3

244 8 0
                                    

Bismillah
Jangan lupa vote dan komen
Terimakasih 💚

*******


Sebelum berangkat tadi Agus sudah meminta ijin kepada bapak untuk mengajak Sari keluar malam ini sesuai rencananya kemarin.

Mereka sedang berada di Mobil, Agus berencana mengajak Sari makan malam agar lebih nyaman ngobrol.

"Mau pesen apa Sar?" Tanya Agus.

"Samakan saja mas." Malas Sari.

"Ikan bakar 2 minumnya jus jeruk 2 mbak." Pesan Agus.

Selama menunggu makanan tidak ada percakapan diantara mereka. Karena Sari tidak tertarik dengan pertemuan dan hubungan ini.

Setelah makan nanti Agus berencana menjelaskan maksud dan tujuan lamarannya kemarin yang terkesan mendadak.

"Sar, aku mau ngomong sebentar sebelum pulang bisa?" Tanya ydengan hati-hati.

"Iya." Singkat Sari.

"Maksudku mengajak kau makan malam ini mau ngomong tentang keinginanku menikah denganmu. Mungkin terkesan mendadak karena kita tidak mengenal sebelumnya, perkenalkan aku Agus Priyanto seorang yang duda belum punya anak. Aku sekarang tinggal sendirian karena orang tuku sudah meninggal dan aku anak tunggal. Sebelum menikah aku juga kuliah jurusan pertanian di UGM. Itu perkenalan sungkatku, ada yang masih mengangganjal mungkin?" Agus coba mencairkan suasana karena Sari hanya diam saja.

"Hmmm, kalau boleh tau kenapa alasan m-mas bisa jadi Duda?" Sari takut menyinggung perasaan Agus.

"Tidak perlu takut tanyakan apa saja yang membuatmu ragu, aku pisah dengan mantanku karena hubungan kami tertutup tidak ada komunikasi. Meskipun Kita serumah Kita jarang berbicara panjang lebar hanya berbicara seperlunya dan pernikahan kami hanya berlangsung setahun. Ada lagi?" Tanya Agus.

"Hmm, kenapa harus Sari?" Cecar Sari.

"Kenapa ya?? Karena aku sudah jatuh cinta pada gadis kecil yang dulu selalu aku gendong waktu main ke rumah temanku. Dia imut manis baik Dan selalu manja padaku, ternyata gadis mungil itu kini sudah besar dan aku ingin menikahinya. Singkatnya begitu kalau mau lebih panjang nikah dulu, nanti Tak kasih tahu alasan lebih penting dibalik kenapa kamu pilihanku." Jawab Agus.

"Tidak bisa sekarang?" Paksa Sari.

"Ndak, ini sangat rahasia Dan boleh dikatakan kalau kita sudah menikah". Agus menjelaskan.

"Tapi kata bapak aku boleh nolak kalau nggak setuju, bagaimana menurut m-mas?" Bingung Sari.

"Apa to yang buat sampean ragu?" Bingung Agus.

"Ya, Kita baru kenal. Aku ndak bisa masak, ndak bisa nyuci, nyapu dan masih banyak lagi. Kata ibuk kalau mau menikah harus serba bisa." Jawab sendu Sari.

"Kalau mau nikah sama aku itu semua ndak perlu, yang penting sampean mau belajar saja sudah cukup. Toh itu semua ndak njamin pernikahan awet, jadi ndak usah ragu. Nanti Kita sewa mbak yang bantu-bantu kamu ndak usah masak cukup layan m-mas saja." Jawab Agus meyakinkan.

"Tapi aku masih takut mas." Sari mengelak.

"Ndak perlu takut, Kita belajar sama-sama. Mas dulu juga pernah gagal jadi nanti sebisa mungkin akan belajar dari yang kemarin yang penting komunikasi. Kalau ada apa-apa sampean ngomong, sudah itu saja sng tak minta." Jawab Agus.

"Mas ndak nuntut aku harus serba bisa kan?" Takut Sari.

"Ndak, kan wes ngomong tadi. Seng penting kalau mau apa-apa sampean ngomong iku wae." Jawab Agus.

"Baik aku setuju, tapi sampean sng ngomong ng bapak. Aku malu, kan kemarin sudah nolak." Jawab Sari.

"Alhamdulillah, iya ndak papa nanti Tak mas yang ngomong. Dek boleh ngomong nggak sebener e sudah dari tadi tak pendem." Takut Agus.

"Iya. Kenapa??" Bingung Sari.

"Itune sampean kok besar banget to dek?? Besok lagi kalo pakek baju yang bisa nutupi jangan pres gitu." Nasehat Agus.

"Itu oppo mas? Mbok yang jelas." Bingung Sari.

"Ini loh dek, gemes aku tuhh." Agus meremas susu Sari yang dari tadi menggoda pingin disentuh.

"Isshh, tangannyaa." Marah Sari.

"Empuk ya dek, jadi pingin cepet nikah ae dek. Ya maklum Wong aku Duda ndak pernah lihat begituan lagi." Jawab Agus mesum.

"Ish dasar mesum." Malu Sari.

"Ihhh gemes dehh." Tadi hanya satu tangan kini Agus memegang keduanya sambil diremas dengan gemas karena tidak ada penolakan dari Sari kini dia bisa lebih menikmati meremas susu Sari yang montok itu.

"Ihh masssssss, gelii ihh." Desah Sari yang menggoda bagi Agus.

"Hmmm, jangan ndesah dek. Jadi pingin lebih." Tangan Agus semakin aktif meremas karena keduanya saling menikmati.

"Issh, sudah ah malu mas dilihat yg lain." Sari takut karena masih di tempat ramai.

"Ya sudah pulang saja yuk, sudah malam takutnya bapak mencari." Ajak Agus.




Terimakasih sudah membaca kisah cinta Juragan Agus.

Kritik dan saran bisa ditulis dikolom komentar,
terimakasih 🥰 🥰 🥰




Cinta Sang Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang