Bab 09

84 18 60
                                    

•○OBSESI○•

"Iya" Jawab Sohyun. Dirinya tersenyum tipis ke arah Jungkook sebelum benar-benar masuk kedalam kamar.

Walaupun Sohyun sudah masuk ke dalam tapi Jungkook, pria itu masih terus saja memperhatikan kearah depan pintu kamar yang Sohyun masuki.

Entah mengapa, jika melihat Sohyun yang terlihat seperti itu, mengingatkannya kembali ke masa lalu. Masa dimana Sohyun yang terlihat benar-benar hancur setelah kepergian orang tuanya.

Rasa khawatirnya itu membuatnya tak bisa tidur dan terus ingin terjaga untuk mengawasi Sohyun.

Karena nyatanya, Sohyun tidak sekuat yang orang lihat, bahkan, keseriusannya saat disekolah, kesibukan yang selalu ia lakukan. Semua hal itu, hanya untuk menutupi kekosongan yang ada pada diri Sohyun saat ini.

"Sangat rapuh, rasanya kau akan pecah saat itu juga.." Jungkook melihat telapak tangannya. Walaupun dia tak ingat jelas gambaran saat itu, yang jelas, rasa sakit itu, rasa sakit yang Sohyun miliki, sampai sekarang, masih dapat ia rasakan.

"Eomma..hiks.. Appa..." Dari malam kemarin, suara tangisan Sohyun masih terdengar jelas ditelinga Jungkook.

Pria itu yang terus menemani Sohyun sejak 2 hari yang lalu. Hari dimana kedua orang tuanya tiada.

Jungkook bahkan sampai tak masuk sekolah, karena khawatir dengan kondisi Sohyun setelah kepergian orang tuanya.

Setelah pemakamam, tidak ada yang Sohyun lakukan. Dia bersikeras tidak ingin menemui orang-orang yang melayat dan terus mengurung dirinya dikamar.

"Sohyun-ah, kau belum makan dari kemarin malam, ayo..aku sudah membuatkan mu sesuatu" tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Sohyun. Hanya lirihan memanggil kedua orang tuanya yang terus ia ulang.

Jungkook merasa ikut sakit ketika melihat kondisi Sohyun saat ini. Abaikan saja jika sampai saat ini Sohyun belum menyentuh air, tapi Jungkook tak bisa abai begitu saja jika Sohyun tak mengisi perutnya seperti ini.

Jungkook berjalan mendekati Sohyun, yang tengah berbaring di sofa sembari memeluk foto kedua orang tuanya.

Jungkook berjongkok didepan wajah Sohyun, pria itu memperhatikan mata Sohyun yang sembab, pakaian yang belum diganti sejak kemarin, rambut yang berantakan dibiarkan terurai begitu saja hingga menutupi sebagian wajahnya.

Pria itu merapikan rambut Sohyun, menyelipkan sebagian rambutnya yang menutupi wajah Sohyun kebelakang telinga perempuan itu.

"Hikss..Appa..Eomma.." sebenarnya Jungkook tidak tahu, apa yang harus ia lakukan sekarang. Tapi melihat Sohyun yang sekarang, terlihat seperti pantulan dirinya sewaktu kecil.

Terlihat putus asa dan takut kesepian.

Jungkook menggenggam kedua tangan Sohyun, sedangkan perempuan itu hanya diam dengan tatapannya yang kosong.

"Sohyun-ah, Aku akan selalu menemanimu, kau tidak akan sendirian" Sohyun yang mendengar itu menangis kencang, dia sampai lupa bahwa Jungkook selalu ada untuknya, tapi, Sohyun tak sanggup, dia tak sanggup untuk kehilangan orang tuanya secepat ini.

"Aku ingin menemui mereka, hiks..aku..a-ku..tidak bisa hidup tanpa mereka" Lirih Sohyun sembari tersedu-sedu.

Jungkook diam. Selama ini dia hidup sendiri. Jika Sohyun takut sendiri, maka dirinya adalah kesendirian. Kesimpulan Jungkook itu, membuat dirinya tersenyum getir.

S(TALKER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang