Beberapa jam berlalu. Kirana mulai mengerjapkan mata. Perlahan mata gadis itu terbuka seutuhnya.
Dilihatnya sosok Muqodas berdiri sambil menghadap luar jendela. Tapi kali ini pria itu tidak menggunakan pakaian kerajaan. Melainkan memakai pakaian layaknya manusia biasa. Berkemeja dan celana kantor.
Seketika gadis itu pun terkejut." Siapa kauu!?" Tanya gadis itu memasang sikap waspada.
Seketika pria itupun membalikan tubuh bergegas menghampiri sang istri.
"Gimana keadaan kamu? Apa yang kamu rasakan saat ini?" Tanya Muqodas selembut mungkin. Tapi tetap dengan wajah khuatir.
Kirana mengetinyitkan dahi menatap sosok pria yang saat ini mendekati dan mengelus lembut puncak kepalanya. Walau bagaimanapun dia terpukau melihat Muqodas dalam penampilan ini. Bisa dia bayangkan saat ini Muqodas seperti Presdir kaya dengan pakaian formal itu.
"Ng-ngak.. aku ngak papa.." jawabnya kaku.
Muqodas bisa bernafas lega. Perlahan dia duduk disisi ranjang menghadap Kirana. Dia tidak menyadari saat ini Kirana menatapnya tanpa berkedip sedikit pun. Seakan gadis itu terhipnotis akan ketampanan pria itu.
Suasana hening saat manik mereka bertemu, ntah apalah yang dirasakan Kirana saat ini. Yang pasti ditatap oleh Muqodas seperti itu membuat hatinya damai.
Hingga pada akhirnya Muqodas membuka suara. "Aku bisa jelaskan secara perlahan. Apa yang telah kamu tangkap dalam penglihatan kamu tadi.." ucap pria itu masih dengan nada yang rendah dan lembut. Sungguh mendengar suara itu saja berhasil membuat hati Kirana adem.
"Benarkah..?" Jawab gadis itu ketika telah kembali kedalam sadarnya.
Muqodas mengangguk kaku dan tatapan tak lepas dari sang istri.
"Apakah kamu ingin mengetahui. Siapa pemilik wajah dari pasangan hewan tersebut?"
Walau bingung, tetap Kirana penasaran. Gadis itu pun mengangguk kaku. Pria tampan itu membalas dengan senyuman.
"Baiklah.. ayo ikuti aku.." ucap pria itu merentangkan tangan.
"Kemana?" Jawab Kirana bingung.
Muqodas tersenyum kemudian meraih tangan Kirana dengan sangat lembut dan hati-hati. Pandangannya masih tetap menatap wajah cantik gadis itu.
"Pejamkan mata kamu.. aku akan membawamu ke suatu tempat.." ucap Muqodas disertai senyuman.
Walau ragu, Kirana tetap memejamkan mata. Karna rasa penasaran Kirana lebih besar dari rasa ragunya itu.
Melihat mata Kirana terpejam seutuhnya barulah Muqodas memejamkan mata. Dan dalam sekejap mereka telah sampai disebuah Goa. Pertama Muqodas yang membuka mata.
"Bukalah mata kamu.." pintanya pada sang istri.
Perlahan Kirana membuka mata. Hal yang pertama ditangkap Indra penglihatannya pria tampan dan senyum memikat berdiri dihadapannya.
Didetik kemudian barulah gadis itu mengedarkan pandangan. Shok,terkejut dan juga ketakutan saat ini tercermin diwajahnya. Bahkan gadis itu sedikit bergetar melihat sekeliling tempatnya berada.
"Kita dimana?" Tanya Kirana dengan bibir bergetar. Karna walau bagaimana pun tempat ini sangatlah gelap tidak ada penerangan sedikit pun. Hanya wajah Muqodas saja yang dia tangkap, karna ada pantulan sinar matahari ntah dari arah mana menerpa wajah pria tampan itu.
Muqodas memutar mata menelusuri seluruh ruangan. "Dari sini semua dimulai Ratuku Manjulika binti Musthofa.." ucapan Muqodas sekan menggema ditelinga Kirana. Seketika suara-suara pun terdengar digendang telinganya. Dimana dia mendengar sepasang kekasih sedang bersenda gurau. Lagi-lagi membuatnya ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Raja Jin
Fantasíaperjanjian yang terjadi 20 tahun lalu, bagai petaka buat Kirana. Kenapa tidak? diusia dia yang sekarang ini, dan dihari itu juga orang tuanya dituntut untuk menepati janjinya oleh seorang jin yang bernama Muqodas, Muqodas adalah jin muslim mengikat...