Jangan lupa dengerin lagu Meant 2 Be - Shakira Jasmine, Nuca.
***
Rintik demi rintik hujan membasahi tiap sudut sekolah. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari 10 menit yang lalu, sayangnya beberapa murid disini masih ada yang terjebak di sekolah. Termasuk Sheila dan Febi yang terpaksa meneduh di depan kelas.
"Lo bawa motor?" Sheila bertanya seraya memasang jaketnya. Ia menatap sekilas ke arah Febi.
"Enggak."
"Nebeng gue aja. Gue bawa motor."
"Pasti lo minta goceng." Tuduh Febi. Badannya menggigil akibat bajunya yang lengan pendek, di tambah pula kemeja seragamnya memiliki bahan tipis.
"Nggak."
Febi menghela napas pelan, ia benar-benar kedinginan. Hujan di depan mata semakin lebat. Cuaca kali ini benar-benar muram. Sheila menolehkan kepalanya ke samping, menatap Febi yang menggigil. Baiklah, mungkin untuk saat ini Sheila akan berbaik hati.
Sheila melepas jaketnya, tanpa berbicara ia langsung memakaikan jaketnya ke tubuh Febi. Meskipun lengan jaketnya tidak di masukkan ke tangan Febi, hanya menempel di bahu gadis nakal itu. Paling tidak, Febi tak merasa kedinginan dengan cara seperti ini.
"Shei?" Febi berkata dengan raut kebingungan. Lagi-lagi perhatian kecil dari Sheila membuatnya salah tingkah, sedikit.
"Pake. Lo kedinginan, kan?"
"Masalahnya lo juga kedinginan tai!"
Sheila terkekeh pelan, ia masih bisa menahan cuaca dingin, kalau nya Febi, anak itu tidak tahan dingin. Makanya Sheila berinisiatif untuk memberikan jaketnya ke tubuh Febi.
"Gapapa. Lo nggak tahan dingin, ntar pulang-pulang meriang."
"Iya sih. Tapi gue khawatir sama lo, Shei. Lo juga kedinginan."
"Gapapa. Lo lebih penting."
Febi terdiam dengan perkataan Sheila yang demikian. Mereka yang sedang duduk di depan kelas membuat Febi memicingkan matanya ke sosok Sheila.
"Hah?"
"Nggak, lupain," Sheila mengalihkan pandangannya ke lapangan, "Gue masih inget, pertemuan pertama kita pas di taman."
"Pulang-pulang langsung demam tinggi gue," Febi tertawa. Sekelebat kenangan masa kecil alias pertemuan pertama mereka kembali melintas di kepala. "Trus, lo di marahin sama bokap lo."
"Iya lagi."
"Shei."
"Hmmm?"
"Di umur sekarang, lo udah nemu cinta?"
Pertanyaan yang simpel keluar dari mulut Febi. Netra Sheila menatap Febi dengan aneh, ia tertawa kecil sembari menggelengkan kepalanya.
"Jangan tanya gue."
"Kenapa?"
"Gue ogah cinta-cintaan."
"Halah! Awas ya kalonya nanti lo curhat-curhat tentang percintaan lo ke gue!"
Sheila lagi-lagi tertawa, tanpa sadar tangannya mengacak gemas rambut Febi. Menghasilkan rambut si gadis nakal itu jadi berantakan oleh tangannya.
"Sheila!" Kesal Febi, ia kembali menata rambutnya ke asal semula.
"Di umur sekarang, gue lebih fokus belajar."
"Gak ada niatan jatuh cinta gitu?"
"Nggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Sore Hari
Teen Fiction"Dih? Siapa juga yang mau sama lo?! O-G-A-H, OGAH!" -Sheila Zivana Faith "Eh anying! Lo pikir gue mau sama lo?! NAJIS!" -Febi Claudya Kiandra "Lo gila!" "Kalo gue gila, terus lo apa dong!?" "Lo stress tau gak! Masa ke angkringan pake kolor hello k...