Bab 3. Betrayal

38 13 1
                                    

~Happy Reading~

.

.

[Flashback]

Di dalam ruang kelas yang ramai, dosen sedang menjelaskan materi. Beberapa mahasiswa sibuk mencatat, sementara yang lain terlihat bosan atau sesekali melirik ke arah layar ponsel mereka.

Ayesha duduk di barisan tengah, mencoba fokus pada presentasi di depan. Namun, pikirannya justru melayang jauh, terbayang senyum dan perhatian Nathan.

"Ya ampun, kenapa gue mikirin dia terus, sih?" batin Ayesha sambil menahan senyum kecil.

Bayangan Nathan mencium keningnya dengan lembut membuatnya tersipu sendiri. Pikirannya tak bisa fokus pada apa yang dibicarakan dosen. Setiap kali ia mencoba mendengarkan, pikiran tentang Nathan kembali menguasainya.

"Ayesha, you okay?" bisik Erika yang duduk di sebelahnya, memperhatikan temannya yang terus senyum-senyum sendiri.

Ayesha mengangguk, berusaha menenangkan diri. "Iya, gue waras kok. Cuma kepikiran sesuatu aja."

Erika meliriknya dengan curiga, lalu tersenyum kecil. "Kepikiran pacar lo, ya?"

Ayesha menunduk sambil tertawa kecil, ketahuan. "Ya, maybe. Gue lagi kangen aja sama dia."

Erika menggeleng pelan. "Pantesan dari tadi lo senyum-senyum sendiri. Udah deh, fokus dulu, nanti juga ketemu Nathan lagi."

Ayesha mencoba kembali fokus pada dosen di depan, tapi bayangan Nathan masih saja mengganggu. Rasanya seperti semakin lama, semakin tak sabar ingin bertemu dengannya.

Saat kelas selesai, Ayesha dan Erika berjalan keluar, bergabung dengan beberapa teman lain yang sudah menunggu di luar.

"Ayo, kita ke kafe kampus sekarang. Gue udah booking tempat buat diskusi," kata salah satu teman mereka, Siska, sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

Ayesha menghela napas pelan. "Oke, yuk."

Mereka berjalan menuju kafe kampus, dan begitu sampai, mereka langsung duduk dan memulai pekerjaan kelompok. Topik kali ini adalah tentang strategi pemasaran untuk produk fiktif yang mereka buat dalam tugas akhir.

"Kita fokus dulu di target market, ya," kata Siska, membuka diskusi.

Namun, Ayesha yang biasanya aktif berkontribusi, kali ini lebih banyak diam. Tangannya bergerak membuka laptop, tapi pikirannya masih saja tertuju pada Nathan.

Erika yang duduk di sampingnya terus memperhatikan tingkah laku Ayesha, menyadari ada sesuatu yang mengganggunya.

"Ayesha, you sure you're okay? Dari tadi lo nggak banyak ngomong," tanya Erika sambil mengetik sesuatu di laptopnya.

Ayesha mengangguk pelan. "Iya, gue cuma lagi nggak fokus aja. Maaf ya."

Salah satu teman mereka, Kevin, ikut menimpali. "Ah, biasa nih, kalo udah kangen pacar, jadi nggak bisa konsen."

Semua tertawa kecil, termasuk Ayesha. "Bukan gitu, gue cuma lagi capek aja," jawabnya, mencoba menutupi perasaannya yang sebenarnya.

Erika tersenyum tipis, sudah paham dengan kondisi sahabatnya. "Udah deh, kalau lo mau pulang duluan, nggak apa-apa. Gue bisa back up tugas lo."

Ayesha melirik Erika sejenak, lalu tersenyum. "Serius? Gue beneran boleh pulang duluan?"

Erika mengangguk sambil menepuk pundaknya. "Iya, tenang aja. Gue cover tugas lo. Lagian, dari tadi lo udah nggak sabar banget kan pengen ketemu Nathan."

Charmed by LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang