Di tengah reruntuhan kuil yang hancur, suasana terasa dingin dan menekan. Aponi dan Rion berdiri berdampingan, napas mereka membentuk awan tipis di udara dingin. Walaupun mereka telah berhasil melarikan diri dari cengkeraman Nocturna, ketegangan tetap membayangi mereka.
Aponi merasakan getaran yang dalam di sekelilingnya, sebuah sinyal bahwa Nocturna masih ada, hanya menunggu kesempatan untuk menyerang. Cakrawala di luar kuil tampak memudar dalam kabut tebal, dan cahaya bulan yang sebelumnya menyinari hutan kini tersembunyi di balik awan gelap.
Rion mengalihkan pandangannya ke Aponi, wajahnya penuh dengan kecemasan. "Apa yang harus kita lakukan sekarang? Nocturna tahu kita ada di sini. Dia akan datang."
Aponi mengangkat kepalanya, matanya meneliti reruntuhan kuil yang tertutup lumut dan ilusi. "Kita harus memanfaatkan tempat ini. Kuil ini dulunya adalah pusat kekuatan Butterlie. Mungkin ada sesuatu di sini yang bisa membantu kita melawan Nocturna."
Rion menatap sekitar, berusaha mencari petunjuk. "Tapi apa yang bisa kita lakukan? Semua ini terlihat hancur dan tak berguna."
Aponi tidak menjawab, malah melangkah mendekati pusat kuil, tempat di mana reruntuhan lebih rapat. Di sana, di tengah kegelapan, terdapat sisa-sisa simbol-simbol kuno yang samar. Dengan hati-hati, dia mulai menyentuh simbol-simbol tersebut, seolah mencoba merasakan energi yang terkandung di dalamnya.
"Simbol-simbol ini..." Aponi bergumam, matanya berkilat-kilat saat dia menganalisis pola-pola tersebut. "Mereka mungkin mengandung kekuatan yang bisa mengusir Nocturna, tetapi kita perlu meriset ulang struktur magisnya."
Tiba-tiba, suara tawa dingin terdengar di luar kuil, mengganggu ketenangan malam. Nocturna tidak lagi bersembunyi. "Aponi, Rion," suaranya menggema di dalam ruangan. "Kalian mungkin bisa bersembunyi di sini, tapi tidak untuk lama. Kekuatan kalian sangat kecil dibandingkan dengan yang aku miliki."
Rion menelan ludah, merasa tekanan yang semakin meningkat. "Kita harus bertindak cepat. Apa yang bisa kita lakukan untuk menetralkan Nocturna?"
Aponi menatap Rion dengan tekad di matanya. "Kita harus mengaktifkan kekuatan kuil ini, tetapi ini akan memerlukan kombinasi kekuatan kita dan pengorbanan."
Dia lalu memusatkan perhatian pada simbol-simbol kuno, berusaha untuk memanipulasi energi yang ada di sekeliling mereka. Cahaya lembut mulai muncul dari simbol-simbol tersebut, membentuk pola-pola yang menari di udara.
Saat mereka bekerja, bayangan Nocturna mulai menyelimuti ruangan lebih erat, menciptakan suasana yang semakin menekan. Suara tawa mengerikan itu semakin mendekat, dan Rion merasakan ketegangan yang semakin memuncak.
Di luar kuil, Nocturna berdiri di batas bayangan, wajahnya tampak mengerikan dalam kegelapan. "Kalian pikir kalian bisa menahan kegelapan selamanya? Keseimbangan sudah terlalu jauh dari tangan kalian."
Aponi menatap simbol-simbol yang mulai bersinar lebih terang. "Kita tidak punya pilihan lain," katanya, suaranya dipenuhi keteguhan. "Jika kita gagal, dunia ini akan tenggelam dalam kegelapan selamanya."
Rion merasa keringat dingin mengalir di dahinya, matanya terpaku pada Aponi yang sedang berjuang. "Aponi, apakah ada cara lain untuk menangani Nocturna?"
"Ini satu-satunya cara," jawab Aponi, terus bekerja dengan simbol-simbol kuno. "Jika kita berhasil, kita mungkin bisa mengusirnya. Jika tidak, kita akan terperangkap di sini bersama kegelapan."
Dalam satu gerakan yang terkoordinasi, Aponi dan Rion akhirnya menyelesaikan ritual mereka. Simbol-simbol kuno bersinar dengan kekuatan yang memancar, membentuk penghalang magis yang mengarah keluar dari kuil. Cahaya yang keluar dari penghalang ini bersinar terang, menciptakan garis batas yang melawan bayangan kegelapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterlie: Misteri di Antara Sayap
Mystery / ThrillerDi sebuah kota kecil yang tersembunyi di balik hutan lebat, ada legenda tentang kupu-kupu bernama Butterlie. Kupu-kupu ini memiliki sayap berkilauan yang memantulkan cahaya bulan dan matahari. Namun, di balik keindahannya, Butterlie menyimpan rahasi...