Bab 12 Harga Dari Penghianatan

1 0 0
                                    

Suasana misi kali ini lebih tegang dari sebelumnya. Ji Yoon, Do Hyun, dan Min Jae bergerak cepat di bawah bayang-bayang malam, menyelinap melalui lorong-lorong gelap kota untuk menyusup ke dalam markas musuh. Tugas mereka sederhana namun mematikan—mengambil data penting dari sistem keamanan kelompok mafia yang menjadi musuh besar Appa. Kegagalan bukanlah pilihan, terutama setelah kesalahan misi sebelumnya.

Ji Yoon memimpin tim, wajahnya tetap tanpa emosi seperti biasanya. Di belakangnya, Min Jae dan Do Hyun mengikuti dengan kewaspadaan tinggi. Mereka tahu musuh telah menyebar ke seluruh penjuru markas, siap menyerang kapan saja. Tapi ada satu hal yang tidak diketahui Min Jae—permainan batin yang tengah berkecamuk di dalam hati Ji Yoon.  Setelah malam di mana dia berhasil menjebak Min Jae dalam jaring hasrat dan manipulasi, kini hubungan mereka terasa lebih rumit.

Namun, bukan hanya Min Jae yang terperangkap dalam permainan ini. Do Hyun, meski menjaga jarak setelah momen intimnya dengan Ji Yoon, tidak bisa menghilangkan bayangan tentang wanita itu dari pikirannya. Setiap kali dia melihat Ji Yoon bergerak dengan elegan namun mematikan, perasaannya semakin bercampur aduk antara ketertarikan dan kewaspadaan.

Saat mereka mencapai ruang server yang mereka incar, suara langkah kaki musuh mulai terdengar dari berbagai arah. Do Hyun memimpin tim masuk ke dalam ruangan, berusaha secepat mungkin menyelesaikan tugas mereka sebelum musuh tiba. Min Jae menjaga pintu, sementara Ji Yoon berusaha mengakses sistem komputer dengan cepat.

"Ada berapa waktu yang tersisa?" Min Jae bertanya dengan nada tegang.

"Beberapa menit," jawab Do Hyun sambil menatap layar komputer yang berkilau dengan angka-angka yang berlari cepat.

Ketegangan semakin terasa saat suara tembakan pertama terdengar dari luar ruangan. Min Jae bersiap, menarik senjatanya dan menatap Ji Yoon dengan khawatir. Mereka berada dalam situasi yang tidak menguntungkan, dan musuh terlalu banyak untuk dihadapi sendirian.

"Mereka datang," bisik Min Jae. "Kita harus pergi sekarang."

Namun, Ji Yoon tetap tenang. Tangannya masih fokus pada komputer, memasukkan kode terakhir. "Sebentar lagi," jawabnya dengan tenang, meskipun dia bisa merasakan bahwa waktu mereka semakin sempit.

Dalam hitungan detik, musuh mulai menyerbu masuk. Min Jae segera terjun ke dalam pertempuran, melawan musuh yang mencoba menembus pintu. Tembakan demi tembakan meletus, membuat ruang server bergetar. Do Hyun, yang masih berusaha menyelesaikan tugasnya, menembak balik dengan ketenangan yang terlatih.

Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi—salah satu musuh yang tersisa melepaskan tembakan acak, dan dalam kilatan detik, Ji Yoon menyadari bahwa peluru itu mengarah tepat ke Min Jae. Tanpa berpikir panjang, dia melompat di depan Min Jae, tubuhnya menghantam tanah saat peluru itu menembus tubuhnya.

Min Jae, yang awalnya tidak sadar apa yang baru saja terjadi, merasakan darah mengucur deras di lantai di dekatnya. Dia menoleh, terkejut mendapati Ji Yoon tergeletak di tanah, tubuhnya berlumuran darah. Matanya terbelalak, rasa panik dan takut segera menyerbu pikirannya.

"Ji Yoon!" teriak Min Jae, suaranya penuh dengan rasa takut yang mendalam. Dia segera berlutut di samping Ji Yoon, mencoba menghentikan pendarahan yang terus mengalir. Tangannya gemetar saat dia menekan luka di tubuh Ji Yoon, sementara wanita itu hanya bisa tersenyum tipis di antara rasa sakit yang mendera.

"Kenapa... kenapa kau melakukan ini?" tanya Min Jae dengan suara parau, matanya berkaca-kaca.

Ji Yoon memaksakan senyum di bibirnya meskipun rasa sakit semakin kuat. "Aku tidak bisa... kehilangan aset seberharga dirimu, Min Jae," jawabnya dengan suara yang lemah tapi masih mengandung nada manipulatif. Dia tahu betapa pentingnya Min Jae, tidak hanya untuk misi ini, tetapi untuk permainan yang telah lama dia jalankan.

Echoes of ManipulationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang