***
Hari ini, Ghani akan pergi menuju makam sang istri, melepas rindu di sana. Ghani pastikan air matanya jatuh sangat banyak nanti. Oh iya, apa Ghani harus mengajak tangan kanannya? Coba Ghani pikirkan terlebih dahulu.. Jika ia mengajak Daniel pergi ke makam, dapat Ghani pastikan sepulangnya mereka berdua dari sana, Daniel akan mengejeknya karena ia menangis sesenggukan. Tapi jika tidak mengajak Daniel, ada kemungkinan Ghani diserang oleh orang-orang iri.
"Elloo, ke ruangan aku cepetan. Bantu aku siap-siap buat berangkat ke makam" Ghani menelepon Daniel juga akhirnya.
"Tentu, tunggu sebentar manis. Saya sampai dalam 3 menit."
"Okk, jangan lama-lama ya Ello. Muahh"
"Fuck, Ghani Anderson"
Telepon dimatikan sepihak oleh Ghani, ia sengaja melakukan hal menjijikkan itu agar Daniel buru-buru menuju ruangannya. Dan benar saja, orang itu membuka pintu ruangan Ghani dengan tidak elit. Dan berjalan ke depan meja Ghani dengan wajah yang setengah memerah.
"IHHH SANGEAN" Teriak Ghani sembari berjalan mundur untuk menjauh dari Daniel. Daniel sendiri mencoba agar napasnya kembali seperti biasa, saat sudah sedikit tenang, Daniel akhirnya memberikan tatapan sinis untuk Ghani. "Kebiasaan. Jangan menggunakan jurusmu yang itu jika sedang berbicara dengan saya"
"Ello sangean ih, dede gasuka mm!" Ujar Ghani dengan nada menjijikkan, tangannya bertaut, dan ia mengeluarkan wajah seperti emot menahan pup (🥺). Daniel menggelengkan kepalanya sebab tidak habis pikir dengan kelakuan si pendek-- Ghani.
"Sudahlah, mau siap-siap apa lagi? Kamu sudah rapi, seperti ini saja" Ghani yang mendengar perkataan dari tangan kanannya itu, sedikit kesal. Mengapa? Karena Ghani dibilang rapi dengan setelannya yang saat ini seperti bocah taman kanak-kanak.
Ayolahh, Ghani akan pergi ke makam sang istri! Bukan mau pergi ke taman bermain. Lagipula bisa ditertawai habis-habisan jika istrinya melihat ia memakai baju kodok ini. "Ngotak dikit bisa? Aku mau ke makam, Ello! Bukan ke ragunan! Ayolahh" Daniel tertawa karena mendengar ucapan Ghani yang terakhir.
Setelahnya, dengan mobil keren milik Daniello, mereka benar-benar pergi ke pemakaman keluarga Gabrison. Tak banyak bicara pada saat di dalam ruang makam istri Ghani-- Marianne Gabrison. Ternyata benar, Ghani menumpahkan air matanya sangat banyak, bahkan jika ditampung mungkin botol minumnya akan penuh. Tapi itu terlalu berlebihan.
***
Mengetik: XI-IX-XXIV (Wednesday)
Diunggah: V-X-XXIV (Saturday)
Kata: 345To
Be
Continued >>>
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Is Mine | BxB
RandomIa menginginkan si pendek, namun wanita itu menghambatnya. ⚠️ Peringatan: Boyslove/homo. Kalau ga suka jangan dibaca. Cerita asli dari Ranjira(me). Gua ga plagiat, dan kalian ga boleh plagiat. Diunggah: Jum'at, XIII-IX-XXIV Tamat: ?