Falling down to echo [The_Devilcarot]

Chapter 1

WARNING!!!!!
cerita ini hanya rekayasa semata dan bukan untuk bermaksud menyinggung seseorang mana pun, cerita ini hanyalah karangan yang di buat oleh saya dan tidak bermaksud menyakiti atau merusak apa pun itu, cerita ini mengandung homophobic dan Typo (PLEASE BANGET DEMAM TYPO GWEH) jika ada suatu kesalahan dalam kata kata silahkan di koreksi dan mohon maaf pinjem dulu seratos (lmao) :D.

'Vroom...' Suatu hari sebuah keluarga harmonis berencana pergi ke suatu tempat bersama, mereka bergembira bersama dan menyanyikan lagu bersama dengan bahagia.
"Hahah!" Terdengar tawa seorang bocah yang sedang menikmati waktunya bersama dengan kedua orang tuanya senang, bahagia bersama,dan kenyamanan dengan kedua orang tuanya, mobil itu melewati pegunungan yang di mana pegungan itu curam dan jika salah mengemudikan mobil bisa membawa kemalangan, dan karena ini keluarga itu akan mengalami bencana...

di satu sisi yang lain tanpa di ketahui sebuah truk besar berjalan berlawanan arah saat berbelok di tingkuangan tiba tiba terdengar suara truk berkelakson keras 'Beep! Beeeeep!!!!!-' dan di saat suara itu pun terjadi tabrakan yang menimpa keluarga itu. 

Kedua mobil yang sambil bertabrakan pun membawa korban jiwa, beberapa saat setelah kejadian itu polisi datang dan  menginstevigasi tempat itu dan menemungkan korban yang masih selamat, dan kobar itu adalah anak dari keluarga yang berada di mobil sebelumnya, dia mengalami luka yang cukup berat salah satu kakinya terluka dan juga kepalanya mengeluarkan darah yang cukup banyak.

mereka pun segera mengobati anak itu dan di saat itu anak itu masih setengah sadar memperhatikan kejadian mengerikan itu. 'ibu...ayah....' guamam anak itu, dan mulai kehilangan kesadaran.

'bip..! bip..! bip..! bip..! bi-' alaram digital berbunyi dan di matikan oleh sesorang remaja lekaki dia bangun dan menundukan kepalanya samabil memegangi pipinya dengan pusing, ia memimpikan mimpi buruk itu terus menerus mimpi itu terus datang menghantuinya mimpi yang sangat buruk baginya dan hal yang menimpa keluarganya itu membuatnya sangat putus asa dan sedih.

"sial.." umpatnya dengan menjabak rambutnya laluh menghelakan nafasnya dengan tenang "aku benar benar membenci mimpi buruk ini." dia pun bangkit dari tempat tidurnya dan beranjak ke kamar mandi membersihkan tubuhnya.

rambut agak hitam, mata hitam, dan kulit pas pasan, otot bagus dan tubuh ramping,dengan wajah cantik walaupun ada sedikit bekas luka goresan di pipinya namanya ialah Ryan William semenjak insiden itu ia di urus oleh paman dan bibinya, pamannya adalah agen Tentara nasional Indonesia (ANJAY INDONESIA *plak) bibinya berkerja di russia sebagai pendiri usaha di sana, terkadang Ryan di tinggal dengan anak mereka yaitu Michael Moore mereka beruda bisa di anggap kaka beradik sedari kecil dan akrab di karenakan orang tuanya sering bersama orang tuanya michael namun karena ada permasalah di antara mereka bedua michael pun pergi bersama ibunya di russia.

Perkerjaan Ryan di rumah itu tidak banyak ia hanya duduk nonton tv dan jika bosan dia pun hanya berjalan jalan, namun semenjak pamannya Andress mengajaknya masuk ke TNI ai pun menjadi salah satu kadinat terbaik di sana dan menjadi salah satu agen nasional di sana di karenakan kondisi fisiknya yang bagus dan gaya bertarung yang baik, dia mendapatkan semua itu di karenakan sedari kecil sudah di latih oleh pamanya andress jadi tidak heran dia bisa masuk dengan mudah (biasa jalur orang dalam :V)

Ryan keluar dari kamarnya dengan menggunakan jaket putih dan mulai turun dari tangga menuju ke dapur "Selamat pagi Ryan" ucap paman Andres sembari tersenyum yang membuat Ryan taget karenanya  "eh? paman? bukannya paman pulang lusa depan?" tanya Ryan sembari memiringkan kepalanya sedikit dengan bingung dan terkejut "Hahaha! tidak rindu sama paman mu ini?" ucap pamannya yang tertawa terbahak bahak dan menepuk punggungnya Ryan "ha ha ha bukan begitu aku hanya terkejut kau pulang lebih awal" katanya dengan menghelakan nafas "Haha, aku pulang bukan untuk bermain main sekarang." kata pamannya yang sudah mulai tersenyum serius menandakan bahwa ia ingin membahas sesuatu dengan Ryan, Ryan pun mulai serius juga dan hendak ingin mendengarkan pamannya itu.