Ch 11: Deklarasi

43 13 16
                                    

Perempuan yang sebelumnya siap untuk menerima hujatan dari seluruh sekolah kali ini memastikan bahwa telinganya tidak salah mendengar. Rumor yang sebelumnya dirinya menyukasi Gedith yang seangkatan dengannya tiba-tiba menjadi obsesi pengawasnya terhadap Wakil Ketua OSIS hingga membuat pengawasnya yang lain, Renatta, celaka.

Bahkan teman-temannya yang lain yang semula membenci Alinea kini mengarahkan semua kebencian mereka pada Andrea. Tidak ada yang menyoroti Sasha yang sempat diam tidak menyelidiki pelaku lebih cepat, mereka hanya lebih suka untuk menggunjing penjahat.

"Hei apa menurutmu, Kak Andrea juga yang menyebarkan rumor tentangmu? Kau tahu kan saat itu kita tanpa sengaja berpapasan dengan Kak Andrea setelah kau selesai bercerita."

Perempuan yang belum genap satu bulan masuk SMA itu hanya bisa menghela napas, ternyata menjadi anak SMA yang jatuh cinta itu menyusahkan. Dia semakin percaya dengan perkataan kakaknya yang jomblo seumur hidup, lebih baik belajar dari pada berkencan.

***

Andrea tidak mengira bahwa cukup satu malam rumor tentang dirinya tersebar. Dia cukup yakin William yang tidak pernah memposting apapun di forum membuat seluruh siswa segera membaca hasil ketikan sang Wakil Ketua OSIS di forum sekolah.

Laki-laki itu bahkan tidak menyamarkan nama dan kelasnya. Andrea cukup stress kemarin sehingga dia muak melihat ponselnya. Dan ini yang dia dapat.

Pandangan yang selama ini ditujukan kepada Alinea saat ini ditujukan kepadanya. Bukankah ini tidak adil, saat Alinea ditatap seperti itu dirinya dan Sasha ada di samping Alinea. Saat ini dirinya yang ditatap seperti ini tetapi tidak ada siapapun yang berada dipihaknya. Alinea dan Sasha hari ini kompak tidak hadir ke sekolah.

Tapi itu bukan berarti dirinya tidak bisa bertahan, bukankah selama ini Alinea bisa bertahan? berarti dia juga bisa.

Sama seperti Alinea, dia menghampiri William yang sedang berbicara dengan Renatta karena sang Ketua OSIS hari ini membolos.

"William, kenapa kau menyebarkannya?"

"Aku tidak pernah mengatakan tidak akan menyebarkannya."

William maju selangkah untuk memisahkan Andrea yang sedang di ujung tanduk dengan Renatta yang masih belum merasa nyaman untuk berdiri.

"Apa kau tahu akibat dari perbuatanmu?" tanya Andrea.

"Kau harusnya menanyakan itu pada dirimu."

Pertangkaran di lorong itu cukup menarik perhatian beberapa siswa. Adegan yang lama tidak mereka lihat tetapi kali ini lebih jelas siapa penjahatnya.

Bahkan dalam forum, beberapa siswa kelas 3 mengatakan bahwa Alinea sebelumnya tidak pernah merundung siapapun saat hanya berteman dengan Sasha. Tingkah Alinea menjadi berubah setelah perempuan itu berteman dengan Andrea.

Sejak tulisan itu dibaca oleh siswa lain, Andrea tidak lagi hanya dikenal sebagai pembuli Renatta, tetapi juga pembawa pengaruh buruk bagi Alinea dan Sasha.

Akhirnya mereka semua hanya melakukan pembenaran atas sikap Alinea selama ini karena Alinea lebih berpengaruh. Sebelumnya mereka tidak pernah bisa membuat garis keberpihakan yang jelas karnea tidak ingin terlibat. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk memihak Alinea.

Dengan itu berarti berdiri di pihak Ketua OSIS, Renatta yang selama ini selalu menjadi korban, Keluarga Malvis, dan Keluarga Gedith.

Suasana yang dulu melibatkan Geng Alinea, William, dan Renatta saat ini berubah menjadi Andrea melawan satu sekolah.

Andrea bisa mendengar banyak siswa berbisik hal yang sama.

"Jika aku menjadi dia aku akan keluar dari sekolah."

ViolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang