Bayang-Bayang Kegelapan

69 23 4
                                    

Malam di Obscura bersinar dengan kemegahan yang tak tertandingi. Istana telah dihias sedemikian rupa sehingga membuat setiap sudutnya terlihat seperti dari dongeng-bunga-bunga berwarna cerah, lampu-lampu gantung yang berkilau, dan kain-kain sutra yang melambai lembut. Setiap orang di kerajaan berkumpul untuk merayakan pertunangan Lucien dan Seraphina, namun di balik kemeriahan itu, ancaman yang tak tampak sedang mengintai.

Thalia, pelayan istana yang merasa tertekan oleh posisinya dan ambisinya yang membara, melihat kesempatan dalam keramaian pesta malam itu. Ia bertekad untuk meraih perhatian Lucien dan merusak kebahagiaan yang dimiliki pasangan tersebut. Dalam gaun malam yang modis namun sederhana, Thalia berusaha untuk menyusup di antara para tamu, mengamati setiap gerakan Lucien dengan cermat.

Pesta diadakan di taman istana, dengan meja-meja yang penuh dengan makanan lezat dan minuman terbaik kerajaan. Suara musik dan tawa mengisi udara malam, sementara tamu-tamu undangan menikmati setiap momen. Seraphina dan Lucien, pasangan yang menjadi pusat perhatian, berdiri di tengah-tengah suasana meriah. Seraphina tampak anggun dalam gaun malam berwarna biru lembut, sedangkan Lucien mengenakan jas hitam yang elegan.

Thalia melihat Lucien berdiri di dekat meja minuman, berbicara dengan beberapa pejabat kerajaan. Dengan penuh keberanian, Thalia memutuskan untuk mendekati Lucien. Dia merasa bahwa jika dia bisa berbicara langsung dengan pangeran, dia mungkin bisa mengubah arah rencananya.

"Selamat malam, Pangeran Lucien," sapa Thalia dengan suara lembut namun penuh keyakinan. "Pesta ini sungguh megah, bukan?"

Lucien menoleh, menatap Thalia dengan mata dinginnya. "Ya, pesta ini memang meriah, ada yang bisa saya bantu?"

Thalia merasa sedikit cemas dengan sikap dingin Lucien, tetapi dia tetap berusaha tersenyum. "Saya hanya ingin berbicara sebentar, saya tahu anda sibuk, tetapi ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan."

Lucien hanya memberikan tatapan datar. "Jika itu penting, katakan saja."

Thalia merasa malu dan kecewa, tetapi dia tetap berusaha untuk tetap tenang. "Baiklah, Pangeran, saya hanya ingin mengungkapkan rasa hormat saya kepada anda dan Putri Seraphina, saya merasa terhormat bisa berada di sini pada hari istimewa ini."

Lucien mengangguk singkat. "Terima kasih, jika tidak ada hal lain, saya harus kembali."

Dengan kata-kata singkat itu, Lucien meninggalkan Thalia di tengah kerumunan. Thalia merasa tertekan oleh ketidakpedulian Lucien, tetapi dia tidak berniat untuk menyerah. Dia tahu bahwa dia harus mencari cara lain untuk mempengaruhi hubungan antara Lucien dan Seraphina.

Sementara itu, Seraphina menyadari kehadiran Thalia di pesta dan merasakan ketidaknyamanan. Dia tahu bahwa Thalia berusaha mendekati Lucien dan merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Seraphina menggenggam tangan Lucien dengan lembut, merasakan kehangatan yang hanya bisa diberikan oleh orang yang dicintai.

Lucien merasakan kegelisahan Seraphina dan menoleh padanya dengan tatapan lembut. "Apakah ada yang mengganggu pikiranmu, Seraphina?"

Seraphina tersenyum lembut. "Hanya merasa sedikit cemas, Thalia tampaknya sangat ingin mendekati kita, dan aku tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa dia memiliki agenda tersembunyi."

Lucien menatap Seraphina dengan penuh perhatian. "Aku mengerti, kita harus tetap waspada dan tidak membiarkan apapun mempengaruhi kita."

Seraphina mengangguk, merasakan ketenangan dalam dukungan Lucien. "Aku percaya padamu, kita harus terus menjaga cinta kita."

Malam berlanjut dengan suasana meriah, namun ketegangan terus mengintai. Thalia merasa frustrasi karena usahanya untuk mendekati Lucien tidak membuahkan hasil. Namun, dia tetap bertekad untuk mencari cara lain. Dia memutuskan untuk mengalihkan perhatian Seraphina dan mencari kesempatan baru.

Between Two Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang