Bab 2 Ilusi dan Kebenaran

60 27 39
                                    

Hari-hari di mansion berlalu dengan ritme yang tetap. Ketiga anak, Ji Yoon, Do Hyun, dan Min Jae, menjalani rutinitas yang telah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Mereka telah terbiasa dengan aturan-aturan yang ada, meskipun mereka tidak sepenuhnya mengerti alasan di baliknya.

Hari ini, seperti biasa, mereka berada di ruang belajar yang terpisah di mansion. Ji Yoon sedang duduk di meja dengan buku-buku yang tersebar di depannya, terlihat fokus pada pelajaran matematika. Do Hyun duduk di sudut ruangan, membaca buku-buku strategi dan taktik. Min Jae, yang masih merasa sedikit sedih dari kehilangan kelincinya, duduk dengan malas di meja lainnya, menggambar di buku sketsanya.

Appa, yang biasanya hadir untuk memantau dan memberikan arahan, datang ke ruang belajar dengan suasana hati yang baik. Ia membawa beberapa buku baru dan beberapa hadiah kecil untuk anak-anaknya.

"Selamat pagi, anak-anak," kata Appa dengan senyum hangat. "Lihatlah, Appa membawa beberapa buku baru untuk kalian. Semoga ini bisa memotivasi kalian untuk belajar lebih giat."

Min Jae, yang melihat hadiah tersebut, langsung bersemangat. "Terima kasih, Appa! Aku akan membaca semuanya!"

Ji Yoon melirik Appa dengan tatapan dingin dan penuh perhitungan. "Kenapa Appa membawakan hadiah? Apakah ada sesuatu yang spesial hari ini?"

"Sepertinya hari ini adalah hari yang istimewa untukku," jawab Appa, tetap dengan senyum lembut. "Aku ingin melihat kemajuan kalian dan bagaimana kalian tumbuh dengan baik di sini."

Do Hyun menatap Appa dengan skeptis, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Ia lebih memilih untuk fokus pada buku strategi yang ada di tangannya.

Setelah pelajaran selesai, anak-anak diizinkan untuk bermain di taman. Min Jae, yang telah lupa akan kelinci kecilnya, berlari ke luar dengan semangat baru. Ji Yoon dan Do Hyun mengikuti dari belakang, masing-masing dengan agenda mereka sendiri.

Di taman, Min Jae segera mencari tempat yang tenang dan mulai menggambar. Ji Yoon, di sisi lain, mengamati lingkungan sekitar dengan tatapan tajam, sementara Do Hyun mencoba berlatih keterampilannya dengan alat-alat yang ada di taman.

Tiba-tiba, Min Jae melihat sesuatu di semak-semak. Hatinya bergetar dengan harapan bahwa kelinci itu mungkin saja kembali. Dengan hati-hati, ia mendekati semak-semak dan menemukan seekor kelinci baru.

"Appa! Appa!" Min Jae berlari dengan kelinci di tangannya. "Lihat! Aku menemukan kelinci ku!"

Appa, yang baru saja muncul di taman, melihat kelinci itu dengan perhatian, kelinci baru yang ia lepaskan sama persis dengan kelinci yang dihabisi Ji Yoon sebelumnya. "Bagus sekali, Min Jae. Aku senang kamu menemukan temanmu."

Ji Yoon, yang berdiri di kejauhan, memperhatikan dengan cermat. Dia merasa bahwa situasi ini bisa menjadi kesempatan untuk melihat bagaimana Min Jae bereaksi terhadap kelinci baru ini. Mungkin dia bisa menggunakan momen ini untuk menguji batas-batas permainan yang dia mainkan.

Setelah beberapa saat, Min Jae dan kelinci itu kembali bermain di sekitar taman. Ji Yoon terus mengamati dari jauh, senyumnya menunjukkan rasa puas dengan pandangannya terhadap situasi ini.

Di dalam mansion, setelah aktivitas di taman selesai, Appa mengumpulkan anak-anak untuk makan malam. Selama makan malam, suasana hati Appa tampak lebih serius dari biasanya.

"Anak-anak," katanya, "aku ingin membicarakan sesuatu yang penting. Sepertinya kita perlu membahas bagaimana kita semua dapat beradaptasi dan berkembang di lingkungan ini."

Do Hyun, yang sudah mulai merasa tidak nyaman dengan topik tersebut, bertanya, "Apa maksud Appa dengan adaptasi dan berkembang? Bukankah kami sudah menjalani rutinitas yang sama setiap hari?"

Echoes of ManipulationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang