Mata yang indah

128 19 12
                                    


Lorong terasa sunyi kala itu, yg bisa ku dengar hnya langkah dari sepatu ku sendiri. Entah kemana perginya semua orang, yg jelas aku mencari keberadaan mreka. Hingga tanpa sadar karena langkahku yg terburu buru sektika aku merasakan ada ssorang yg aku langgar.

" brukkkkkk" dan itu terasa sakit. Aku segera bangkit dan bersiap untuk memakinya. Kata-kata ku sudah ku persiapkan d ujung lidah, namun seketika aku terdiam..
Dia trnyata sama seorang gadis sepertiku, hnya saja dia memiliki wajah yg terlahir seperti seorang putri kerjaan, dia sangat anggun dan cantik. Dan yg jelas dia terlihat berkelas, seektika mulutku kembali terkantup, namun kekaguman ku yg semula aku persembahkan untuknya seketika berubah menjadi prasaan iba, tak kala aku melihatny yg merangkak mencari sesuatu yg hilang dari gengamanya.
Seketika itu pula aku hnya bisa bergumam " dia ternyata memiliki kekurangan" dari luar orang lain biaa menganggumi sosoknya, tp bahkan dia sendiri tidak bisa melihat dirinya sendiri. Sangat d sayangkan bukan, ketika orang seperti ku memuja kecantikanya namun dia mngkin lupa seperti apa kecantikanya, bahkan mngkin dia tidak tau.

Ku coba ikut merangkak membantunya, dan yaa aku menemukanya, sebuah tongkat yg bisa jadi merupakan sahabatnya selama ini. Ku berikan padanya, dan kata maap yg tak pernh berhenti keluar dari mulutnya.. aku mencoba mengabaikan permintaan maap ny, krna bagaimanapun d sini aku juga bersalah. Namun sialny dia sllu mengulanginy trus menerus,.
Mataku tak bisa beralih menatap hal lain selain wajahnya, dia benar2 sangat indah jika d perhatikan dari dekat. Sampe tak aku sadari sudah ada seorang laki2 berbadan tegap di samping perempuan tersebut.
Dari raut wajahny jelas ia terlihat panik, setelah itu lalu dia memanggil perempuan tersebut dgn sebutan nona muda, ahh sepertinya sudah jelas level kita berbeda.

Setelah itu perempuan trsebut pun pergi, sepanjang ia melangkah dan selama itu pula aku trus memandangi setiap langkahny. Langkah yg tertatih dan perlahan, dgn d iringi suara ketukan dari tongkatny.

Hari hari pun berlalu, setelah kejadian d mana aku bertemu untuk pertama kalinya d kampus, dan untuk pertama kalinya juga aku mengetahui jika dia anak dari pemilik universitas tempatku berkuliah, dan d saat itu pula aku mengetahui jika perempuan tersebut beranama pharita,. Dan saat itu pula, dgn lancangnya jantung ini berdetak lebih cepat dari biasanya, ketika jika tak sengaja aku melihatnya, dan saat itu pula hati murahanku berani dgn lancangnya mengatakan jika ia menyukai gadis d hadapanya skrng..

aku sllu berharap untuk bisa kembali bertemu dgn perempuan yg berama pharita itu, dan sepertinya takdir sedang memihakku, aku kembali d pertemukanyan d sebuah cafe tempatku bekerja. Dan tak seolah keberuntunganku tak habis d situ saja, aku yg tak sengaja bertemu ayahnya d taman, dan ada kejadian d mana aku d pertemukan kembali dgn pujaan hati ku pharita.
Untuk pertama kalinya aku mengijakan kaki d rumahnya yg seperti istana untuku. Dari sini saja sudah jelas perbedaan kasta antara aku dan dirinya, namun dgn tidak tau malu nya aku seorang gelandangan yg hnya bermodalkan rasa suka, ttp berani mendekatinya bahkan saat itu aku berani mengajakny untuk berteman. Meski terlihat jelas raut tidak nyaman yg aku lihat dari wajahnya, namun aku ttp menepis semua itu, bahkan dgn lancangnya juga aku mengajakny untuk pergi keluar , meskipun dia tidak menerima ajakanku pada saat itu namun, aku ttp datang seperti seorang pengemis yg meminta d kasihani agar dia mau sejenak meluangkan waktuny untuk sekedar mengenalku.

Dan sepertinya keberuntunganku masih berlaku pada saat itu, dia menerima ajakanku, walaupun aku tidak tau dia menerima krna suka rela atau krna terpaksa, atau kemungkinan yg lebih sakit mngkin krna kasihan. Tapi ta apa, yg terpenting dia bersamaku skrng.
Aku membawanya ke sebuah taman hiburan, yaa krna tempat itu lah yg cocok dgn kondisi keuanganku, meski awalny aku melihat ekspresi yg tidak nyaman dari raut wajahnya, namun sepertinya tidak buruk juga. Buktinya semakin lama dia semakin menikamti semua permainan yg ada d sana, aku akan selalu mengingat moment ini. Moment d mana kita mencoba permainan lempar bola hnya untuk sekedar mendapatkan sebuah boneka. Saat itu aku rela mengeluarkan uang lebih, agar pemilik permainan tersebut mau menjatuhkan kaleng2 yg berjejer d sana, jadi setiap bola yg dia lempar sebetulnya tidak mengenai apa2, tp dgn kerja sama tim yg bagus seperti terdengar bunyi kaleng2 yg berjatuhan. Konyol memang, tp ya itulah cinta, ketika jatuh cinta km akan rela melakukan apapun meski hal konyol sekalipun.

The WriterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang