Chp 7

131 19 7
                                    


Tak terasa satu bulan pun berlalu, kini hubungan ruka dan pharita pn semakin dekat, ruka sllu mengajak pharita untuk jalan jika ia sudh menyelesaikan pekerjaanya serta kuliahnya, meskipun hnya jalan2 d taman atau hnya sekedar ngobrol d depan rumah pharita, tp ta apa ruka baik pun pharita sudh merasa senang, ruka yg senang krna bisa lebih dekat dgn pharita, dan pharita yg senang krna mempunyai teman ngobrol.

Seperti saat ini d mana ruka yg tengah berada d rumah pharita, mereka hnya duduk2 saja d taman belakang rumah pharita.

" riri maap yh aku ga bisa ajak km jalan malam ini, aku blum gajian soalnya" ucap ruka sambil cengengesan

" ta apa ruka, d sini dgn d luar sama aja bagi ku, semuanya ttp gelap. Satu hal lagi, km klu ga ada uang ga usah makasain ajak aku keluar, klu pn mau ttp keluar kn bisa pake uang aku juga" ucap pharita

" stt jngn bilang ke gt ah, aku ga suka. Hmm ya kan ga enak, masa pake uang kamu" ruka

" letak ga enak ny d mana ruka, km pn sering ngeluarin uang untuk ajak aku kluar kan. Jadi ga ppa gantian aja" ucap pharita

" hmm yaa kapan2 yah" ruka

" emmm riri boleh kh aku bertanya,, emm knpa km ga oprasi aja biar penglihatan km kembali" tnya ruka hati2

" ga semudah itu ruru, daddy selama ini juga sudah berusaha mencari donor mata untuku, tapi sllu gagal. Ada yg matanya sehat tp keluarga ny tidak mengijinkan, ada yg keluargany mengijinkan tp mata ny ga memenuhi kriteria, jadi ya sudh lah aku hnya perlu menunggu saja bukan" ucap pharita

" aku kira hidup kaya raya itu mudah, hmm trnyata ga semudah yg aku bayangkan.. tapi tenang saja riri skrng km punya aku, aku yg akan gantikan mata km" ucap ruka

" hahahhaha terimaksh loh sebelumnya" ucap pharita

"Tapi km hebat loh, aku sama sekali ga pernah denger kamu ngeluh, km ttp terlihat sempurna wlu km memiliki kekurangan, aku kadang iri melihat kehidupanmu" ucap ruka

" km lucu, apa yg harus km irikan dri orang buta seperti ku ruka. Mungkin dari luar orang2 melihatku bergerak, berbicara dan tertawa sperti biasa, tidak ada yg kurang hidupku nyaman dan istimewa, namun jika sseorang berkenan untuk mendengarkan dgn seksama, ia akan tau bahwa suara isak tangis jiwaku sebenarnya tidak pernh berhenti, sebenarnya aku percaya bahwa ada orang2 yg cukup peka untuk menyadari semua itu dalam diriku, namun aku juga telah belajar, bahwa yg peka belum tentu peduli, dan aku tau diri" ucap pharita panjang lebar

" riri aku tau kmu belum mempercayaiku, tapi aku hanya ingin kau tau bahwa jika km mau, kamu bisa menujukan luka mu padaku, agar aku bisa mengerti bagaimana memeluk jiwamu, dengan cara yang benar" ucap ruka

" nee trimaksh ruru untuk semuanya, selama sebulan ini km buat hidup gelap ku sedikit mempunyai warna" ucap pharita

" tentu, kedepanya aku akan melukis lebih banyak warna d hidup mu riri. Aku janji" ucap ruka

" jngn berjanji ruka, aku takut km tidak bisa menepatinya nnti" pharita

" ya udah kalau begitu aku bersumpah" ruka

" hahhaha itu sama saja ruka" pharita

" riri apakah km pernh pacaran sebelumnya? Ruka

" hmm siapa yg mau dgn orang seperti ku ruka, aku hnya akan menjadi beban mereka saja" pharita

" heh siapa orang yg berani berkata seperti itu, aku mau ko kalau harus jadi pacar kamu" ucap ruka to teh point

" hahaa km klu ngomng kaga ada serius2 ny yh, becanda mulu perasaan" ucap pharita

" aku ga bercanda riri, aku serius ko. Aku suka sama km, aku syang sma km, aku mau trus jadi mata km selamanya" ucap ruka

" emmm ruka km ga lg becanda kan, aku hnya akn membebani mu saja" pharita

The WriterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang