Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alzeiron melirik kanan dan kiri mencari sosok gadis yang biasanya menganggu paginya. Terhitung sudah empat hari mereka tak berinteraksi dan kali ini Alzeiron akan mengajak gadis itu berbicara. Lagipula biasanya Celsia terus yang mengajak nya mengobrol, sesekali ia akan bertukar posisi dengan gadis itu.
Sepertinya mereka memag berjodoh. Alzeiron melihat gadis itu tengah membeli makanan di kantin. Ia tersenyum tipis lalu berjalan mendekatinya. Ingatkan Alzeiron bahwa ia sudah belajar dengan rajin kemarin bersama Rama, bagaimana tata cara mendekati seorang gadis.
"Selamat pagi " sapa Alzeiron setelah berdiri di samping Celsia.
Gadis itu menatap heran dirinya lalu kembali menatap kearah penjual tanpa membalas sapaan laki-laki itu. Merasa ia di acuhkan, Alzeiron menggaruk tekuk nya yang tak gatal. Ini kali pertama ia duluan mendekati perempuan dan itupun di cuekin.
"Hari ini cerah banget tapi pas gue di samping lo cerah nya double" Alzeiron merutuki mulutnya sendiri saat mengeluarkan kata tak nyambung.
Celsia makin menatap heran kearah Alzeiron membuat laki-laki itu tersenyum canggung. Alzeiron akhirnya menyerah. Ia tak bisa jika harus menyapa dengan basa-basi seperti ini lebih lama lagi.
"Gue mau ngomong sama lo" kata Alzeiron dengan serius.
"Enggak ada yang perlu kita omongin." kata Celsia lalu gadis itu mengambil pesanan nya yang sudah jadi.
"Ada yang perlu kita omongin, Ci" tegas Alzeiron saat gadis itu hendak beranjak.
"Soal hubungan kita"
Celsia teridam sesaat setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut laki-laki di belakang nya.
Alzeiron tahu bahwa ia tak sepanstasnya membahas hubungan mereka saat ia sendiri tak mengakuinya. Namun sekarang ia ingin memperbaiki itu. Ia ingin bersama Celsia.
Celsia terkekeh. "Hubungan? Bukannya yang anggap kita punya hubungan cuman aku ya?"
"Kalau kamu mau bahas hubungan yang bahkan enggak kamu anggap mending enggak usah deh" lanjutnya lalu pergi meninggalkan Alzeiron.
Laki-laki itu menghela nafas lelah lalu mengacak rambutnya frustasi. "Shit!"
∆^∆
"Njir serius dia ngomong gitu"
Rama tertawa puas mendengar cerita Alzeiron saat ia mendekati Celsia. Sudah ia ingatkan bukan bahwa 'karma tak semakin kurma'. Walau kasihan melihat Alzeiron namun tetap saja ketawa harus didahulukan.
"Anjir, gue enggak nyangka seorang Celsia bakal ngomong kayak gitu" tutur Samudra yang tak kalah besar tawanya.
Tak ada yang tidak tahu secinta apa Celsia pada Alzeiron. Dan mendengar kali ini gadis itu yang menolak tentu membuat mereka tertawa keras.