01

364 39 2
                                    

"Watanabe Haruto. Apa maksud semua ini?"

Pagi itu masih terlalu pagi ketika sosok Kim Junkyu membuka pintu kantor Haruto dengan ekspresi kesal dan marah yang nampak jelas di wajahnya.

"Apa?" Haruto menoleh kaget pada sumber suara, dan mendapati Junkyu telah berdiri di sisi mejanya, membanting map file ke atas meja dengan cukup keras.

"Apa ini?"

"Apa ini, katamu? Itu data keuangan yang anak buahmu berikan padaku, Haruto. Aku baru saja menyerahkannya ke Mr. Park untuk ia periksa dan kau tahu, apa? Teammu melakukan kesalahan pada beberapa data di dalamnya."

"Oh, benarkah?" Ujar Haruto, yang mana terdengar seperti tanggapan yang terlalu santai bagi Junkyu. "Aku akan memeriksa dan segera merevisinya kalau begitu."

Junkyu berdecih kesal. "Hanya itu? Dengar Haruto, apa kau pikir ini adalah lelucon bagimu? Data itu akan digunakan untuk presentasi kita minggu depan!" Junkyu menunjuk map dengan jari telunjuknya kesal, memberi tekanan pada setiap kata-katanya.

"Tenang, Jun. Ini bukan masalah besar. Dan jika kau ingat, ini tidak akan terjadi jika kau tidak salah memberikan informasi tanggal deadline kepadaku. Kau mengambil data ini bahkan sebelum aku selesai memeriksanya, jadi kesalahan bukan sepenuhnya milikku. Ok?"

Junkyu mengigit bibir bawahnya, berusaha menahan amarah yang masih meletup di dadanya. "Kau ingat ini proyek presentasi yang besar kan?"

"Aku tahu."

"Dan kita adalah penanggung jawab utama proyek ini."

"Yup." Jawab Haruto singkat, dan Junkyu seketika kembali kehilangan kesabarannya.

"Tidakkah kau merasa gugup, Haruto? Bagaimana kau bisa sesantai ini?!"

Haruto menghela nafas, mengalihkan pandangan dari file di tangannya dan memandang Junkyu untuk pertama kalinya sejak lelaki mungil itu menghentakkan kakinya ke dalam ruangan. Dan seketika Haruto tidak bisa menahan senyuman yang muncul di bibirnya.

"Astaga, Jun. Kau manis sekali ketika marah dan panik seperti ini."

"Watanabe Haruto!" Junkyu dengan sigap menepis tangan Haruto yang terulur berusaha menyentuh pipinya. "Jangan menyentuhku, asshole."

Haruto menghela nafas untuk yang kesekian kali dan mengangkat kedua tangan sebagai simbul menyerah.

"Oke, oke, aku mengerti. Dan dengar, tentu saja aku merasa gugup dengan semua tanggung jawab ini, Jun. Aku merasa sama lelahnya dengan dirimu saat ini. Tapi itu bukan berarti kau perlu bersikap panik. Kita masih punya waktu satu minggu penuh sebelum presentasi, dan kesalahan-kesalahan semacam ini sangat biasa terjadi. Kita masih punya waktu untuk memeriksa dan memperbaikinya." Haruto memandangnya dengan tatapan memohon dan berusaha menawarkan sebuah senyuman kecil.

Junkyu menarik nafas dalam, berharap dengan begitu ia tidak harus membuang tenaganya untuk lebih lama berdebat dengan rekan kerjanya itu. "Segera lakukan dan serahkan data revisinya pada Park Sajang, Haruto."

"Everything for you, babe." Jawab Haruto dengan senyuman.

*****


"Aku bersumpah jika ini bukan perintah Park Sajang aku sudah akan menolak mentah-mentah untuk dipasangkan dengan orang itu sebagai tim penanggung jawab proyek ini!" Ujar Junkyu dengan kesal, menghentakkan tiap langkahnya seraya memasuki ruang kerja Hyunsuk tanpa sapaan apapun.

"Hai, Jun. Terimakasih sudah mengetuk pintu." Ujar Hyunsuk sarkastis yang mana tidak Junkyu pedulikan sama sekali.

Sahabatnya dari devisi Human Resource itu tidak perlu bertanya masalah apa yang membuat Junkyu kesal kali ini. Tidak ketika Junkyu mengeluhkan hal (atau lebih tepatnya orang) yang sama hampir setiap harinya sejak duo Watanabe-Kim dipasangkan dalam satu proyek yang sama.

[4] Be With You | HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang