"Sudahlah tuan putri, pria itu pasti tindakan datang kesini.." bisik Melatih pada sang putri.
Manjulika hanya bisa membuang nafas kasar. Dia sangat berharap pemuda yang dia temui waktu itu memenangkan sayembara ini.
"Aku tidak tau, Melatih. Ntah kenapa aku merasa.. saat ini dia akan datang dan membawaku pergi dari istana ini sebagai istrinya." Ucapnya dengan nada lesu.
"Semoga perasaan tuan putri akan menjadi kenyataan." Dia sang dayang.
"Aamin.."
Acara pun dimulai seorang pembawa acara memasuki panggung. Dia menjelaskan tentang pertandingan, lawan dari para pendekar dan pangeran adalah kakak tertua Manjulika dimana namanya telah Masyur disetiap kerajaan dimana dia akan terkenal dengan ilmu silat dan juga selalu bisa mengalah kan musuh walau hanya dengan tangan kosong.
Dan final nya acara, ketika para pendekar bias mengalahkan sang kakak, makan Manjulika akan bisa dipersunting. Setiap kerajaan juga telah mengetahui akan kecantikan sang tuan putri dari kerajaan itu. Selain mempunyai putri yang sangat amat cantik, rajanya juga dikenal bijaksana dan juga menyayangi rakyat.
Banyak pendekar dan para pangeran yang gugur, sayembara dilaksanakan tiga hari-tiga malam. Karna belum juga mendapatkan hasil yang diharapkan. Hingga tibalah hari ketiga.
Hari ini Manjulika memasang wajah putus asa. Melihat hanya beberapa pemuda lagi yang tersisa dibawah sana.
"Hmm.. Melatihh, apakah menurut kamu aku tidak akan menikah?" Bertanya dengan wajah memelas.
Seketika melatih menoleh pada sang tuan putri.
"Jangan berfikiran seperti itu tuan putri." Jawabnya pun dengan ambigu.
"Lalu kenapa sampai saat ini masih belum ada yang bisa mengalahkan kakak?" Jawabnya sembari menoleh sang kakak yang saat ini tengah begukat dipanggung.
"Kenapa sihh harus kakak yang menjadi lawannya?" Keluh gadis itu frustasi.
Walau bagaimana pun Manjulika merasa dirinya sudah cukup umur untuk menikah, jika tidak ada satupun. Pemuda yang bisa mengalahkan sang kakak, tentu dia akan menjadi perawan tua seumur hidup.
Gadis itupun bertekuk wajah. Semangatnya sekan hilang. Mungkin lebih baik dia tidak ada disini dengan berpenampilan pakaian pengantin. Semua dirasa sia-sia saja.
Hingga pada akhirnya dia kembali menatap kebawah dengan wajah tak bersemangat. Tapi semangatnya seketika pun bangkit. Ketika melihat sosok pria yang telah dilihat sebelumnya. Bisa dilihat saat ini gadis itu tersenyum.
Kirana yang melihat itupun melarikan pandangan kearah yang dituju Manjulika. Seketika air mata gadis itu terbit begitu juga dengan Manjulika. Ntah perasaan rindu darimana yang Mereka rasakan saat ini. Yang pasti saat ini mereka berdua bisa bernafas lega. Satu fikiran Manjulika juga Kirana. Pria tampan itu pasti bisa mengalahkan sang kakak.
Manjulika dan Kirana masih tek melepaskan pandangan pada pria itu hingga tatapan nya teralih ketika sang pria mengalihkan pandangan pada Manjulika.
Disini Kirana bisa menyadari, kalau dia pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Perlahan gadis itupun mulia paham apa arti dari semua yang dia alami saat ini.
Manjulika merasa resah, Karan ptianidaman sejak tadi tidak menaiki panggung mengalahkan sang kakak, tak ada pilihan baginya selain dari mencari tau.
"Melatihh.. bisakah kamu kearea pertandingan dan mencari tau, kapan pria itu mendapatkan giliran." Perintah nya pada sang dayang.
Tanpa menolak, Melatih pun pergi setelah mengangguk.
Setibanya dibawah, Melatih akan menyapa sang pria, tapi seorang pria lainnya menyapa pria yang dimaksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Raja Jin
Fantasiperjanjian yang terjadi 20 tahun lalu, bagai petaka buat Kirana. Kenapa tidak? diusia dia yang sekarang ini, dan dihari itu juga orang tuanya dituntut untuk menepati janjinya oleh seorang jin yang bernama Muqodas, Muqodas adalah jin muslim mengikat...