Kehidupan di kerajaan Obscura bersinar dengan gemerlap persiapan menjelang hari pernikahan Lucien dan Seraphina. Setiap sudut istana dihiasi dengan bunga-bunga indah, lampu-lampu berkilau, dan kain sutra yang melambai lembut di bawah sinar matahari. Semua orang di kerajaan ini bersemangat menyambut momen bersejarah, kecuali satu orang yang merasa iri dan tertekan oleh situasi tersebut: Thalia.
Thalia, seorang pelayan di istana, telah lama mengamati Lucien dari kejauhan. Dia merasa tertekan dengan posisinya yang rendah dan membenci kenyataan bahwa hidupnya tidak berubah. Ambisinya membakar semangatnya untuk meraih sesuatu yang lebih baik, dan dia melihat Lucien sebagai kunci untuk mengubah nasibnya. Namun, semakin dia mendekat, semakin dia menyadari betapa dinginnya sikap Lucien terhadapnya.
Seraphina, di sisi lain, adalah sosok yang sangat berbeda. Putri Duke ini dikenal dengan keanggunannya dan keteguhan hatinya. Sikap dinginnya terhadap orang asing sering kali menjadi perlindungan dari dunia luar yang penuh intrik. Di balik ketenangan dan kecantikan Seraphina, terdapat kekuatan yang luar biasa-kekuatan yang membuat Lucien jatuh cinta padanya dan hanya padanya.
Di pagi yang cerah, ketika matahari mulai memancarkan sinarnya yang lembut, Thalia merencanakan pendekatannya kepada Seraphina. Dia merasa bahwa dengan mendekati calon pengantin wanita, dia mungkin bisa mendapatkan perhatian Lucien dan mempengaruhi hubungan mereka. Dia memilih waktu ketika Seraphina biasanya berada di ruang tamu untuk mengecek persiapan.
Thalia memasuki ruang tamu dengan langkah hati-hati, berusaha menunjukkan keramahan yang palsu. Seraphina duduk di meja besar yang penuh dengan dokumen dan catatan persiapan pernikahan. Ketika Thalia masuk, Seraphina mengangkat kepala, menatapnya dengan tatapan dingin.
"Selamat pagi, Putri Seraphina," sapa Thalia dengan senyuman yang dibuat-buat. "Saya datang untuk menawarkan bantuan saya."
Seraphina hanya meliriknya sekilas sebelum kembali pada pekerjaannya. "Selamat pagi, Thalia, apa yang bisa saya bantu?"
Thalia merasa sedikit tertekan oleh sikap dingin Seraphina. "Saya hanya ingin memastikan bahwa semuanya berjalan lancar, jika ada sesuatu yang bisa saya lakukan, saya sangat senang untuk membantu."
Seraphina tetap menjaga sikap profesionalnya, meski tidak menunjukkan rasa hormat yang sama seperti yang diberikan kepada bangsawan. "Kami sudah memiliki tim yang mengurus semuanya, bantuan tambahan tidak diperlukan saat ini."
Thalia merasakan ketidaktertarikan dalam jawaban Seraphina dan berusaha untuk tetap tersenyum. "Tentu saja, Putri, namun, kadang-kadang, tambahan bantuan bisa meringankan beban."
Seraphina mengangguk singkat tanpa menunjukkan ekspresi lebih lanjut. "Terima kasih atas tawaran anda, tetapi saat ini kami tidak memerlukannya."
Thalia meninggalkan ruang tamu dengan perasaan frustrasi. Dia tahu bahwa Seraphina adalah sosok yang sulit dijangkau, tetapi dia tetap bertekad untuk menemukan cara untuk mempengaruhi hubungan antara Lucien dan Seraphina.
Sementara itu, malam hari menjelang dengan kedamaian yang lembut di istana. Lucien dan Seraphina, setelah hari yang penuh persiapan, duduk bersama di taman istana. Mereka berbagi momen-momen berharga, jauh dari keramaian dan kesibukan. Lucien, dengan sikap dingin yang biasanya dia tunjukkan kepada orang lain, membuka hatinya sepenuhnya untuk Seraphina.
"Lucien," Seraphina memulai, "Thalia datang hari ini menawarkan bantuan, dia tampak sangat peduli, tapi aku merasa tawarannya tidak tulus."
Lucien menatap Seraphina dengan serius, matanya penuh perhatian. "Apa yang dia katakan?"
Seraphina menjelaskan dengan hati-hati. "Dia hanya menawarkan bantuan untuk persiapan pernikahan dan mengingatkan aku untuk tetap waspada terhadap hal-hal kecil, namun, aku merasa dia hanya mencoba mencari cara untuk mendekati kita."
Lucien mengerutkan kening. "Aku tidak suka cara dia mencoba mendekati kita, dia mungkin mencoba mencari celah untuk mengganggu kita."
Seraphina menggenggam tangan Lucien dengan lembut, merasakan kehangatan dari sentuhan tersebut. "Kita harus tetap fokus pada apa yang kita miliki, apa yang kita miliki adalah yang terpenting, jika Thalia mencoba mempengaruhi kita, kita harus tetap bersatu dan tidak membiarkannya mempengaruhi hubungan kita."
