003

762 82 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***



Satu minggu telah berlalu sejak kejadian yang membuat Minsik begitu tertekan-----mulai dari kejadian Karina dan Pak Sehun, dan rutinitasnya kembali berjalan seperti biasa. Dia bangun pagi dengan alarm yang membangunkannya dari tidur nyenyak.

Setelah menekan tombol snooze untuk beberapa menit tambahan, Minsik akhirnya bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Mandi cepat dengan air hangat, dia merasa sedikit lebih segar ketika dia keluar dan mulai menyiapkan sarapan.

Hari ini, Minsik memilih sarapan sederhana: roti bakar dengan selai strawberry dan secangkir kopi hitam. Sambil menikmati sarapannya, dia menatap keluar jendela. Langit pagi yang cerah membuatnya merasa sedikit lebih optimis. Setelah selesai, dia mengenakan jas kerjanya dan menuju ke mobilnya.

Sesampainya di kantor, Minsik menyapa beberapa rekan kerja yang sudah berada di sana lebih awal. Dia langsung menuju mejanya, membuka laptop, dan mulai memeriksa email. Seperti biasa, banyak pesan yang masuk-beberapa berkaitan dengan proyek yang sedang dikerjakan, sementara yang lainnya adalah notifikasi rutin.

Giselle tiba tidak lama setelah Minsik. Dia menyapa dengan ceria, membawa secangkir kopi dari kafe dekat kantor.

"Selamat pagi, Minsik!" kata Giselle sambil meletakkan kopinya di meja Minsik. "Aku sudah menyiapkan beberapa berkas yang kita butuhkan untuk laporan hari ini."

"Selamat pagi, Giselle," jawab Minsik sambil tersenyum. "Sepertinya hari ini kita akan sangat sibuk."

Giselle mengangguk. "Iya, tampaknya ada beberapa tambahan tugas dari atas. Kepala direktur meminta laporan tambahan untuk proyek yang baru saja kita selesaikan. Kita perlu mempersiapkan semuanya dengan baik dan aku sangat stres dengan ini."

Minsik tertawa pelan melihat betapa frustasinya Giselle sekarang, menyadari bahwa pekerjaan hari ini akan lebih berat dari biasanya. Dia mulai memfokuskan diri pada laporan, mengecek data, dan memastikan bahwa semua informasi yang diperlukan sudah tersedia. Giselle duduk di sebelahnya, dan mereka berdua bekerja dengan serius.

Hari berlalu dengan cepat di tengah kesibukan pekerjaan. Minsik dan Giselle sering berbincang untuk membahas detail laporan, membagi tugas, dan memastikan bahwa semua hal terorganisir dengan baik. Suasana di kantor tetap sibuk, dengan suara ketikan keyboard dan pembicaraan ringan di antara rekan-rekan kerja.

Pada saat istirahat makan siang, Minsik dan Giselle pergi ke kantin kantor. Mereka mengambil makanan dan duduk di meja dekat jendela, menikmati makanan sambil bercakap-cakap.

"Jadi, bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?" tanya Giselle sambil mengaduk makanannya.

Minsik mengangguk. "Yah seperti biasa, aku bahkan tidak punya waktu untuk diriku sendiri."

Giselle tersenyum simpul. "Kamu benar, aku juga merasa seperti tu."

Mereka melanjutkan makan siang mereka dengan santai, membicarakan berbagai hal ringan untuk mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang menumpuk.

A Melody In The Silent Night | Winrina ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang