Bab 2: Fenomena Malam

13 8 0
                                    

Setelah malam pertamanya di Aldritch, Rion menyaksikan fenomena aneh. Saat Butterlie terbang di bawah sinar bulan, dia melihat kilatan cahaya yang tidak biasa dan merasakan kehadiran kuat dalam pikirannya, seolah ada sesuatu yang mencoba berkomunikasi. Ketika dia menceritakan pengalamannya kepada penduduk, beberapa dari mereka memperingatkannya untuk tidak terlalu dalam mencari jawaban, sementara yang lain mendesaknya untuk melanjutkan.

Pagi di Aldritch datang dengan keheningan yang berat. Dr. Rion terbangun dengan perasaan ganjil yang sulit ia jelaskan. Kilatan cahaya dan perasaan kuat yang menguasai pikirannya pada malam sebelumnya masih menghantui. Apa yang sebenarnya ia lihat? Dan yang lebih penting, apa yang baru saja ia rasakan?

Dengan langkah cepat, ia berjalan menuju pusat kota. Ia butuh jawaban. Penduduk Aldritch sedang berkumpul di pasar kecil, melakukan aktivitas mereka sehari-hari. Mereka tampak akrab dengan ketenangan yang ada, namun Rion merasa di bawah permukaan kota ini, ada sesuatu yang lebih gelap.

Saat dia menceritakan pengalamannya kepada seorang pria tua yang duduk di dekat toko roti, tatapan pria itu berubah muram. "Kau sudah melihat Butterlie," katanya dengan suara pelan, hampir berbisik. "Tapi jangan salah, Nak. Bukan semua rahasia pantas diungkap."

"Bagaimana maksud Anda?" tanya Rion, ingin tahu lebih lanjut.

Pria itu menggeleng, matanya melintas ke arah hutan di kejauhan. "Ada hal-hal yang lebih baik dibiarkan tersembunyi. Butterlie mungkin indah, tapi mereka membawa hal-hal yang bisa menghancurkan lebih dari yang bisa kau bayangkan."

Namun, tak semua orang setuju dengan peringatan pria tua itu. Seorang wanita muda yang mendengar percakapan mereka menyela, suaranya bersemangat, "Tidak! Jangan dengarkan omong kosong itu. Butterlie memang ada, dan mereka bisa menjawab banyak pertanyaan. Kau harus terus mencari!"

Rion memandang wanita itu, tertarik dengan keberaniannya. "Apa yang membuatmu begitu yakin?"

Dia mengangkat dagunya, tatapannya tegas. "Ibuku dulu pernah melihat Butterlie ketika dia masih kecil. Sejak saat itu, dia percaya mereka adalah makhluk yang membawa pesan dari dunia yang tak terlihat. Banyak yang ketakutan, tapi aku tahu kebenaran ada di sana, tersembunyi di balik kilauan sayap mereka."

Rion mendapati dirinya terseret dalam dua pemikiran yang saling bertentangan. Di satu sisi, ada peringatan dari pria tua yang sudah jelas pernah melihat lebih banyak dari yang bisa ia ceritakan. Di sisi lain, wanita itu mewakili rasa ingin tahu yang membara, sama seperti yang Rion rasakan. Ada dorongan kuat di dalam dirinya untuk melanjutkan pencariannya, tapi ia juga merasakan bahaya yang terus membayangi.

Ia meninggalkan pasar dengan kepala penuh pertanyaan. Saat kembali ke penginapan kecilnya, ia memutuskan untuk mendokumentasikan pengalamannya. Sebagai peneliti, naluri pertamanya adalah mengumpulkan data, tetapi ini bukan seperti kasus-kasus biasa yang ia tangani. Ada sesuatu yang lebih mendalam, lebih personal tentang Butterlie ini. Sesuatu yang membuatnya merasa seolah ada yang mengawasi setiap gerakannya.

Sore hari mulai datang, dan Rion kembali ke hutan, tempat ia pertama kali merasakan kehadiran Butterlie. Pepohonan yang menjulang tinggi tampak lebih gelap dari biasanya, seolah hutan itu hidup dengan rahasia yang siap membelenggu siapa pun yang berani masuk. Tapi Rion tetap melangkah, rasa penasaran yang begitu besar mengalahkan rasa takut yang mulai merambat ke dalam dirinya.

Saat malam tiba, hutan kembali menjadi panggung misteri. Rion berdiri di tengah padang kecil yang terbuka, menunggu tanda-tanda keberadaan Butterlie. Udara terasa tebal, penuh dengan energi yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Tiba-tiba, ia melihatnya—cahaya lembut yang melayang di antara pepohonan. Butterlie.

Sayap-sayapnya berkilauan, memantulkan sinar bulan yang pucat. Namun kali ini, Rion merasakan lebih dari sekadar keindahan visual. Ada sesuatu yang menembus pikirannya, seperti bisikan halus yang mencoba menyentuh kedalamannya.

Butterlie: Misteri di Antara SayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang