Chapter 7: Curiga

321 49 32
                                    

AUTHOR POV


























Setelah dua hari yang penuh tantangan dan adrenaline, akhirnya para model diberikan kesempatan untuk menikmati dua hari off mereka. Sesi challenge selanjutnya dan eliminasi round two akan dilaksanakan dua hari kemudian.

Beberapa memilih untuk tetap tinggal di rumah model, sementara yang lainnya memutuskan pulang ke rumah masing-masing, terutama mereka yang berdomisili di Jakarta.

Irene, yang juga tinggal di Jakarta, tentu saja memanfaatkan kesempatan ini untuk pulang ke apartemen dan menghabiskan waktu bersama pacarnya, Egi.


Begitu pintu apartemen mereka tertutup, Irene langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa, melepaskan nafas lega setelah beberapa hari yang begitu padat dan melelahkan.

"Aduh, akhirnya bisa istirahat. Kangen banget sama sofa ini," gumam Irene sambil menutup mata.

Egi, yang baru saja masuk dengan membawa segelas air, tertawa kecil melihat pacarnya begitu manja.


"Sofa atau aku yang kamu kangenin?" goda Egi, duduk di samping Irene. Tatapannya penuh kehangatan dan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya setiap kali melihat Irene.

Irene membuka sebelah matanya, melirik Egi sambil tersenyum tipis. "Hmmm, kayaknya dua-duanya deh. Tapi sekarang aku lebih kangen sama kamu," jawab Irene sambil menggeser tubuhnya sedikit ke arah Egi.

Tanpa basa-basi, Irene langsung menumpukan kepalanya di pangkuan Egi. Ia tersenyum lelah, namun jelas terlihat bahagia.


Egi meletakkan tangannya di atas kepala Irene, perlahan mengusap rambutnya dengan lembut.

Mereka menikmati momen hening itu beberapa saat, hanya ditemani suara TV yang diputar asal sebagai latar belakang.

Setelah beberapa menit berlalu, Irene perlahan bangkit dari pangkuan Egi dan mendudukkan diri dengan posisi yang lebih dekat.


Tanpa banyak bicara, dia mendekatkan wajahnya ke arah Egi, menatapnya dalam-dalam, seolah meminta lebih dari sekadar belaian lembut di rambutnya tadi.

Egi tersenyum dan tanpa ragu meraih wajah Irene, menangkup pipinya dengan kedua tangannya. Bibir mereka bertemu dalam ciuman yang hangat dan lembut, awalnya perlahan, namun seiring waktu semakin dalam.

"yanghh ~"


Irene mendesah pelan di antara ciuman mereka, merasa rileks dalam pelukan Egi. Tangannya otomatis naik ke leher Egi, menariknya lebih dekat, seolah tak ingin ada jarak di antara mereka.

The Models [SEULRENE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang