Ghani Curiga. (Lima)

12 2 0
                                    

  ***

    "Kalau bukan kamu orangnya, terus siapa lagi?! Aku ga suka orang yang pembohong, Ello! Kamu kan tau itu!" Daniel mengelak, ia menggeleng tanda bahwa memang bukan dia lah orangnya. "Harus berapa kali saya katakan? Bukan saya orangnya, Ghani. Se tidakpercaya itu kah kamu pada saya?"

    Matanya membola, ia muak mendengar ucapan Daniel yang barusan. Rasanya ingin sekali menjambak dan memaki-maki Daniel saat itu juga. "Ga mau tau! Pokoknya kamu harus tanggungjawab, aku bener-bener ga suka orang pembohong dan ga bertanggungjawab kayak kamu!"

    Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Ghani, dipersilakan lah orang itu untuk masuk. "Apa yang sebenarnya kalian perdebatkan wahai anak-anakku? Ini masih pagi sekali, tapi kalian berdua sudah berisik" Ternyata bunda Riel yang mengetuk. Mendengar ucapan sang bunda, Ghani menghembuskan napasnya kesal. Menceritakan kejadian beberapa menit lalu yang mampu membuat dirinya kesal bukan main.

    "Daniel numpahin susu aku bundaaa. Tuh liat! Baju aku basah semua, badan aku juga jadi lengket! Marahin Daniel bunn!" Menggeleng tidak habis pikir atas perilaku anaknya serta si tangan kanan yang sudah bunda anggap seperti anak sendiri. "Daniel, mengapa menumpahkan susu milik Ghani? Itu susu terakhir Ghani untuk hari ini, kasihan dia"

    "Maaf bunda, saya tidak sengaja. Tadi saya sudah meminta maaf, tapi Ghani tidak memaafkan saya"

    "Dasar playing victim! Tadi lo ga minta maaf ya ke gue! Lo malah ngelak dan nuduh gue ga percaya sama lo! Ihh ngeselin!" Mata Ghani berkaca-kaca, ia sudah sangat frustasi akibat bajunya yang kini bau susu itu. Padahal beberapa menit lagi Ghani akan berangkat ke suatu tempat untuk menemui klien.

    "Sabar sayang, Daniel minta maaf pada anak bunda"

    "Baik bunda, Ghani maafkan saya" Mendengar itu Ghani malah meneteskan air matanya, ia salah mengartikan ucapan maaf Daniel. Ghani malah menangkap bahwa Daniel tidak ikhlas memberikan kata maaf pada dirinya.

    "Bundaaaaaa, Danielnya ga ikhlasssss!" Daniel mendecak sinis, mendekati Ghani dan mendekap tubuh itu dengan sangat erat. Bahkan bunda yang melihatnya saja sudah sesak, tapi tidak untuk Ghani, ia malah menenggelamkan wajahnya di dada bidang Daniel. Menghirup dalam-dalam wangi Daniel yang enak itu, sekaligus mengusap cairan yang ke luar dari hidungnya di baju Daniel.

    "Karena kalian sudah baikan, bunda kembali ke kamar ya? Ghani istirahat saja, tidak perlu bertemu klien yang kemarin kamu bilang. Istirahatkan tubuhmu dan jangan sampai ada yang drop diantara kalian berdua, bunda tidak sanggup melihatnya"

    Ghani hendak menolak untuk tidak bertemu klien seperti yang bundanya katakan, tapi tidak jadi karena Daniel menatap dirinya dengan tajam. Akhirnya bunda ke luar dari kamar Ghani, meninggalkan kedua anak adam itu berduaan di dalam kamar.

***

Mengetik: XVI-IX-XXIV (Monday)
Diunggah: XIV-X-XXIV (Monday)
Kata: 416

To
Be
Continued >>>

The Boy Is Mine | BxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang