Mari kita awali dengan wajah Pavel yang memerah dan Pooh yang kini berkeringat dingin.
Tidak
Tidak ada yang salah,hanya saja Pavel kini sedang menahan tangis karena kukunya sedang dilubangi oleh calon ayah mertua.
Dan Pooh sendiri berkeringat dingin karena Pavel terlihat sangat menggemaskan dengan tangan yang mencengkram erat ujung baju sekolahnya.
Dia sedang menahan diri untuk tidak menguyel pipi berisi yang kini tampak menggoda seperti buah persik yang baru siap panen.
Misha dan Davin hanya bisa menonton sembari memotret wajah si bungsu,yang terlihat lucu dengan sedikit ingus yang mengalir di bawah hidungnya.
Si bungsu itu cengeng tapi entah kenapa kesialan selalu mengarah padanya.
Yang bertanya tentang Bright,dia sudah pulang karena Pooh dengan baik hati dan penuh budi leluhur sudah mengusirnya keluar dari mobil yang bahkan bukan miliknya.
"Ga mau naik mobil lagi,hiks mau naik Rose aja".Pavel dengan penuh linangan air mata mulai membuat pernyataan bahwa dia akan membawa Nong Rose kebanggaannya.
Panda selaku adik dari Pooh hanya bisa tersenyum geli,saat melihat Pavel kini tidak ada bedanya dengan balita yang habis dicabut giginya.
"Iya,iya nanti Ayah bawa nong rose ke bengkel Pak Sailub dulu ya,sekarang adek kesini biar mama seka dulu air matanya".Misha mengeluarkan sapu tangannya saat operasi kecil itu sudah selesai dilaksanakan.
"Jangan Pak Sailub Hngghh,nanti duitnya masuk kantong Pon,maunya di hiks Paman Alan aja".
Racauan demi racauan mulai didendangkan Pavel karena dia sendiri sedang demam Tinggi.
"Panda,tolong ambil selimut dikamarku ya,baju Pavel yang sedang dikenakan ini sudah basah oleh keringat".
"Eh Nak Pooh gak perlu repot,ini biar Pavel digendong sama ayahnya aja,kan rumahnya dekat juga jadi gak bakal bikin sakit pinggang".
"Tapi kan kata tante,dirumah lagi ada temennya kak Namtan,nanti Pavel merajuk kalau dibawa dalam keadaan kayak gini".
"Oh iya apalagi ada Nak Luke yang doyan banget isengin Pavel".
"Nah,Pavel biar disini aja dulu Tante,nanti kalau tugas Fotografi kak Namtan udah selesai nanti biar Pooh yang bangunin Pavel".
"Hmm benar juga,kalau gitu boleh Pinjam baju Nak Pooh dulu gak?,soalnya Tante takut Pavel makin demam kalau bajunya gak diganti".
"Tentu saja boleh tante,Panda ayo ikut kakak keatas buat bantu bawa pakaian juga selimut baru untuk Pavel".
Panda tanpa diperintah dua kali langsung bangun dari duduknya,dan mengikuti sang kakak untuk naik ke lantai 2.
Pavel sendiri sudah masuk kedalam pelukan sang mama dan sedang terlelap, karena demam juga lelah karena operasi yang sedikit banyak menyita waktu berharganya.
"Ini udah baik baik aja,nanti Pavel akan sembuh dan beraktivitas seperti biasa kok Davin jangan terlalu khawatir ya".
"Terima kasih banyak Pak Pandu,saya berhutang banyak pada anda,karena Pavel ini sulit sekali jika mau dibawa ke rumah sakit".Davin menunduk sopan sambil menjabat tangan Pandu yang dulu adalah sahabat baiknya.
"Jangan sungkan pak,saya menjadi dokter kan untuk mengobati banyak orang,nanti kalau anggota keluarga kalian ada yang sakit bisa langsung ketuk pintu atau telpon saya saja,kita tidak sekaku itu jika harus membuat jadwal pertemuan lebih dahulu".
Pandu mengusap sayang rambut Pavel yang kini sedang mandi keringat.
"Nak Pavel ini,saya benar benar sayang sekali padanya,dia anak yang baik dan juga ramah pada Pooh kami yang bahkan sulit sekali untuk didekati".
KAMU SEDANG MEMBACA
Highschool In Love
FanfictionHanya kisah klasik cinta muda dimasa SMA, Entah akan bersama dalam waktu yang lama atau berakhir ketika surat kelulusan telah diterima dengan lapang dada.