Lucien membalas genggaman tangan Seraphina dengan penuh kasih. "Aku berjanji akan melindungi kita dari segala ancaman, tidak ada yang akan mempengaruhi hubungan kita."
Malam itu, saat sinar bulan memancar lembut melalui jendela taman, Lucien dan Seraphina merasa semakin dekat. Mereka berbagi kebahagiaan dan ketenangan dalam momen-momen sederhana, siap untuk menghadapi segala tantangan bersama.
Sementara itu, Thalia berada di kamar kecilnya, merencanakan langkah selanjutnya. Dia merasa frustrasi karena upayanya untuk mempengaruhi Seraphina belum membuahkan hasil. Namun, dia tidak akan menyerah. Dia tahu bahwa dia harus lebih cerdik dan hati-hati dalam pendekatannya.
Pada hari berikutnya, Thalia memutuskan untuk mengubah strateginya. Dia tahu bahwa mendekati Seraphina secara langsung tidak berhasil, jadi dia merencanakan untuk berfokus pada Lucien. Dia berharap bahwa dengan menarik perhatian Lucien, dia bisa mempengaruhi keputusan dan hubungan pasangan tersebut.
Di pagi yang cerah, Thalia menunggu di area yang sering dilalui Lucien. Ketika Lucien lewat, dia tampak tenang dan terjaga, seperti biasanya. Thalia mengumpulkan keberanian dan menyapanya dengan senyuman yang dipaksakan.
"Putra Mahkota Lucien," sapa Thalia dengan suara lembut. "Maaf mengganggu, tetapi saya ingin berbicara sebentar."
Lucien menoleh ke arahnya dengan tatapan dingin. "Apa yang Anda inginkan?"
Thalia mencoba menunjukkan kepedulian. "Saya hanya ingin memastikan bahwa persiapan pernikahan berjalan dengan baik, kadang-kadang, hal-hal kecil bisa terlewatkan."
Lucien menatap Thalia dengan ketidakpedulian. "Kami memiliki tim yang menangani semuanya, kami tidak memerlukan bantuan tambahan."
Thalia merasa canggung dengan respons Lucien dan berusaha untuk tidak menunjukkan rasa frustrasinya. "Tentu saja, hanya ingin memastikan semuanya baik-baik saja."
Lucien kembali pada aktivitasnya, meninggalkan Thalia dengan rasa frustasi. Thalia merasa bahwa pendekatannya kepada Lucien tidak membuahkan hasil yang diinginkan, tetapi dia tidak akan menyerah. Dia tahu bahwa dia harus terus mencari cara untuk mempengaruhi hubungan antara Lucien dan Seraphina.
Di malam hari, ketika Lucien dan Seraphina berkumpul di ruang tamu, mereka berbagi momen kebersamaan yang berharga. Seraphina menceritakan pertemuannya dengan Thalia, dan Lucien menunjukkan perhatian dan dukungan yang mendalam.
"Lucien," Seraphina memulai, "Thalia mencoba mendekati kamu hari ini, dia sepertinya ingin menawarkan bantuan, tapi aku merasa dia hanya mencoba mencari celah."
Lucien menatap Seraphina dengan serius, matanya penuh perhatian. "Apa yang dia katakan?"
Seraphina menjelaskan dengan hati-hati. "Dia mengungkapkan kekhawatiran tentang persiapan pernikahan dan mencoba menawarkan bantuan, tapi aku merasa dia hanya ingin mendekati kamu."
Lucien menggenggam tangan Seraphina dengan lembut. "Aku akan tetap melindungi kita, nika Thalia mencoba mempengaruhi kita, kita akan tetap bersatu dan tidak membiarkannya mengganggu."
Seraphina tersenyum lembut, merasakan kehangatan dari sentuhan Lucien. "Kita akan menghadapi segala tantangan bersama, cinta kita adalah kekuatan yang tidak akan tergoyahkan."
Malam itu, mereka berbagi momen-momen kebersamaan di bawah sinar bulan yang lembut, merasa semakin dekat dan kuat dalam cinta mereka. Meskipun ancaman dari Thalia masih ada, mereka tahu bahwa cinta mereka adalah fondasi yang kuat untuk menghadapi semua rintangan.
Di sisi lain dari istana, Thalia merencanakan langkah-langkah berikutnya dengan tekad yang kuat. Meskipun usahanya untuk mempengaruhi Lucien dan Seraphina belum berhasil, dia tahu bahwa dia harus terus berjuang. Dalam pikirannya, dia menyusun rencana baru untuk mendapatkan perhatian Lucien dan menghancurkan kebahagiaan yang dimiliki pasangan tersebut.
Dalam ketegangan yang membara ini, Lucien dan Seraphina terus menjaga cinta dan komitmen mereka. Setiap hari membawa tantangan baru, dan mereka siap untuk menghadapi semuanya bersama, dengan cinta yang kuat sebagai fondasi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Two Love
FantasyDalam kemegahan kerajaan Obscura, Lucien, putra mahkota yang terkenal dengan keteguhannya, dan Seraphina, putri Duke yang elegan, telah mengikat cinta sejati mereka dalam pertunangan yang penuh harapan. Namun, kehadiran Thalia, seorang pelayan istan...