Chp 14

162 25 31
                                    


Ruka dan pharita masih menikmati waktu kebersamaanya d atas rooftop, saling berbagi cerita d bawah langit yg semakin gelap, dan awan terlihat bergelombolan, yg bertada sebentar lagi akan turun hujan.

" ri turun yu, bentar lagi kayanya ujan nih" ucap ruka sambil mendongkakan wajah ny ke atas

" ga mau, aku mau di sini aja. Kan waktu itu aku prnh bilang mau main air hujan, kamu lupa kah? Pharita

" ya tp ga sekarang juga ri, malem2 main air hujan nnti kamu bisa sakit" ujar ruka mencoba memberi pengertian

" ruka aku bukan anak kecil lgi, yg kena air hujan bisa sakit. Udah ah klu km mau turun ya turun aja sndiri, aku mash mau d sini" ucap pharita yg tetap dengan pendirianya.

" hadehhh, ya udhh kita main air hujan. Tp klu daddy mu marahin aku gimna? Ruka

" ga akan, nnti aku belain ko. Udah km ga usah takut, kita nikmatin aja hujan malam ini" ucap pharita yg mengandahkan tanganya krna mulai merasa ada teresan air

" nikmatin nikmatin pala lu, dinginn nihh. Untung sayang, klu ga udah gue tinggalin dah" gumam ruka dalam hati

Hujan pn turun semakin deras, ketika semua orang memilih berteduh dan menghangatkan tubuh ny d bawah selimut, d temani secangkir teh panas. Berbeda hal ny dgn pharita yg kini malah berlarian menikmati air hujan selayaknya anak kecil, mngkin jika ia menikmati hujan d siang hari itu mash masuk akal, tapi tidak d malam hari seperti ini, mngkin orang akan menganggap ny aneh. Begitu pula ruka yg hnya bisa melongo melihat kelakuan pharita sambil menahan rasa dingin ny air hujan.

" ruka apa km mash d sini, kenapa aku tidak mendengar suaramu" ucap pharita sedikit berteriak krna berisik dgn suara air hujan

" iyaa aku d sni riri, d dekatmu" ucap ruka sambil menggengam tangan pharita

" riri apa km tidak kedinginan, km ga mau masuk aja" ucap ruka

" anii, aku mash mau d sini. Aku rindu mommy, aku mash mau bersama mommy d sini" ucap pharita

" maksudny? Ucap ruka sambil celingak celinguk, jujur saja ruka orang ny sangat penakut. Jd ketika pharita berbicara seperti itu spontan ruka langsung merasa merinding.

" dulu aku sering d marahin mommy krna sering main air hujan, jika hujan turun mommy sllu langsung mengunci pintu agar aku tidak keluar, tp aku sllu punya cara untuk tetap keluar. Hingga  suatu hari mommy mngkin sudah bosan melarang ku, dia acuh saja ketika aku berlari keluar. Tp saat itu rasanya berbeda, walau aku bebas main air hujan, tp rasanya tidak menyenangkan. Tidak semenyenagkan ketika aku harus sembunyi2, dan berujung d marahi. Dan sampe skrng, bahkan mngkin dia sedang mengomel d sana melihatku yg main hujan malam2. Aku rindu mommy ruka, aku rindu ketika dia memarahiku" ucap pharia dgn suara bergetar, sepertinya dia sedang menangis, hnya saja air matanya tidak terlihat krna d samarkan air hujan.

" stttt jngn menangis, mommy mu juga pasti sdng melihatmu skrng, mngkin dia sudh bersiap untuk menjewer telingamu" ucap ruka sambil membawa pharita ke pelukanya

  Ruka mulai melepaskan pelukan pharita, lalu tiba2 dia berteriak.

" tantee anakny nakal nih, aku udah larang dia buat hujan2an tp tetep keras kepala,, apakah aku harus memukulnya biar dia kapok?  Hah apa tante aku tidak mendengarnya.. ahh iaa aku tidak akan memukulnya, putri mu terlalu berharga jika aku harus memukulnya, maka dari itu tante aku minta ijin untuk memelukny saja yh" ucap ruka yg langsung memeluk tubuh pharita, sementara pharita hnya bisa tertawa sambil membalas pelukan ruka

" ruka terimakash sudah mengabulkan permintaan ku, skrng kuota ku tinggal tersisa 84 lgi" ucap pharita

" hmm ya sama2 riri, apapun untukmu. Tp bisakah kita skrng sudahi main air hujannya. Mommy mu akan semakin marah nnti" ucap ruka

The WriterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang