Chapter 2: Pose ~Just Like That, Huh!

486 69 17
                                    

AUTHOR POV








Day 2: Syuting The Models - Crane Challenge








Sinar matahari Cikarang yang terik nggak menyurutkan semangat para model, walau di balik kacamata hitam dan pose keren mereka, udah banyak yang dag-dig-dug.

Irene, salah satunya, berdiri paling depan sambil melirik crane setinggi puluhan meter.

"Hah, kok bisa ada crane?" gumamnya, pelan tapi penuh kecemasan.

"Modelsss! SEKARANG WAKTUNYA CHALLENGE!!" suara lantang Gani dari toa bikin semuanya lompat kaget.

Wajah para model menegang, apalagi begitu Gani mulai menjelaskan soal crane challenge ini.

Di belakangnya, Bintang cuma senyum kalem dengan kacamata hitamnya yang bikin auranya semakin 'cool'.

"Jadi, di challenge pertama ini, kalian akan berpose di atas crane. Tantangannya adalah gimana kalian bisa tetap fierce meskipun di ketinggian dan... agak-agak bergelantungan gitu," jelas Kak Gani.

Irene: "Serius, ini beneran? Crane? Di pose pertama?! Gue pikir bakal ada runway atau photoshoot di studio, nggak taunya disuruh main-main di ketinggian begini. Ya ampun, mana tadi malem abis dipeluk-peluk Egi, sekarang harus pake energi lebih!"

Bintang melanjutkan dengan suaranya yang tegas, "Ingat, kalian bukan cuma harus terlihat kuat, tapi juga elegan dan mengendalikan pose kalian. Kalau nggak bisa tahan keseimbangan, bakal kelihatan jelas di foto."

Reina, yang dari tadi cuma menatap kosong ke arah crane, mendesah, "Challenge kek gini mah bikin aku deg-degan, bukan karena tinggi, tapi takut keseleo."

Sementara itu, di sudut pandang lain, Egi, yang berdiri agak jauh dari para model, mencoba terlihat setenang mungkin.

Padahal dalam hatinya, dia cemas setengah mati melihat Irene, pacarnya, yang bersiap naik tangga crane itu.

"Irene, hati-hati naiknya!" teriak Bintang dari bawah, nadanya nggak keras tapi cukup untuk membuat Irene menoleh dengan tatapan jengkel.

"Iya tau, kak! Aku udah tau caranya!" Irene membalas sambil naik tangga dengan gaya percaya diri, tapi sayangnya justru langkah pertamanya agak goyah.

"HEY, PELAN-PELAN, JANGAN SAMPAI JATOH!" suara Bintang lagi-lagi terdengar, tapi Irene lebih memilih buat mengabaikannya.

Masih dengan langkah yang agak gemetar, dia terus naik. Di belakangnya, Egi nggak bisa menahan diri buat ngasih instruksi lebih halus.

"Rene, jangan terlalu tinggi, fokus aja sama pose kamu," kata Egi, suaranya pelan tapi jelas ditujukan buat Irene.

Model-model lain melirik ke arahnya, mungkin heran kenapa Egi keliatan perhatian banget ke Irene.

"Ya Tuhan, udah lah tinggi-tinggi begini, masih aja Egi kasih instruksi. Tapi ya, gue ngerti sih, dia khawatir, cuma... plis jangan lebay di depan anak-anak lain, nanti ketauan dong gue sama dia pacaran!"

Begitu Irene sampai di posisi yang cukup tinggi, dia mulai siap-siap buat pose. Dari bawah, Mas Bintang masih terus ngamatin, siap memberikan kritik.

Gani juga ikutan ngeliat dengan mata tajamnya. Sementara itu, Miya dan Egi berdiri di dekat monitor, memperhatikan setiap gerakan para model.

"POSE PERTAMA, MULAI!" teriak Kak Gani dengan semangat.

Irene mencoba menyeimbangkan diri, tapi belum sempat dia pasang pose full fierce, tangannya tiba-tiba kehilangan pegangan, dan kakinya meluncur sedikit dari pijakan.

The Models [SEULRENE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang