggabungkan kekuatan kita dengan cahaya yang kembali muncul," kata Rion dengan suara yang penuh tekad. "Kita harus menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin!"

Dengan usaha terakhir, Rion dan Aponi mulai mengarahkan cahaya mereka ke arah kegelapan yang mundur. Mereka berusaha keras untuk mempertahankan energi positif dan menetralkan sisa-sisa kegelapan yang ada. Cahaya yang mereka ciptakan mulai memancar lebih terang, mengusir kegelapan dengan lebih efektif.

Namun, kegelapan yang mundur ini bukan tanpa perlawanan. Entitas misterius mengeluarkan teriakan marah, berusaha melawan kekuatan yang mengusirnya. Gelombang energi gelap terakhir mencoba menghantam mereka dengan kekuatan yang sangat besar, membuat Rion dan Aponi berjuang keras untuk mempertahankan cahaya mereka.

Saat kegelapan mulai mundur, Rion merasa sebuah kekuatan baru muncul dalam dirinya, seolah sesuatu yang telah lama tersembunyi mulai bangkit. Cahaya yang bersinar dari dalam dirinya semakin kuat, mencoba mengatasi sisa-sisa ancaman dari entitas misterius.

Tiba-tiba, kegelapan yang menyelimuti mereka surut dengan sangat cepat, meninggalkan ruang yang bersih dan terang. Entitas misterius mulai menghilang, suara teriakannya perlahan-lahan memudar. Namun, meskipun kegelapan telah mundur, ada rasa ketegangan yang menyelimuti mereka. Apa yang terjadi setelah kegelapan ini? Apakah ancaman sebenarnya sudah berakhir, atau ada sesuatu yang lebih besar menunggu mereka di depan?

Rion dan Aponi berdiri di tengah-tengah kuil yang hancur, mengamati kegelapan yang telah surut. Cahaya dari simbol-simbol kuno bersinar kembali, tetapi ada rasa tidak pasti di udara. Entitas misterius telah menghilang, tetapi pertarungan mereka belum sepenuhnya selesai. Masih ada banyak yang harus dipecahkan, dan ancaman yang lebih besar mungkin masih menunggu mereka.

Kegelapan yang menyelimuti kuil surut dengan kecepatan yang mengejutkan. Rion dan Aponi berdiri di tengah-tengah ruangan yang kini mulai terang, meskipun dinding-dinding kuil tetap hancur. Cahaya dari simbol-simbol kuno bersinar lebih cerah, mengusir sisa-sisa energi gelap yang tersisa. Kegelapan yang mengancam mereka tampaknya menghilang, meninggalkan hanya keheningan yang mencekam.

Entitas misterius, yang sebelumnya sangat mengancam, sekarang tidak lebih dari bayangan gelap yang memudar. Teriakan terakhir yang menggema perlahan-lahan lenyap, dan udara di sekeliling mereka mulai terasa lebih ringan. Rion dan Aponi saling menatap, kelelahan dan rasa lega yang campur aduk di mata mereka.

Rion mengambil napas dalam-dalam, merasa beban berat di pundaknya mulai berkurang. "Kita... kita berhasil," katanya dengan suara yang lemah. "Entitas itu... sudah pergi."

Aponi, meskipun kelelahan, memberikan anggukan persetujuan. "Kita berhasil mengalahkannya, tetapi harga yang harus kita bayar mungkin belum sepenuhnya kita ketahu," ucapnya, matanya meneliti reruntuhan kuil dan sisa-sisa energi yang bergetar di sekeliling mereka.

Dengan hati-hati, mereka mulai menjelajahi sisa-sisa kuil. Simbol-simbol kuno yang bersinar tampaknya mulai meredup, tetapi ada rasa kedamaian yang perlahan-lahan menggantikan rasa ketegangan yang sebelumnya menguasai tempat tersebut. Rion merasa bahwa entitas kegelapan yang sebelumnya begitu dominan kini tidak ada lagi, tetapi ada sesuatu yang aneh dan tidak dapat dijelaskan yang menyelimuti tempat itu.

Saat mereka melanjutkan penyelidikan, Rion dan Aponi menemukan sebuah ruangan kecil yang tersembunyi di balik dinding runtuh. Di dalamnya terdapat sebuah altar kuno yang masih bersinar dengan cahaya lembut. Di atas altar, terdapat sebuah buku tua yang tampaknya sangat berharga. Rion merasa dorongan kuat untuk mengambil buku itu, meskipun dia tidak tahu apa isinya.

"Ini mungkin bisa memberikan petunjuk lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya terjadi," kata Rion, mengulurkan tangannya untuk mengambil buku tersebut. Aponi mengawasi dengan hati-hati, merasakan aura misterius yang berasal dari buku itu.

Saat Rion membuka buku tersebut, halaman-halaman yang usang menunjukkan simbol-simbol kuno dan tulisan yang tampaknya menceritakan sejarah Butterlie dan kegelapan yang mengancam. Rion membaca dengan cermat, menyadari bahwa buku ini mungkin berisi informasi yang dapat membantu mereka memahami ancaman yang mereka hadapi.

Tiba-tiba, sebuah getaran lembut mengguncang ruangan, dan cahaya dari simbol-simbol kuno mulai bersinar lebih terang. Rion dan Aponi merasakan perubahan di sekitar mereka, seolah ada sesuatu yang baru muncul di dalam kuil. Ada rasa baru yang mengisi udara, tetapi mereka belum bisa menentukan apa itu.

"Ada sesuatu yang tidak beres," kata Rion, menatap dengan khawatir ke arah cahaya yang semakin terang. "Kita harus berhati-hati."

Aponi mengangguk, dan mereka melanjutkan untuk memeriksa ruangan dengan lebih hati-hati. Meskipun ancaman dari entitas kegelapan tampaknya telah berakhir, mereka merasakan bahwa perjalanan mereka belum selesai. Ada sesuatu yang lebih besar, dan mungkin lebih berbahaya, yang menunggu mereka.

-Bersambung-

-Bersambung-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Butterlie: Misteri di Antara SayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang