I. Hidup di Dalamnya

1.1K 46 28
                                    

"Persis seperti yang aku bayangkan, aku makin gila rasanya sama cowok fiksi yang nggak ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Persis seperti yang aku bayangkan, aku makin gila rasanya sama cowok fiksi yang nggak ada." Kamu tahu? Pipi Nelly selalu bersemu, merah seolah kamu benar-benar ada dan akan memperlakukan dia seperti yang aku tulis di dalam sebuah buku.

Aku tersenyum karena goresan pensilku berhasil menangkap presensimu dengan benar. Tidak terlalu persis rasanya, kamu jutaan kali lebih baik dari apa yang membuat Nelly dan orang-orang gila yang membeli buku tentangmu terpesona. Maaf, Jay. Aku tidak terlalu pandai menulis dan melukis, hanya sedikit dari indahmu yang mampu aku tulis.

 Aku tidak terlalu pandai menulis dan melukis, hanya sedikit dari indahmu yang mampu aku tulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar-gambar ini dibagikan ke sosial media, jika kamu benar-benar ada. Apa aku punya kesempatan? Mereka cantik dan menarik, mereka membutuhkanmu, Jay. Sementara aku? Aku sangat-sangat membutuhkanmu dengan dosis yang lebih tinggi dari orang kebanyakan.

Jika Nelly akan mulai mengagumimu setelah pulang bekerja dan membutuhkan tempat bersandar, dia akan membacamu. Sementara aku selalu membayangkanmu setiap saat.

Aku adalah orang yang paling mencintaimu, karena dalam dunia yang kau huni itu adalah milikku yang aku persembahkan untukmu.

***14 September 2014***
When someone born and die

Pria kaya berusia dua puluh tahun dari keluarga terpandang di Ibukota. Aku berharap orang-orang mengingatmu, Jay. Sekitar sepuluh tahun lalu, tanggal ulang tahunku adalah tanggal kematian putra sulung bos ayahku, aku sedikit kesal karena pesta ulang tahunku tertunda karena kami harus memprioritaskan pemakamanmu.

Aku ikut menghadiri pemakamanmu yang terasa sangat menyedihkan, aku bersumpah bahkan sampai hari ini pun aku belum pernah merasakan suasana duka paling menyedihkan lebih dari suasana pemakaman milikmu. Aku tahu kamu orang yang sangat baik sejak saat itu.

Aku mengenal Ayahmu meski tidak sebaik orang-orang dewasa yang datang, aku berusia tiga belas tahun. Ayahmu terkenal tegas dan juga tegar, dia menangis saat berpidato. Sedikit banyak aku tahu penyebab kematian dan juga betapa baiknya orang tampan dalam peti mati itu semasa hidupnya.

Apa aku gila? Aku tersenyum karena terpesona, sementara orang-orang di sekitarku menangis. Menyayangkan kematian anak manis yang belum menyentuh usia dewasa.

After SundieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang