11 | Kaget

22 4 0
                                    

2022

Sebagai pecinta makanan pedas, Dira tentu tidak menolak ketika Ana mengajaknya pergi ke sebuah kedai mie bernama Go Cuan. Dira sih belum pernah mencoba. Tapi kata Ana rasanya enak, sebelas dua belas dengan yang ori. Soalnya mie Go Cuan ini versi kw-nya.

Pukul sepuluh pagi, Dira, Rifa, dan Ana berkumpul di rumah Sarah karena memang rumah Sarah-lah yang dekat dengan lokasi Go Cuan.

Mereka berempat lalu pergi dengan berboncengan. Ana membonceng Dira, sedangkan Rifa membonceng Sarah. Tak sampai sepuluh menit, akhirnya mereka tiba di lokasi tujuan.

Menurut Dira, tempatnya bersih dan rapi, tapi tidak terlalu strategis karena lokasinya tidak di jalan besar yang dilalui banyak orang. Namun, pelayanannya ramah dan baik. Mereka berempat lalu memilih tempat duduk yang berada di dalam ruangan.

"Kalian pesan apa?" tanya Ana sambil membolak-balik buku menu.

Dira mengamati menu yang tertera. Ia ingin memesan level tiga, tapi kata Ana level tiga sudah pedas. Sebagai pecinta pedas, Dira merasa tertantang untuk mencobanya. Meski sudah mendapatkan peringatan dari Ana, tetap saja Dira ngeyel.

Sementara itu, Rifa menyamakan pesanannya dengan Dira. Mereka berdua memang sama-sama suka pedas. Kebalikannya, Ana dan Sarah tidak begitu suka. Jadilah mereka berdua memesan mie level dua. Untuk minumannya, Dira, Rifa dan Ana memesan es coklat, sedangkan Sarah memesan lemon tea.

Sembari menunggu pesanan tiba, mereka berempat berbincang-bincang. Bukan, lebih tepatnya bergibah. Biasalah, perempuan ketika sedang berkumpul memang begitu.

Saat pergibahan dijeda, Ana menunjukkan layar HP-nya kepada Sarah. Lalu, keduanya tersenyum. Dira yang penasaran pun bertanya, "Ada apa, sih?"

Pertanyaan itu langsung mendapat jawaban dari Sarah. "Itu, chatnya Ana sama Adit," balasnya.

Alis Dira mengernyit. Heran. Ia memandangi wajah Ana dan Sarah bergantian. Sarah yang seakan bisa membaca isi hati Dira pun langsung berkata, "Ana suka sama Adit. Itu dia lagi nunjukin chatan sama doi yang bikin dia salting."

Bak tersambar petir di siang bolong, Dira kaget sekaget-kagetnya. Ia sempat terpaku sejenak, mencerna ucapan Sarah. Ia mencoba meyakinkan dirinya kalau yang barusan ia dengar adalah salah. Ya, telinganya bermasalah.

Namun, perkataan Ana selanjutnya justru semakin memperjelas ucapan Sarah. "Apaan sih! Cuma sekedar suka aja, kok!"

Dira hanya tersenyum, meski dalam hatinya ingin menangis kencang. Ya Tuhan, ini benar ia dan sahabatnya suka dengan lelaki yang sama? Parahnya, sama-sama teman sekelas mereka? Dira sangat shock. Kocak sekali.

Memang benar, sih, perasaan cinta maupun suka itu tidak bisa disalahkan. Terkadang, ia hadir begitu saja. Dira tidak marah dan tidak akan melarang Ana menyukai Adit. Toh, statusnya dengan Adit juga belum jelas. Hanya sebatas dekat di chat saja.

Tapi, kenapa harus Adit? Dari sekian banyak laki-laki di sekolah, kenapa Ana harus menyukai lelaki yang juga Dira sukai? Dira tidak bisa berpikir jernih. Ia membayangkan bagaimana hubungan persahabatan mereka kedepannya jika Ana tahu bahwa Dira juga memiliki rasa yang sama terhadap Adit, bahkan sejak kelas tujuh.

***

Nongkrong yang seharusnya membuat perasaan Dira happy, tetapi ia justru pulang ke rumah dengan raut wajah yang kusut. Dira ini tipikal orang yang tidak bisa menyembunyikan perasannya. Jadi, ketika ia sedang sedih, marah, atau sedang ada masalah, akan terlihat jelas di wajahnya.

"Kamu kenapa, Dir?" tanya ayah.

Ternyata ayah pulang lebih cepat. Biasanya, beliau pulang sehabis maghrib atau isya, tapi sekarang pukul empat sudah ada di rumah.

"Nggak apa-apa, capek aja," balas Dira singkat.

Ia lalu masuk ke dalam kamar. Merebahkan tubuhnya di kasur, lalu memeluk boneka beruang besar pemberian ayah saat Dira kelas empat SD.

Ia membuka HP-nya. Menunggu notifikasi dari seseorang. Siapa lagi kalau bukan Adit? Tapi ternyata Adit tak mengirim satu pun pesan kepada Dira.

Dira bete. Ia pun memutuskan menonton Shinbi's House untuk menghilangkan rasa betenya. Bukannya menjadi happy dengan menonton kartun kesukaannya, Dira justru tambah kesal ketika adegan Choi Kanglim dan Koo Hari yang menurutnya sangat romantis. Dira kan jadi membayangkannya dengan Adit!

Mak klunting!

Tiba-tiba HP Dira berbunyi.

Adit
Dek, lagi apa?

Panjang umur. Baru juga Dira memikirkan Adit, tiba-tiba Adit mengiriminya pesan. Dira jelas tak bisa menyembunyikan perasaan senangnya. Tanpa berlama-lama lagi, ia langsung membalas pesan dari Adit.

Dira
Nonton Shinbi's House om

Adit
Suka ya?

Dira
Bangettt

Adit
Coba kamu nonton donghua

Dira
Hah? Apa itu?
Sejenis anime?

Adit
Yaa bisa gitu lah
Kalau anime kan yg buat Jepang
Kalau donghua yang buat China

Dira
Owhh gituu

Adit
Coba deh kamu nonton dek
Judulnya Soul Land
Bagus itu

Dira
Ntar ya om kalau aku senggang

Adit
Okeee dek

Chat singkat dengan Adit sukses membuat perasaan Dira kembali happy. Ia tak lagi murung seperti saat sepulang dari kedai mie. Ternyata benar kata sebagian orang. Cinta itu bisa membuatmu bahagia.

Cinta MonyetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang