17. New Life

1.2K 198 91
                                    

Happy reading yaa jangan lupa vote komen!!!

.

.

.

.

5 Tahun kemudian...

Seoul, Korea

Seorang wanita cantik terlihat berkutik dengan komputernya.

Wajah cantiknya tak berubah sejak lima tahun lalu malah dia semakin menawan dengan penampilan dan rupa yang lebih dewasa.

Terlihat sebuah papan nama di meja kerjanya bertulisan "CEO Lee Asa Enami".

Namun pekerjaannya itu selalu terganggu.

"Lo bertiga gak ada kerjaan selain gangguin gue kerja?" Tanya Asa pada ketiga sahabatnya itu yang sedang asik tertawa di sofa ruangannya.

Dia kesal, sedang sibuk berkeja tetapi ketiga sahabatnya itu malah tertawa. Entah kenapa juga mereka betah sekali datang ke kantornya padahal mereka juga sudah menjadi pimpinan perusahaan.

Ketiga wanita itu adalah Rami, Ryujin dan juga Minji.

"Kita mah santai ae ya kan?" ucap Ryujin.

"Yoi, kerja mah kerja aja sono!" ucap Rami.

"Tau, ganggu aja!" timpal Minji.

Asa menghela nafasnya, yang ada juga yang ganggu itu mereka bertiga bukan dirinya.

"Anjing coy lihat ini cakep banget, seksi banget!!" heboh Rami melihat ponselnya.

Ryujin dan Minji langsung melihat ponsel sahabatnya itu.

Mereka bertiga langsung heboh, selalu seperti itu bila melihat seorang wanita cantik dan seksi.

"Lo dah denger beritanya belom? Dia ketahuan dating sama Ricky Shen?" tanya Ryujin.

"Iya anying! Tapi cocok sih dari pada ngejar yang gak pasti kan?"

Asa mendengar pembicaraan sahabatnya itu, dia tau siapa yang mereka bicarakan.

Lee Dain atau kini memiliki nama panggung Aurora Lee atau Rora.

Gadis itu kini sudah menjadi penyanyi terkenal di Barat, tetapi dia belum pernah kembali lagi sejak dia meninggalkan Korea.

Asa tidak mungkin tidak tau itu, semua orang seperti membicarakannya dan dia muncul di semua media.

Tetapi tentu saja Asa tidak perduli.

"Bego ya si Asa mah, kalo gue jadi dia, gue gak akan pernah sia-siain Dain anjir!" ucap Ryujin.

"Maksud lo Rora? Jangan panggil dia Dain deh. Dain mah bucin Asa, ini mah Aurora Lee alias Rora, idola gue!" balas Rami.

Panas? Tentu saja!

Beberapa kali Asa di salahkan atas kepergian gadis itu terutama oleh Ayahnya, tapi bukannya bagus ya? Kalo saat itu Dain tidak sakit hati dan tidak memutuskan untuk pergi, dia tidak akan menjadi penyanyi solo terkenal sekarang.

Katakan Asa egois, tapi dia tidak ingin disalahkan atas kepergian Dain.

"Bangsat berisik banget! Pergi gak lo bertiga dari ruangan gue!" kesal Asa sembari berdiri menggebrak meja kerjanya.

Sahabat-sahabat laknatnya itu memang suka sekali menggodanya sampai dia marah seperti ini.

Ketiganya pun baru akan ngacir kalau Asa sudah marah-marah seperti ini.

Itu juga perginya sambil ketawa-ketawa karena sudah berhasil memancing emosinya.

Asa pun duduk kembali sembari memegang pelipisnya.

You're Mine - Rorasa (Rora x Asa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang