Satu

676 56 25
                                    

"ADEKKKKKKK BANGUNNNNNNN"

Teriak yang masih memekikkan telinga mulai terdengar di telinga seorang lelaki muda bernama Nunew yang masih setengah nyawa di kasurnya tapi dia masih belum beranjak dari kasurnya.

"ADEKKKK KALO BELOM BANGUN, MAMA TARIK SEMUA CC KAMU YA!!! SATU DUAAA...."

Belum sempat ke angka 'tiga', Nunew langsung bangun dan beranjak dari kasurnya.

"IYA ADEK BANGUN MAAAA"

"YAUDAH TURUN SINI KALO UDAH BANGUN, ANAK PERAWAN KOK MALES MALESAN"

Nunew hanya melengos dan langsung keluar dari kamarnya dan
mencari mamanya yang ternyata ada di dapur, sedang membereskan belanjaan dari pasar.

"Aku ni cowo ma, kok perawan sih?" Nunew yang baru sampai di dapur sudah mengomel ke mamanya.

"Udah jebol belom?" Mamanya memang kalo ngomong suka ngawur.

Nunew langsung mendelik, "Ih mamaaa!!"

"Belom kan, yaudah sama aja kaya perawan" Mamanya hanya mengangkat bahunya, "Eh iya, mama ga masak sarapan yah" lanjut Mama Nunew yang membuat Nunew langsung mengeluh.

"Yah terus adek makan apa? Kakak sama ayah kan masih jogging, keburu kering aku nungguin mereka ma" ucap Nunew sambil memelas tapi mamanya tetap tidak peduli, masih tetap pada perkataan awalnya.

"Yaudah tinggal beli di warteg deket gang 5 kan bisa sih dek yang biasanya mama beliin, gausah diribetin gitu ah"

"Kan adek ga pernah kesana maaaa, mana masih jam 7 jugaa ihhh"

"Heh warteg gang 5 kan rame dek, cepet abis loh kalo ga dateng pagi gini"

"Tapi jauhhhh"

"Kan bisa naik enmek ( NMAX ) mu itu"

"Berat maaa"

"Kan ada scoopy juga"

"Keentengan, nanti kena angin dikit langsung melayang"

"YAUDAH JALAN KAKI SONO KAU DEK DEK"

Nunew langsung menutup kedua telinganya, menghambat nada suara mamanya yang sangat pekik, "Ihhhh iyak iyak naek enmek, marah marah mulu, nanti cepet tua loh ma"

"HEH MULUTMU YA DEEKKKK"

Nunew langsung kabur balik ke kamarnya buat cuci muka terus sikat gigi - ga sih, aslinya biar ga kena lemparan sendal mamanya aja. Setelah selesai cuci muka dan sikat gigi, Nunew ngambil tas kecilnya yang diisi hape dan dompet lalu keluar dari kamar dan ngambil kunci motor enmeknya.

Ini Nunew beneran gatau lokasi wartegnya dimana, cuma dibilangin sama mamanya pas udah masuk gang 5 pasti udah langsung keliatan jejeran orang parkir, nah itu tempatnya. Rumah Nunew kan di gang 1 berarti cuma beda 4 gang aja yang makan waktu cuma sekitar 5 menit aja kalo naik motor, kalo jalan kaki mah 10 menit.

Pas udah masuk ke gang 5, ternyata beneran langsung keliatan jejeran motor sama mobil parkir dari gang masuk. Nunew pelan pelan bawa motornya ke sumber keramaian itu, dia noleh ke kanan langsung terpampang 'WARTEG GANG 5, HARGA MURAH, RASA YAHUTTT'. Nunew langsung parkir motor di tempat yang kosong dan masuk ke dalam warteg itu. Tempatnya cukup besar karena memang desain tempatnya untuk rumah ukuran besar jadi muat untuk menaruh beberapa meja dan Nunew liay ada beberapa orang yang naik ke lantai 2 yang berarti ga hanya penuh di satu lantai aja, Nunew pun langsung ngantri di antrian yang sudah mengular. Karena antriannya terlihat masih panjang, Nunew membuka hapenya sambil menunggu gilirannya.

Setelah mengantri cukup lama, akhirnya giliran Nunew. Dia memasukkan hapenya ke dalam tas dan sebuah suara terdengar di telinganya.

"Maaf yah agak lama, pagi gini mesti rame. Silahkan mau makan sini atau dibungkus?" Suara yang agak berat menyapa telinga Nunew. Tipe suara ini yang jadi kesukaan Nunew, ia langsung menoleh ke sumber suara dan ia cuma bisa menganga.

Seorang lelaki tampan berkumis tipis yang pakai singlet putih saja. Ya ampun, mimpi apa Nunew semalem bisa ketemu lakik semlehot kaya gini pagi pagi?.

"Dek?" Suara itu kembali menyapa telinga Nunew dan membuat sang empu tersentak karena terlalu lama NGELAMUN ngeliatin si mas-mas warteg ini.

"E-eh i-iya?"

"Mau makan sini atau dibungkus?"

Niat awal Nunew itu dibungkus jadi biar makan di rumah tapi tidak lagi, "M-makan s-sini..."

"Bentar ya, saya liatin dulu ada tempat kosong apa engga?" ucap si mas sambil ngeliatin sekitar dan matanya menemukan satu meja kosong yang masih ada piring kotor, dia pun langsung memanggil karyawan warteg lain, "Mang, tolong itu meja diberesin yah, ada yang mau duduk ini" ucap si mas yang dibales 'OKE' oleh karyawan itu dan meja pun langsung dibersihkan.

"Mejanya udah siap ya, dek. Silahkan mau makan apa" Si mas menunjuk ke etalase yang berisi banyak jenis lauk. Jujur aja nih, Nunew ngiler ngeliat semua makanan yang ada disini tapi lebih ngiler lagi liat mas nya.

"O-oseng t-tempe, C-cah k-kangkung, sama s-sambel g-g-geprek..."

Si masnya dengan sigap taruh nasi di atas piring dan taruh lauk yang dipesan sama Nunew, "Minumnya apa?"

"E-es t-teh..."

Piring Nunew dan Es Tehnya dibawa ke kasir sambil di taruh di atas nampan. Si mas itu memencet-mencet di layar tablet dengan harga makanan dan minuman yang dipesan Nunew.

"Totalnya 15 ribu ya" Tergolong cukup murah dengan dua lauk dan es teh tapi Nunew tidak 'ngeh' dengan harganya, dia cuma fokus ke MAS nya aja.

"Q-qris..."

"Ohh bisa bisa, tinggal scan aja ya. 15 ribu ya dek" Si mas menunjukkan QRIS yang ditempel di depan meja kasir. Nunew langsung mengscan QR nya dan memasukkan '15.000'.

"S-sudah..." ucap Nunew sambil menunjukkan 'Transaksi Berhasil' kepada si mas.

"Baik, terima kasih ya. Ini makanan dan minumnya. Apa perlu dibantuin bawa?" ucap mas itu sambil senyum cakep dan ngasih nampannya kepada Nunew.

Dengkul Nunew udah gemetar ngeliat senyum masnya, "E-engga u-usah...M-makasih..." Balas Nunew sambil membawa nampannya dan langsung berjalan ke tempat duduknya. Dari tempat dia duduk, angle untuk melihat mas itu sudah PAS, dimana Nunew duduk di samping meja kasir tapi agak jauhan dikit sekitar 2 meja.

Setiap suapan Nunew rasanya makin enak sambil ngeliatin orang cakep. Mana si mas itu selalu senyum yang bikin PUSING saking cakepnya.

"Zee! Tolong isi lagi telor dadarnya, barusan mateng ini" ucap seorang wanita paruh baya dari dapur yang letaknya memang ada di belakang kasir dan etalase depan.

"Oke ma" Si mas itu langsung ngambil 1 baskom yang penuh dengan telor dadar dan mengisi tempat telor dadar yang ada di etalase.

'Ohhh namanya Zee...Cakeup kaya orangnya'

Si mas yang ternyata bernama Zee itu terlihat cekatan. Meskipun sambil mengisi lauk-lauk yang sudah menipis, ia masih sigap melayani pelanggan - memang lelaki idaman, pikir Nunew.

Setelah beberapa waktu kemudian, antrian mengular sudah tak lagi terlihat. Zee duduk di belakang kasir sambil mengelap keringatnya dengan lap yang di taruh di pundaknya. Saat Zee mengelap keringatnya, Nunew langsung tersedak dan cabe dari sambal geprek yang dia makan langsung masuk ke tenggorokan dan juga hidungnya karena tadi dia sedikit menyembur, ia terbatuk-batuk karena sambal nya memang pedes. Mendengarkan suara batuk yang keras itu membuat Zee langsung menoleh ke sumber suara dan ia melihat Nunew yang sedang megangi dadanya sambil terbatuk-batuk. Zee pun langsung bergegas menghampiri Nunew.

"Dek! Kamu gapapa?!"

Mendengar suara Zee yang ada di dekatnya, Nunew langsung menoleh, mengira itu cuma ilusi tapi ternyata Zee beneran ada di sampingnya. Beuh, rasanya ingin pingin pingsan aja biar nanti ditangkep HEHE, pikir Nunew ( Udah mau sakaratul maut masih SEMPET AJA LUUUU )

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Chapter 1 sengaja dikit dulu, buat perkenalan sama pemanasan muehehe

Kang Warteg | ZeeNuNew [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang