Bab 1. Balas Dendam?

76 15 3
                                    

~Happy Reading~
.

.

Gym hari itu tidak seramai biasanya. Meskipun begitu, suasana tetap hidup. Musik pop terdengar samar dari speaker yang dipasang di seluruh ruangan, menciptakan ritme yang menyenangkan bagi para pengunjung.

Di satu sudut, Nathan sedang berfokus pada latihan angkat bebannya. Tubuhnya yang tegap dan berotot menarik perhatian banyak orang. Dia tahu, hampir setiap mata wanita yang hadir di gym hari itu tertuju padanya. Namun, Nathan tidak pernah terganggu oleh hal-hal seperti itu-semua terasa biasa baginya.

Pria ini bukan hanya atletis, tetapi juga memiliki daya tarik yang memabukkan. Wajah tampan dengan rahang tegas, senyum menawan, dan tatapan mata yang seolah mampu memikat siapa saja yang berani menatapnya lebih lama dari yang seharusnya.

Namun, Nathan bukan hanya tentang penampilan. Dia pria yang tahu cara menjaga sikap, sopan, cerdas, dan selalu tampak teratur di depan umum. Orang-orang sering memandangnya sebagai sosok yang nyaris sempurna.

Tapi di balik itu semua, Nathan punya sisi lain yang tersembunyi, sisi yang hanya dia sendiri yang tahu. Dan hanya Maya, yang sudah lama jadi FWB-annya dan sekarang jadi selingkuhan. Maya tahu sifat asli Nathan, agak toxic dan kadang suka main tangan saat Maya menolak keinginan Nathan untuk memenuhi hasratnya.

Nathan menatap cermin besar di depannya, mengagumi refleksi tubuhnya yang terpantul jelas. Dia tahu betapa kerasnya dia bekerja untuk mencapai bentuk fisik seperti ini, dan hasilnya selalu membuatnya puas.

Keringat mulai mengalir di dahinya saat ia menyelesaikan set angkat beban terakhirnya. Dengan fokus penuh, Nathan meletakkan barbel kembali ke tempatnya dengan suara logam beradu yang menggema di ruangan. Di sela-sela tarikan napas beratnya, ia mengambil handuk untuk mengelap wajahnya yang berkeringat.

Ayesha duduk di bangku dengan gelisah, berpura-pura sibuk scroll TikTok. Sesekali, matanya mencuri pandang ke arah Nathan yang sedang fokus pada latihannya. Ada rasa cemas yang tak bisa ia hilangkan dari dirinya. Hari ini, dia akan menjalankan rencana yang sudah dipikirkannya sejak beberapa hari yang lalu, berkat dorongan Erika. Namun, seiring dengan detik-detik yang berlalu, dia mulai meragukan dirinya sendiri.

"Okay, Ayesha, lo bisa. Tetap tenang. Lo udah siap," bisik Ayesha pada dirinya sendiri sambil menarik napas panjang.

Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Bukan karena takut ketahuan, tetapi karena perasaan bersalah yang perlahan-lahan mulai menyusup ke dalam hatinya. Meskipun Nathan telah menyakitinya dengan berselingkuh, dia masih meragukan apakah ini adalah cara yang benar untuk membalasnya. Tapi, rencana sudah dipersiapkan dengan matang. Ini hanya tentang memberikan pelajaran kecil kepada Nathan, bukan untuk menyakitinya secara serius.

Nathan menoleh ke arah Ayesha dan melambaikan tangan sambil tersenyum, wajahnya terlihat cerah setelah menyelesaikan set terakhir. Ayesha membalas senyuman itu dengan senyum tipis yang sedikit dipaksakan. Dalam beberapa menit ke depan, dia akan memberikan protein shake yang telah dipersiapkannya, lengkap dengan tambahan 'bahan rahasia' yang dengan mudahnya Erika sarankan.

Dengan langkah ringan, Ayesha berjalan mendekati Nathan yang sedang beristirahat. Tangannya gemetar sedikit saat dia meraih shaker yang sudah dia siapkan sebelumnya.

"Ini, aku udah bikinin protein shake buat kamu," ucapnya sambil tersenyum manis, meskipun di dalam hatinya rasa cemas semakin membuncah.

Nathan mengambil shaker itu dengan antusias. "Woah, thanks, Babe. You are the best."

Dia membuka tutup botolnya dan sebelum meminum, dia melihat Ayesha dengan senyum menggoda. "Tadi aku liat kamu ngocok-ngocok botolnya. Seriously, kamu kelihatan hot banget pas ngocok."

Charmed by LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang