AUTHOR POV
Hari itu rumah model terasa lebih sepi dari biasanya, namun tetap hangat dengan suasana canda tawa para model yang tersisa.
Jane, Kezia, Reina, Jennie, Chloe, dan Anne sedang berkumpul di ruang TV. Mereka memutuskan untuk tetap di rumah model selama libur syuting, memilih tidak pulang ke tempat tinggal masing-masing.
Suasana di ruang TV terasa santai. Mereka semua duduk lesehan di sofa dengan bantal-bantal berserakan, sambil menikmati camilan keripik kentang, kue, dan jus buah.
Jennie, yang biasanya berperan sebagai "cewek super nyantai," sedang bercerita tentang hari-harinya sebelum kompetisi, membuat semua tertawa terbahak-bahak karena ceritanya yang penuh kelucuan dan drama.
Namun, di tengah keriuhan itu, Jane tampak berbeda.
Tatapannya kosong dan beberapa kali ia terlihat melamun, sesekali menggigit bibirnya sendiri seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat.
Kezia, yang duduk di sebelah Jane, merasa ada yang aneh dengan sahabatnya itu.
"Jane, lo kenapa sih? Kok dari tadi ngelamun terus," tanya Kezia, sambil menepuk pundak Jane pelan.
Jane yang tiba-tiba tersadar, langsung tersentak kaget.
"Hah? Oh, ngga kok, gue nggak apa-apa. Cuma lagi mikirin... yaa... gitu deh," jawab Jane dengan senyum yang terlihat dipaksakan.
Kezia yang nggak begitu percaya hanya menatap Jane dengan alis terangkat, tapi sebelum dia bisa bertanya lebih jauh, Jane langsung mengalihkan pembicaraan.
"Eh, guys! Kalian ingat nggak waktu kita pertama kali ketemu di hari pertama? Gila ya, udah top 7 aja sekarang," katanya sambil tertawa.
Semua anak model yang lain tertawa setuju, kecuali Jane yang dalam hatinya masih terngiang-ngiang dengan hal yang mengganggunya sejak melihat foto di ponsel Irene beberapa hari yang lalu.
Seiring obrolan berlanjut, Jane tetap berusaha tampil normal, meskipun pikirannya sibuk memikirkan satu hal—wajah pacar Irene yang sangat mirip dengan Egi, salah satu juri di Indonesia Next Top Model.
Jane sesungguhnya ingin menceritakan kecurigaannya kepada Kezia dan Anne, namun ada Jennie dan Chloe di ruangan itu.
Jennie dan Chloe dikenal agak sinis dan sensi terhadap Irene, jadi Jane tidak ingin membicarakan sesuatu yang begitu sensitif di depan mereka.
Mereka berdua pasti akan memanas-manasi situasi jika mendengar hal ini, dan Jane tahu itu akan membuat keadaan jadi semakin rumit. Jadi, Jane memutuskan untuk menunggu momen yang tepat.
Setelah beberapa saat, Jennie dan Chloe mulai merasa mengantuk. Jennie, dengan senyum lelahnya, menguap dan berkata, "Guys, gue mau balik kamar duluan deh, ngantuk banget."
Chloe mengangguk setuju. "Iya, gue juga. Kita kan dapet libur, mending istirahat biar fresh lagi besok."
Setelah berpamitan, Jennie dan Chloe beranjak ke kamar mereka, meninggalkan Jane, Kezia, dan Anne yang masih duduk di ruang TV.
Begitu pintu kamar Jennie dan Chloe tertutup, Jane akhirnya merasa waktunya tepat.
Dia buru-buru mengeluarkan ponselnya dan dengan cepat membuat grup WhatsApp yang hanya berisi dirinya, Kezia, dan Anne. Jane mengetik cepat di ponselnya:
"Gue ada sesuatu yang harus gue ceritain ke kalian berdua, tapi jangan sampe Chloe sama Jennie tau, ya!"
Kezia dan Anne yang sedang asik ngobrol, tiba-tiba berbunyi ponsel mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Models [SEULRENE] ✔
Fiksi PenggemarIrene ikut kompetisi model bergengsi "Indonesia Next Top Model" dimana si mas pacar Egi yang jadi juri nya, let's see perjuangan mereka yang kudu backstreet selama kompetisi berlangsung ~ Just take it or leave it yalll ~ Warn : genben (bxg) #1 on se...