36 - hurt feelings

479 45 9
                                    


🧸🖤Komen dan Vote nya jangan lupa! Dan juga, tandain kalo ada typo ya!!💕
🧸Selamat membaca🧸

❥❥❥

Pukul delapan malam dini hari Livy dan Alex baru bisa memasuki kamar Alana, di sebabkan dari sore perempuan itu tidak keluar dari kamar setelah apa yang sudah ia lakukan kepada Elio.

Pasangan suami istri itu sangat khawatir saat melihat dengan mata kepala sendiri sang anak dengan entengnya melempar piring kaca di wajah Elio.

Untung nya cepat lelaki itu melindungi wajahnya dengan tangan, alhasil hanya terkena dahi dan beberapa luka di tangannya. Karena kejadian itu, Alana sempat membisikkan sesuatu pada Elio yang Livy tidak tahu apa, lalu pergi meninggalkan lelaki itu.

Alex dan Livy pun segera mengobati luka-luka Elio setelah Livy memastikan tidak ada luka pada putrinya itu. Entahlah masalah apa yang mereka alami sampai-sampai Alana semarah itu pada Elio.

"Sayang, kalau ada masalah sama Elio, jangan seperti tadi ya, nak? Bahaya." Nasehat Livy lembut sembari mengelus-elus bahu Alana penuh sayang. 

Alana mengangguk saja dengan airmata yang masih mengalir di pipinya. Kenapa bisa tangannya dengan enteng melukai Elio?

Bunyi pintu kamar terbuka mengalihkan atensi kedua perempuan itu. Alex masuk seraya membawa sebuket bunga mawar kuning yang baru saja ia beli dari toko bunga. Berjalan dan menaiki ranjang Alana, duduk di samping putrinya itu

"Ayah beliin bunga untuk kamu. Jangan nangis-nangis lagi." Alex menyerahkan sebuket bunga itu dengan senyuman yang membingkai di wajah nya. Sebelumnya dia tidak pernah melihat putrinya menangis seperti ini, dan ini untuk pertama dan terakhir kali melihat, pria itu pun berinisiatif memberi Alana bunga agar putrinya itu tidak bersedih lagi.
Entah berhasil atau tidak, semoga saja berhasil.

Alana mengambil bunga itu kemudian memeluk ayahnya dari samping. Menumpahkan tangisannya di pelukan pria yang sudah berumur itu, membuat Alana semakin takut jika orang tuanya tahu bahwa dirinya hamil. Bayang-bayang orang tuanya akan mengusirnya sudah menghantui Alana. Alana sungguh tidak siap, dimarahi, membuat orang tuanya kecewa, dan hal sebagainya yang membuat Livy dan Alex kecewa.

Alana jadi bimbang, ia juga tidak mau hamil. Tapi Elio? Elio melarangnya untuk menggugurkan kandungan ini, Karena sama saja Alana membunuh namanya.

Alex mengusap lembut surai putri nya.

"Kamu kenapa? Elio selingkuh? Elio nyakitin kamu?" Tanya Alex.

Merasakan Alana menggeleng, Alex kembali menebak-nebak apa yang terjadi pada putrinya. Namun Livy lebih dulu bersuara

"Kalau bunda boleh tau, kamu ada masalah apa sama Elio? Bisa cerita sama bunda? Bunda khawatir melihat kamu seperti ini Alana"

Isakkan Alana mereda. "Gak mungkin aku bilang kalau aku hamil. Tapi gimana? Kalau nggak segera di gugurin pasti perut aku makin besar" batin Alana bingung

Melihat keterdiaman Alana, Livy berujar, "Yasudah, kalau kamu nggak mau cerita, kamu tidur aja, ya? Udah malem"

Alana pun mengangguk lalu melerai pelukannya. Alex turun dari ranjang sementara Livy menyelimuti tubuh Alana sebatas dada ketika Alana sudah berbaring di kasurnya. Tak lupa sebelum pergi, Pasangan suami istri itu mencium kening putri mereka.

Selepas kepergian Alex dan Livy yang sudah menutup pintu kamarnya, Alana turun dan mengunci pintu itu dari dalam. Kemudian kembali ke kasur meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Melihat room chat dengan Elio yang ternyata lelaki itu sama sekali tidak membalas pesannya.

World's NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang