Daniello Si Tangan Kanan. (Satu)

35 3 0
                                    

Jangan dibully, ketikan gua masih jelek soalnya, wkwk

***

   "Saya gamau tau, pokoknya kasus istri saya harus segera diselesaikan! Saya kasih waktu buat kalian mecahin kasus ini selama 2 minggu, kalau lebih dari itu, saya, Ghani Gabrison bersumpah bakal copotin kepala kalian satu-satu! Ngerti ga?!" Suara menggelegar itu terdengar, ia menatap semua ekspresi wajah yang anak buahnya berikan. Sampai akhirnya mereka menjawab "siap ngerti" Untuk pertanyaan di akhir kalimat Ghani.

   Ghani cukup puas dengan jawaban anak buahnya itu, tapi jika benar-benar anak buahnya tidak dapat menyelesaikan kasus sang istri, Ghani tidak akan segan untuk membunuh semua anak buahnya. Semua telah ia lakukan demi kasus ini terpecahkan, namun pada akhirnya akan sama saja. Kasusnya tidak terpecahkan, tubuhnya pun akan hancur lebur akibat banyaknya serangan dari banyak sisi.

   Terlepas dari itu semua, Ghani tetap bisa mengendalikan dirinya sendiri akibat satu hal, yaitu pekerjaan. Pekerjaan yang semakin banyak, yang semakin susah, itu malah membuat Ghani dapat istirahat dari permasalahan sang istri. Dan juga tidak lupa dengan satu temannya yang berhasil membuat ia berehat.

Tok tok tok..

   "Ghani? Sedang apa? Bisa saya masuk?" Sebuah pertanyaan yang diucapkan dari luar ruangan. Tanpa melihatnya saja, Ghani sudah dapat menebak siapakah gerangan orang dibalik pertanyaan itu. Sebelum menjawab, Ghani berdeham, mengisyaratkan para anak-anaknya harus segera ke luar, sekaligus menitah orang yang di luar tadi untuk masuk. Mereka mengangguk mengerti, tanpa titahan dua kali dari Ghani, mereka pergi ke luar ruangan.

   Kini hanya ada Ghani dan satu orang yang tadi telah dipersilakan masuk oleh anak buah Ghani, di ruangan itu. "Bagaimana? Sudahkah kasusnya terpecahkan? Atau.."

   Ghani membolakan matanya malas, "heh! Omongan kamu itu bikin aku tambah pusing tau ga?! Kedengeran ngejek banget lagi. Kalau emang cuma mau bilang gitu dan bikin aku sakit hati, mending ke luar aja, Daniello!" Hanya kekehan yang ke luar dari bibir tebal dan pink milik Daniel. Ia mendekat ke arah Ghani, mengusap kepala Ghani dengan sangat lembut dan menggendong tubuh itu untuk di bawa ke kamar rahasia kepunyaan mereka berdua.

   "Kenapa bawa aku ke sini? Kamu mau nyoba buat minta maaf karena omongan kamu yang tadi? Maaf, gabisa. Aku udah terlanjur sakit hat-

   Kecupan basah Ghani terima, apa-apaan si Daniel ini? Otak kecil Ghani masih memproses apa yang tengah terjadi, setelah cukup lama Ghani melamun dengan bibirnya yang tengah dilecehkan, akhirnya Ghani tersadar dan segera ia dorong tubuh tegap milik temannya ini. "Mhh, a-apa yang kamu lakuin? Kenapa c-cium bibir aku?" Tanya Ghani cukup bingung.

   "Untuk pertanyaan pertama, saya yakin kamu sudah tahu jawabannya. Dan untuk pertanyaan kedua, saya sangat gemas dengan bibir merahmu yang cerewet" Jawaban terbodoh yang pernah Ghani dapat dari Daniello Anderson, tangan kanannya.

   Selepas bibir Ghani dilecehkan, Daniel menaruh begitu saja tubuh itu di atas pangkuannya. Melakukan gerakan yang cukup aneh, hingga tubuh bagian bawah Ghani merasakan sesuatu. "Ekhm, maaf tuan Daniel. Di bawah itu apa ya?!" Tanya Ghani dengan perasaan geram. Yang ditanya hanya dapat memberikan cengiran jelek dan menyebalkan itu untuk Ghani. Alhasil karena Ghani tidak tahan lagi menghadapi kebodohan Daniel, Ghani pun memberikan tamparan keras di dada bidang Daniel. Memegang kedua sisi wajah Daniel dengan cepat, sembari berucap "dasar otak mesum!"

   Ya, satu hal itu yang membuat Ghani tidak suka pada Daniel (Selebihnya Ghani suka), Daniel itu sangatlah mudah terangsang, bahkan saat pertama kali bertemu dengan Ghani dan anak itu mencoba menggoda Daniel sebagai lelucon, Daniel langsung menyudutkan Ghani ke sisi dinding. Mengambil kedua tangan Ghani dengan keras dan menautkan tangan mereka berdua di dinding dingin ruangan Ghani.

   "Ayolahh, sehari aja kamu ga kayak begini. Apa ga bisa?! Hishh, bikin mood aku makin ancur tau ga?!" Daniel menunduk dalam ketika mendengar dari ucapan Ghani bahwa betapa kesalnya anak itu pada dirinya ; sementara Ghani sendiri menatap Daniel tidak percaya.

   "Dan karena omelan aku ke kamu, sekarang bikin kamu ngambek kayak orang aneh?! Mikirlah, seharusnya aku yang ngambek!" Sembari berdecak kesal, Ghani pun akhirnya membawa Daniel ke dalam dekapannya. Mengelus rambut Daniel dengan lembut dan membiarkan Daniel merangkul pinggangnya erat.

***

Mengetik: V-IX-XXIV (Thursday)
Diunggah: XIII-IX-XXIV (Friday)
Kata : 641


To
Be
Continued >>>

The Boy Is Mine | BxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang