Failed

241 24 3
                                    

Pawat akan mulai menyapu saat Pooh tiba dengan Mint yang kini rambutnya sudah acak tak karuan.

"Berhenti Pawat,biar perempuan ini saja yang melakukannya bersama antek antek sialannya itu".

Pooh mendorong masuk Mint,dia tidak sendiri dia bersama Benjamin juga Primiily yang ikut menarik tersangka yang mencoba membully Pavel.

"Pembullyan tidak akan pernah bisa dimaafkan selagi aku menjadi ketua Osis disini,hal ini juga sudah sampai ke telinga Kepala sekolah dan dia telah menyerahkan semuanya padaku".

Mint dan yang lain merinding saat tatapan Ping begitu dingin dengan Nut yang ikut mendampingi.

"Ambil semua sampah itu dengan tangan kalian,dan jangan lupa untuk berdiri di sepajang lorong dengan memakai atribut ini".

Lee datang dengan kertas yang bertuliskan "Pembully yang Terbully".

"Segera pakai dan lakukan tugas kalian".

Mint dan yang lain langsung mengangguk takut dan mulai membersihkan laci Pavel dan juga ruang kelas Ips 2.

Ping bergegas menyingkirkan Pawat lalu berdiri di sebelah kanan Pavel,mata kucingnya menatap sang sepupu jauh dengan raut wajah yang terlihat khawatir.

"Keluarga gue udah tahu semuanya,jadi kalo lo mau gue bakal bantuin lo buat belajar bareng vel, gua emang berada peringkat 5 tapi gue bisa bantuin lo".

Pavel tersenyum lalu menggeleng dengan begitu sopan.

Nut juga ikut mendekat sambil menarik salah satu pria kecil untuk ikut memungut sampah yang sengaja Michael dan yang lain sebarkan di seluruh kelas.

Pria itu bergetar lalu melirik Pooh yang kini menatapnya dengan tatapan benci.

"Disgusting".Pooh berkata tajam sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Dia benar benar benci kepada pengecut yang hanya berani menyerang dari belakang.

Pria bernama Priam itu mulai menangis sesenggukan dan justru membuat Nut semakin jengkel.

"Diam atau semua kertas itu akan ku masukkan kedalam mulut sampahmu".Nut berdesis sambil menancapkan gunting yang sedari tadi dipegangnya.

Dia sudah geram sekali daritadi dan kini suara tangis itu semakin membakar api amarah yang masih dia coba tahan dari pagi tadi.

Priam langsung berjongkok dan memungut sampah yang berceceran di lantai.

Mereka tidak lagi menangis ataupun memohon pengampunan.

Karena Mereka yakin Nut tidak hanya bisa mengancam saja.

Pria itu bahkan pernah membuat salah satu siswa jatuh dari lantai 4 karena mencoba mencelakai Ping.

Cucu dari mafia tanah memang tidak seharusnya diragukan kredibilitasnya.

Ping menatap Pavel yang terlihat kurang fresh dengan kantung mata yang terlihat bengkak dan menghitam seperti panda.

"Pavel?".Ping menyentuh pundak Pavel hingga membuat Pavel terkejut dan berdesis.

"Aaakh..sss..".

Ping menatap kaget begitupun dengan Pooh yang entah sejak kapan sudah ada di dekat keduanya.

"Ada apa?,apa bahumu terluka?".Pooh mengusap pelan bahu kanan Pavel setelah menyingkirkan tangan Ping.

Pavel menggeleng pelan lalu menjauhkan tubuhnya dari tangan lebar Pooh,
Terlihat sangat aneh karena dia menghindari sentuhan dari pria yang dia harapkan selama 6 Tahun lebih.

Highschool In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang