3. Lukisan No. 4 (3)

162 21 2
                                    

Welcome to THE ROGUE: Come Up To The Surface

***

Di sebuah sudut perpustakaan Bimantara ada banyak lukisan tua yang bernilai fantastis. Selama bertahun-tahun Bimantara selalu menambah berbagai dekorasi bernilai tinggi di setiap sudut sekolah, tak terkecuali Perpustakaan.

Murid-murid Bimantara tentunya tidak akan mempertanyakan dari mana uang yang didapatkan sekolah untuk membeli benda-benda tersebut. Tentunya dari uang sekolah serta donatur yang selalu menyumbang di Bimantara untuk menunjang fasilitas sekolah yang di atas rata-rata, sehingga membutuhkan dana yang besar pula.

Maka dari itu bukan rahasia lagi, untuk masuk ke Bimantara bukan hanya butuh otak tetapi juga uang.

Perpustakaan selalu menjadi pilihan terakhir atau tidak sama sekali untuk murid-murid datangi. Namun kali ini berbeda, sudah seminggu ini perpustakaan selalu didatangi oleh murid-murid yang bahkan tidak pernah menginjakkan kaki mereka di sana.

Tentunya hal itu menjadi sebuah topik hangat yang sangat menarik untuk dibicarakan.

Tak terkecuali oleh ketiga murid perempuan yang kini sedang mengobrol di depan kelas mereka, membicarakan tentang perpustakaan yang mendadak menjadi tempat favorit yang sering dikunjungi.

"Sumpah, ya, gue penasaran kenapa bisa perpustakaan tiba-tiba jadi banyak pengunjungnya?" tanya Qia yang sudah sangat penasaran dengan hal tersebut. "Lo tahu kenapa? Biasanya kan lo tahu semuanya." Qia menoleh ke arah Raline.

Yang ditanya menggeleng kepalanya. "Untuk kali ini gue clueless."

Qia menatap Raline dengan tatapan yang meledek. "Ah, mana nih katanya yang tahu semua berita? Masa berita kayak gini aja nggak tahu."

Raline mendelik pada Qia. "Yeee... Gue cuma belum dapat ilham aja dari orang-orang. Palingan besok gue juga udah tahu ada apa di sana," sahutnya dengan sedikit menyombongkan diri dengan kemampuan yang bisa dibilang tidak begitu penting.

Tawa Serena tiba-tiba terdengar. "Hahaha... Apa kemampuan seseorang Raline menurun?" ledeknya dengan mata yang melihat Qia yang juga ikut menertawakan teman baiknya itu.

Raline seketika cemberut melihat bagaimana ia menjadi bahan ledekan kedua temannya. "Detektif aja perlu penyelidikan buat dapatin bukti. Begitu juga gue, yang perlu penyelidikan buat dapat informasi."

"Siap! Detektif Raline," canda Qia dengan tangan terangkat, sikap hormat ke arah Raline.

Tiba-tiba Serena mendapat sebuah ide untuk memuaskan rasa penasaran mereka bertiga tentang perpustakaan yang tiba-tiba ramai pengunjung. "Guys, gimana kalau kita ke perpus dan lihat ada apa di sana?" usul Serena yang langsung disetujui oleh Qia dan Raline.

***

Ketiga murid tadi sudah duduk dengan rapi di dalam Perpustakaan. Suasana Perpustakaan tentunya senyap dan sunyi. Hanya suara detak jarum jam yang terdengar samar di ruangan tersebut.

Semua biasa saja. Sama seperti suasana perpustakaan pada umumnya. Tidak ada yang aneh di sana. Qia memajukan tubuhnya kemudian memberikan isyarat kepada Serena dan Raline untuk ikut mendekat. Sambil berbisik ia berkata. "Semuanya tampak normal. Nggak ada yang aneh."

Serena dan Raline mengangguk menyetujui. "Justru yang kayak gini yang buat tambah aneh." Kata Raline. "Air tenang belum tentu aman," sambungnya mengutip salah satu quotes terkenal.

Seperti mendapatkan sebuah petunjuk, mereka bertiga mendengarkan suara beberapa gadis yang menarik perhatian mereka untuk di dengar. Raline yang pertama kali mendengarnya, meletakkan tangannya di depan bibir sebagai isyarat agar Serena dan Qia untuk diam. Keduanya mengerti isyarat yang diberikan oleh Raline.

THE ROGUE : Come Up To The SurfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang