Bab 14: Titik balik

2 2 0
                                    

Rion merasa dunia di sekelilingnya berputar saat dia terjatuh ke tanah. Nyeri dan kelelahan menyelimuti tubuhnya, dan visinya mulai kabur. Di tengah kekacauan, dia bisa melihat Aponi yang terbaring tak bergerak di sisi lain ruangan, diliputi kegelapan dan bayangan hitam yang menyelimuti kuil. Entitas misterius berdiri di tengah-tengah semuanya, kehadirannya yang menakutkan menutupi seluruh ruang dengan kegelapan.

Rion berusaha keras untuk berdiri, mencoba mengabaikan rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya. "Aponi... Aku harus membantu..." bisiknya, suaranya hampir tidak terdengar di tengah gemuruh energi gelap. Dia merasakan tekanan yang luar biasa dari kegelapan di sekelilingnya, membuat setiap gerakan terasa seperti perjuangan melawan massa berat yang tak terlihat.

Dengan kekuatan yang tersisa, Rion mengarahkan tangannya ke simbol-simbol kuno yang bersinar lemah di sekitar mereka. Cahaya dari simbol-simbol tersebut meredup, dan gelombang energi gelap dari entitas misterius semakin mendekat, siap untuk menghancurkan semuanya. Setiap kali simbol-simbol itu berusaha bersinar lebih terang, bayangan hitam tampaknya menyerap cahaya tersebut, membuatnya semakin suram.

"Aku tidak bisa membiarkan semuanya berakhir di sini. Aponi, kamu tidak boleh kalah sekarang!" teriaknya, meskipun dia merasa suaranya tidak lebih dari bisikan di tengah badai. Rion merasa frustrasi dan hampir putus asa. Cahaya dari simbol-simbol kuno semakin memudar, dan entitas misterius semakin mendekat.

Di tengah kekacauan, Rion mendengar suara bisikan yang samar, seolah datang dari dalam dirinya sendiri. Suara itu seperti berusaha memberinya petunjuk. "Kekuatanmu... bukan hanya dari simbol. Kau punya sesuatu yang lebih... dalam dirimu..."

Rion berusaha keras untuk memahami suara tersebut. "Apa maksudmu?" tanyanya, namun suara itu tidak menjawab, hanya meninggalkan rasa kebingungan yang mendalam. Rasa bingung dan frustrasi menyelimuti pikirannya saat dia berusaha mencari cara untuk mengatasi kegelapan yang semakin mendalam.

Dia kemudian menyadari bahwa dia harus menggunakan lebih dari sekadar kekuatan simbol untuk melawan entitas tersebut. Dengan berani, Rion mengarahkan seluruh energinya ke dalam dirinya sendiri, mencoba untuk menemukan kekuatan yang lebih dalam. Cahaya dari dalam dirinya mulai bersinar, bergabung dengan cahaya dari simbol-simbol kuno yang mulai memudar.

"Rion! Kau bisa melakukannya!" teriak Aponi dengan suara yang lemah namun penuh harapan. Rion melihat Aponi yang mulai membuka matanya, berjuang untuk bangkit kembali. Cahaya dari simbol-simbol kuno dan energi dari dalam diri Rion mulai bersinar lebih terang, menciptakan pusaran cahaya yang kuat.

Namun, entitas misterius tampaknya tidak terpengaruh oleh usaha mereka. Dengan gerakan besar, ia melepaskan gelombang kegelapan yang mengalir ke arah Aponi dan Rion, mengancam untuk menghancurkan semua usaha mereka. Bayangan hitam menyelimuti mereka, menekan dan membuat mereka hampir tidak bisa bernapas. Gelombang energi gelap itu seperti gelombang tsunami yang datang, menghantam segala sesuatu di jalurnya.

Rion dan Aponi berjuang keras untuk mempertahankan cahaya mereka di tengah-tengah serangan yang intens. "Aponi, kita harus terus bertahan!" teriak Rion, merasa kelelahan yang semakin mendalam. Dia bisa merasakan tubuhnya mulai melemah, tetapi tekadnya untuk melawan tidak goyang.

Aponi, dengan napas tersengal-sengal, berusaha keras untuk berdiri dan memfokuskan energi terakhirnya. "Kita harus menemukan cara untuk mengalihkan kekuatan ini. Jika kita bisa menggabungkan energi kita dengan kekuatan simbol, kita mungkin bisa menetralkan kegelapan ini!"

Dengan satu dorongan terakhir dari kekuatan mereka, Aponi dan Rion berusaha menciptakan ledakan cahaya yang sangat kuat. Cahaya mulai membentuk pusaran yang semakin besar dan kuat, berusaha melawan tarikan gelap dari entitas misterius. Cahaya tersebut mulai mengusir kegelapan, menghancurkan bayangan hitam yang mengelilingi mereka dan mengarah ke pusat entitas misterius.

Butterlie: Misteri di Antara SayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang