Talk and Date

70 17 10
                                    

Ada masa dimana Shota ingin menyendiri tapi ia tidak bisa. Ia ingin tapi tidak bisa karena kesibukan dan hampir semua kegiatan hidupnya selalu melibatkan banyak orang mengelilingi Shota. Satu-satunya ruang yang bisa Shota manfaatkan untuk menyendiri adalah kamar tidurnya, itulah mengapa tidak ada seorang pun yang boleh memasuki kamarnya tanpa izin. Sekalipun itu pekerja di rumah, mereka akan membersihkan kamar Shota saat Shota sudah ada di rumah dan memberi izin untuk memasuki kamarnya.

Shota pikir berdua dengan Arunika termasuk kegiatan menyendiri yang efektif, mengapa begitu? Shota juga tidak tau, padahal warung soto ini masih lumayan ramai tapi berdua dengan Arunika rasanya di warung soto ini hanya ada mereka berdua.

"Aku sebenernya lebih suka makanan kering. Maksudku yang gak berkuah" Arunika yang mendengarnya mengangguk, ia sudah tau selera Shota sejak SMA.

Arunika dan Shota duduk bersebelahan, warung soto ini menyediakan meja bangku di bagian dalam ruangan, sementara itu meja bangku di luar berhadapan langsung dengan etalase warung, mirip warteg. Shota dan Arunika memilih duduk di bagian luar karena enggan membayangkan betapa gerahnya di dalam, mengingat kembali Shota memakai pakaian berbahan denim yang tidak terlalu cepat menyerap keringat.

"Kalo kamu lebih suka yang apa?" Shota bertanya, ia sudah memesan tadi dan keduanya tinggal menunggu soto mereka diantarkan.

"Aku suka semuanya sih, tergantung lagi musim apa." Tidak dipungkiri musim atau cuaca turut menentukan keputusan Arunika dalam memilih santapan. Shota mengangguk, tangannya menarik beberapa lembar tisu untuk ia gunakan mengelap permukaan meja di depannya dan di depan Arunika.

Seekor kucing mendadak lompat mengambil duduk di tengah keduanya, Arunika mengelus kepala kucing itu dengan punggung tangan, kucingnya gemuk pasti ia tentram sekali tinggal di warung soto ini. Begitu pikir Arunika.

"Gembul banget, makannya apa ya? Neko gak segembul ini" gumam Shota saat melirik ke bawah, ke arah kucing berwarna oranye terang itu. Tisu yang tadi sudah Shota singkirkan, ia mengambil beberapa tisu lagi untuk mengelap dua pasang sendok garpu.

"Neko?" Arunika bertanya mengenai apa yang barusan Shota singgung, si kucing berpindah posisi ke paha Shota dan mendusal di sana dengan nyaman. Shota sendiri terlihat tidak terganggu dan melanjutkan aksi lap mengelapnya.

"Kucingku, namanya Neko" Arunika mengerutkan dahinya, Shota tertawa melihat ekspresi yang Arunika berikan.

"Aku tau kok, Neko itu bahasa Jepang dari kucing. Neko masih satu keturunan dari kucingnya Ibu aku, kucing ibu aku itu keturunan kucing Eyang aku di Jepang." Arunika melongo saja, tidak disangka-sangka kalau Shota akan menjelaskan leluhur kucing peliharaannya.

"Kenapa dikasih nama Neko?" Tanya Arunika, obrolan ini memang sungguh tidak penting tapi baik keduanya merasa nyaman dengan obrolan tidak penting yang terjadi saat ini.

"Aku bingung mau kasih nama apa, ibu aku sering manggil dia Neko-chan ... Neko-chan, jadi yasudah kami beri nama dia Neko." Arunika tertawa, ia mengangguk mengerti tidak melupakan bahwa Ibu Shota adalah orang Jepang dan pasti di rumah Shota banyak ragam bahasa.

"Ngomong-ngomong soal Jepang, aku lagi suka baca buku karangan Keigo Higashino, pernah denger?" Shota menoleh setelah meletakkan sepasang sendok garpu di dekat Arunika, Arunika tidak lupa mengucapkan terimakasih untuk itu.

"Keigo Higashino? Kedenger familier, boleh tau judul yang paling terkenal dari beliau?" Arunika mengangguk ia mengucapkan beberapa judul terkenal dari author tersebut, namun Shota belum sepenuhnya tahu.

"Yang lagi kamu baca apa?"

"Pembunuhan di Nihonbashi. Karena lagi aku baca aku ga bisa sharing gimana pendapatku soal judul yang ini.." ucapan Arunika terhenti saat soto mereka diantarkan di meja, kepulan uap soto itu menguarkan aroma rempah yang khas, seperti memberi sinyal untuk segera disantap, Shota dan Arunika menggumamkan terimakasih untuk orang yang mengantarkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CRIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang