Ch 6: Rumor

91 13 0
                                    

Istirahat makan siang kali ini adalah pertama kalinya para siswa baru menjalani hidup mereka sebagai siswa SMA. Tetapi itu bukan berarti hanya mereka yang merasakan sesuatu yang berbeda, semua senior juga merasakan hal yang sama.

Kantin sekolah terisi dengan banyak siswa yang baru pertama kali mereka lihat dan tentu saja rumor yang menyebar secepat angin.

Alinea kembali merundung Renatta.

Tentu saja semua orang tidak langsung percaya tetapi bukan berarti mereka tidak mempercayai sepenuhnya. Bagi Alinea dan teman-temannya, ekspresi paling menyakitkan tentu saja berasal dari tatapan siswi kelas dua. Bagaimanapun juga bermain dengan kondisi kesehatan bukan bahan rundungan yang bisa diterima siapapun.

"Mereka lagi-lagi menatap kita seperti itu. Sha kau yakin OSIS tidak menyelidikinya? Kita harus menangkap pelakunya agar kita tidak diperlakukan seperti ini."

Sasha yang mendengar ucapan Andrea hanya diam sam bil menatap Alinea. Tokoh utama dalam berita panas ini benar-benar tidak peduli dan tetap fokus dengan makan siangnya.

"Aku sudah menawari Renatta agar OSIS menyelidikinya, tapi Renatta tidak ingin memperpanjang urusan."

Andrea mengerutkandahi mendengar itu. Tentu saja itu bukan berita bagus. Jika tetap seperti ini siswa lainnya akan tetap memandang mereka seperti pelaku kejahatan.

Dia terdiam cukup lama hingga Andrea kembali membuka mulutnya.

"Ini tidak mungkin ulah Renatta sendiri kan? Maksudku , dia bisa saja menjadikan Alinea sebagai kambing hitam untuk mendapat simpati William."

"Jangan berbicara buruk tentang adik kelas kita." Sela Sasha. Setidaknya selama mengenal Renatta lebih jauh di OSIS dia tahu perempuan itu bukan perempuan yang licik.

"Tapi kau melihat sendiri kan Sha, tentang gimana respon William kemarin. Itu jelas-jelas membuat hubungan mereka semakin dekat. Bagaimana menurutmu Lin?"

Andrea mengingatkan kembali ke kedua temannya tentang kejadian saat hari terakhir orientasi. Dia melihat bahwa Sasha tetap kukuh dengan pendapatnya membuat Andrea memalingkan wajahnya menatap Alinea. Dia ingin tahu bagaimana pendapat perempuan itu.

"Aku tidak peduli."

Alinea yang mendengar perseteruan kedua temannya memilih segera pergi dari kantin. Meskipun dia sudah terbiasa dengan tatapan siswa kelas dua dan tiga, tapi dia tidak nyaman dengan tatapan siswa tahun pertama.

Alinea pergi meninggalkan kerumunan yang menyesakkan itu dab berjalan menuju ruang ekstrakurikulernya. Setidaknya di jam seperti saat ini tempat itu sepi. Tempat yang cocok untuk dirinya.

Sayangnya untuk menuju ruangan itu dia harus melewati ruang ekstrakurikuler voli.

Alinea menghentikan langkahnya dan menatap tempat itu sebentar. Bagaimanapun juga salah satu penyebab semakin jauhnya hubungannya dengan William dan memburuknya hubungannya denagn Alinea karena kejadian Classmeet tahun lalu.

Tidak cukup dirinya tersiksa dengan asumsi siswa lain dan nostalgia yang menyesakkan, dia kembali dikejutkan dengan dua orang yang keluar dari ruangan itu.

"Kenapa kalian berdua?"

Alinea kehabisan kata-katanya.

Dia melihat William dan Renatta keluar dari ruangan tertutup saat jam istirahat. Mmeangnya apa yang dialkukan sepasang laki-laki dan perempuan di runag tertutup?

"Ne, dimana Sasha?"

Bukannya menjawab, William menghalangi tatapan Alinea kepada Renatta denagn tubuhnya dan bertanya hal yang mungkin tidak ada hubngannya dengan situasi saat ini.

ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang