27 - Bertemu kembali

1.6K 113 5
                                    

🧸🖤Komen dan Vote nya jangan lupa! Dan juga, tandain kalo ada typo ya!!💕
🧸Selamat membaca🧸

❥❥❥

"A-alana"

Elio cepat memeluk gadis di depannya dengan melingkari lengannya di leher gadis itu. Mengeratkan pelukannya menyalurkan rasa rindu yang selama ini hanya bisa ia pendam.

Alana mematung mendapat pelukan secara tiba-tiba. Juga tidak bisa bergerak karena pelukan lelaki asing di depannya terlalu erat. Tapi entah kenapa, tubuhnya menerima pelukan orang asing di depannya?

"Sayang, bales pelukan aku" lirih Elio, tanpa Alana ketahui, cairan bening lolos keluar membasahi pipi lelaki itu. Bahagia, Elio bahkan sangat bahagia karena dipertemukan lagi dengan dunianya. Meski sedikit sedih saat merasa Alana tak membalas pelukannya. Sementara

"Lepas deh, aku sesek. Lagian jangan kurang ajar" kata Alana. Berhasil membuat jantung Elio terasa mencelos  mendengarnya.

Perlahan, Elio melerai pelukan itu. Menghapus air matanya yang ia sendiri tidak tahu kapan keluarnya. Detik setelahnya, Elio menatap Alana dalam, mendapati sorot mata Alana mengandung tanda tanya besar.

Tangan Elio hendak bergerak menggapai tangan Alana, namun segera gadis itu menjauh. "Udah lancang meluk, sekarang mau pegang-pegang?"

"Maksud kamu? Kamu pacar aku Lan" beritahu Elio. Tak terima mendengar perkataan yang Alana lontarkan padanya

Kedua alis Alana berkerut "Pacar? Kamu bercanda? Aku aja ngga kenal kamu"

Elio menggeleng cepat. "Kamu prank aku ya? Hilang entah kemana selama seminggu, dan sekarang pura-pura gak kenal aku?" Bantah Elio

Alana memutar bola matanya malas. Ia merasa lelaki di depannya ini sudah tidak waras. Jika bukan karena sahabatnya yang mengatakan bahwa akan ada orang yang akan bunuh diri disini, mungkin ia tak akan mau berlari menaiki tangga.

"Ngaco" gerutu Alana, kemudian melangkah menjauhi Elio. Tentu Elio mengejar, ia menarik pergelangan tangan Alana, menariknya mendekat dan kembali memeluknya. "Sebentar aja, tolong bales peluk aku Alana" ucap Elio dengan nada memohon. Ia memeluk Alana sayang, memejamkan matanya menghirup aroma tubuh yang selama ini ia rindukan.

Lihatlah, Alana merasa tubuhnya seperti dikendalikan. Entah kenapa mendengar nada memohon Elio, tanpa sadar ia melingkarkan tangannya di pinggang lelaki itu, guna membalas pelukannya. Membuat Elio semakin enggan melepas pelukan mereka.

"Kenapa aku mau nurut perkataan dia? Apa aku harus tanya Yota, aku yakin Yota tau" batin Alana

Dua menit berlalu, Elio bahkan masih tetap memeluk Alana membuat gadis itu sedikit tak nyaman. Perlahan ia melepaskan pelukannya, mendongak melihat manik mata lelaki di depannya "Udah kan? Lain kali jangan mau bunuh diri, meskipun aku ngga tau masalah kamu apa, seti---"

"Lann..." lirih Elio sedikit kecewa, respon Alana sudah seperti berbicara dengan orang asing pikirnya.

"Kamu kenapa?" Lanjut Elio dengan suara yang terdengar parau.

"Kamu yang kenapa? Aku ngga kenal kamu,  aku disini cuma mau mencegah kamu bunuh diri, udah itu aja." Alana berterus terang

"Ekhm"

Dehemam seseorang membuyarkan  perhatian Alana dan Elio. Keduanya sama-sama melihat kearah pintu rooftop, mendapati pemuda tengah berdiri di ambang pintu dengan tangan yang di lipat di dada

Alana melirik Elio sejenak, kemudian melangkah pergi. Elio hendak mencegah, namun suara Yota mengehentikan pergerakannya

"Jangan di kejar, ada sesuatu yang harus aku katakan padamu, Elio Dikta" ujar Yota saat melihat Alana yang hampir menjauh.

Yota berjalan mendekati pembatas rooftop, diikuti Elio yang mendekat dengan ragu. Memiliki rasa sedikit yakin bahwa keanehan pada diri Alana bisa terjawab sekarang

"Katakan" titah Elio ketika sudah berdiri di samping Yota

"Intinya saja, Alana hilang ingatan" ucap Yota tiba-tiba, berhasil membuat Elio terdiam dan tak bisa berkata-kata. Wajahnya yang begitu datar, berbanding terbalik dengan perasaannya yang tak nyaman mendengar kalimat yang keluar dari mulut Yota.

Melihat keterdiaman Elio, Yota melanjutkan ucapannya. "Jangan bertanya-tanya karena apa Alana hilang ingatan. Kau cukup jangan bersikap egois seperti sebelumnya. Sifat Alana sebelumnya dengan yang sekarang sudah berbeda" Yota menoleh, melihat Elio dengan serius

"Pesan ku, jangan membuat nya sedih ataupun terluka Elio. Belajarlah dari kesalahan sebelumya, karena keegoisan mu, berdampak buruk pada hubungan kalian. Ku harap kau mengerti maksudku."

" --- Satu hal lagi, jangan khawatir dengan perasaan nya, karena meskipun hilang ingatan, dia masih mencintaimu, tugasmu cukup membuat nya mengingat dan membuatnya bahagia" lanjut Yota

❥❥❥

Alana berjalan cepat dikoridor, mencari-cari toilet yang tak kunjung ia temukan. Saking terburu-buru nya, Alana sampai tak sengaja menabrak seseorang membuat ia hampir terjatuh. Beruntung dengan gesit orang yang ia tabrak menangkapnya hingga tidak jadi tersentuh lantai.

Alana sempat tertegun sebentar, kemudian bergerak membenarkan posisinya kembali berdiri. Sedikit mundur kemudian melihat orang itu dengan rasa bersalah "Maaf aku ngga sengaja"

Terdiam, jika tidak disenggol temannya mungkin sampai saat ini ia masih diam memperhatikan Alana lekat.

"Bar, dia minta maaf tuh" bisik Jordan menyenggol lengan Bara pelan.

Bara pun tersadar  "E-eh sorry." Ujar Bara gelagapan

"Sekali lagi maaf" ulang Alana

"Gak apa-apa. Lo, murid baru?" Tanya Bara. Pasalnya ia baru melihat Alana

Alana menggeleng "murid lama" jawabnya

"Pantes kaya familiar gitu. Tapi anak kelas mana kalau boleh gue tau" tanya Bara sedikit penasaran. Melupakan dua sahabatnya yang sejak tadi hanya menyimak

"Dua belas Ips dua"

Jawaban Alana sedikit mengganggu Steven yang sedari tadi berdiri di samping Bara memperhatikan Alana lekat. Ia juga merasa merasa familiar seperti Bara, tapi kapan ia melihatnya? Tatapannya jatuh pada name tag di seragam gadis itu

"Alana Grayce?" Gumamnya membaca. Kemudian melirik wajah Alana, "apa ini Alana yang Elio maksud?"

-To be continued-

Mon maap ya lama gak uploaddd. Lagi pusing mikirin alurnyaaaa

World's NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang