Ghani Malu. (Sembilan)

4 2 0
                                    

Jangan salah pasangan🤘🏼🤩

***

    Ghani rasa dirinya harus meminta maaf pada wanita di depannya saat ini, tolong.. Ghani malu. Wanita di depannya hanya menatap Ghani dari atas sampai bawah dengan tatapan berseri. "Astagaa, akhirnya momma bisa melihatmu lagi sayaaaang! Momma benar-benar merindukanmu" Sekitar 2 menit mereka bertiga saling diam di dalam ruangan Ghani, akhirnya momma angkat bicara juga.

    Ghani menanggapi ucapan itu dengan senyuman kikuk, jangan lupakan bahwa dirinya ini masih merasa sangat malu sebab terlalu curiga pada Daniel. Mana ia menebak wanita yang Daniel bawa adalah wanita penghibur lagi..

     "Mm, momma.. Ghani m-minta maaf" ujarnya dengan gugup. Momma heran, mengapa anak ini meminta maaf pada dirinya? Padahal sedaritadi ia rasa, Ghani tidak melakukan apapun. "Kenapa sayang? Kenapa meminta maaf pada momma, hm?" Ghani menundukkan kepala sembari terus-terusan mengelus pergelangan tangan sebelah kirinya. "Ghani.. Salah paham sama Daniel dan momma, kemarin karyawan-karyawan pada ngomongin 'perempuan' yang Daniel sempet bawa. Aku kira perempuan itu siapa, maaf momma. Maaf bangeett"

    "Astaga Ghani Anderson! Lucu sekaliii, huhuu! Intinya kamu ini cemburu ya kemarin?"

    "M-momma! Aku ga cemburu! Cuma curiga. Satu lagi! Namaku Ghani Gabrison, bukan Ghani Andersooooonn!" Ghani merengek-rengek layaknya seorang anak kecil yang sedang meminta dibelikan permen kapas. Ugh, ia 1000000000000× lebih manis dan tampan dari biasanya!

    Momma terkekeh melihat perilaku Ghani yang seperti anak balita itu, malah semakin gencar untuk menjahili Ghani. "Mm, omong-omong bagaimana keadaan bunda mu, Nak? Apa sehat?"

    "Puji Tuhan, bunda sehat momma. Hari ini niatnya bunda juga pengen ke mari, katanya sih kangen sama bangunan yang udah lama ga ayah kelola" Ghani memberi penjelasan pada momma, momma mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. "Woahh, berarti hari ini momma dapat bertemu besan-

    "Momma, shut up your fuckin' mouth" Daniel menyela ucapan momma, karenanya kalimat momma terpotong. Ghani yang mendengar kata-kata kasar dari Daniel pun menampar pelan mulut Daniel. "Ello! Kasar banget sih mulutnya, ini momma lho! Hishh"

    "Sorry Ghani" Ghani menggeleng, ia tidak mau mendengar kata maaf dari Daniel untuk dirinya. Ia ingin Daniel meminta maaf pada momma, bukan pada dirinya. "Maaf kamu ga diterima, kamu punya salah sama momma, bukan sama aku. Jadi, minta maaf ke momma"

    "Astaga.. baiklah, i'm sorry ma"

    Momma terkekeh, anaknya itu terlihat sangat tunduk pada Ghani. Yaaa, wajar saja, anaknya itu sudah terlalu jatuh cinta. Jatuh cinta sebagai teman maksudnya. Haha. "Tidak apa Daniel, lain kali jangan mengucapkan itu lagi pada momma ya?" Daniel mengangguk.

    "Ghani, saya sepertinya harus pergi ke luar untuk menemui klien. Hanya sebentar, mungkin 20 menit saja"

    "Of course, lagipula itu kerjaan kamu kan? Minta izin juga sama momma."

    "Yes, i will. Momma, Daniel harus pergi menemui klien. Momma di sini saja ya? Tunggu bunda datang"

    "Iya iya, momma ini bukan anak kecil yang harus diberitahu seperti itu. Pergi saja sana, jangan lama-lama, momma juga tidak akan lama di sini soalnya. Jika kamu lama, dikhawatirkan Ghani sendirian, momma tidak tega jika Ghani manis ini sendirian"

    "Momma.. aku udah besar-

    "Mau kamu sudah besar, momma akan terus menganggapmu seperti bayi kecilnya Gabrison." Perdebatan pun terhenti ketika Daniel sudah benar-benar pergi meninggalkan Ghani bersama momma, dan saat ini perdebatan tergantikan dengan obrolan panjang lebar tentang benda apa yang disukai Ghani.

***

Mengetik: XI-XI-XXIV (Senin)
Dipublish: XXVIII-XI-XXIV (Kamis)
Kata: 515

To
Be
Continued>>>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Boy Is Mine | BxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang