"Aku sangat menyesal!! Tolong maafkan aku!" lirih sang pria, ia tiba-tiba saja langsung bersujud di hadapan mereka tanpa adanya sebuah aba-aba. Pria itu mendapati kesalahannya sendiri, usai dijelaskan panjang lebar oleh si gadis-Shizuka.
"Aku tidak tau kalau kalian yang menolong Shizuka. Dan aku ... aku ...! Kalau ini ratusan tahun yang lalu, maka aku harus harakiri atas kesalahanku! Tapi sepertinya aku bisa paling tidak memotong satu atau dua jari." pria itu berucap dengan begitu enteng meski tengah menyesali kesalahannya beberapa menit yang lalu.
Mendengar rancauan yang sedikit creepy, mereka pada tersenyum canggung. Rasanya sedikit tidak enak, rasa bersalah pria itu terlalu berlebihan. Asal kau tau saja, ini sudah berbeda zaman, tidak ada tradisi bunuh diri seremonial yang di lakukan rakyat zaman dulu dengan menyobek perutnya menggunakan pedang pendek, itu pasti akan di cap gila oleh masyarakat zaman sekarang. Dan, aksi memotong satu atau dua jari itu sudah tidak berlaku lagi!
Kowai (Menakutkan) ... tradisi itu sudah tidak digunakan lagi, kenapa, sih, dia berasumsi bahwa kami adalah orang yang kejam dan meminta dia untuk mengeksekusi mati dirinya sendiri? Padahal zaman sudah berbeda.
(Name) membatin sambil menghela napas lelah, banyak sekali jenis manusia yang harus ia hadapi. Mulai dari manusia yang terlalu excited, manusia yang terlalu ekstrovert, manusia kinestetik dan satu lagi manusia aneh yang tengah sujud meminta maaf kepada dirinya dan teman-temannya.
Apalagi jenis manusia yang akan di hadapi olehnya selanjutnya? Mungkin dia akan berubah menjadi naga api pemarah yang akan menyemburkan api panasnya jika menemukan jenis manusia lain. Jangan sampai, apalagi jika (Name) tengah masa red day. Yeah, di bulan ini dia belum mendapatkan tamu bulanan, sih.
"Itu berlebihan ..." ringis Nirei, membayangkan jika kita berada di zaman itu, pasti ia akan memuntahkan isi perutnya terlebih dahulu.
Suo tersenyum sedikit canggung, dia berkata. "Memotong jari itu bukan tradisi ratusan tahun yang lali."
"Ya ampun, Kan-chan! Sudah kubilang! Berhenti untuk langsung ambil kesimpulan!" murka Shizuka menggembungkan pipi kesal. Ia mulai mengomeli pria itu, hingga ... si pria berhasil di buat berlutut atas kesalahannya sendiri sambil merancau kata 'Maaf'.
Dia mendesah berat. "Tak peduli berapa kali aku mendengarnya, tubuhku masih saja bergerak sebelum aku memahami situasi nya. Aku sangat menyesal, maaf, ya." ia berkata sambil menggaruk kepala bagian belakangnya.
"Tidak apa-apa. Kami juga senang akhirnya kesalahpahaman-nya jadi jelas."
"Omong-omong, kalian ini siapa?" celetuk Nirei bertanya, sedari tadi mereka hanya berbincang-bincang tanpa adanya sebuah perkenalkan, tentu membuat mereka bertanya-tanya.
Si pria tertawa, lupa akan hal untuk memperkenalkan diri, ia menggaruk bagian belakang kepalanya. "Oh, iya! Maaf! Namaku Kanji Nakamura,"
"Dan dia Shizuka Narita." dia memperkenalkan diri, sekaligus memperkenalkan si gadis-Shizuka.
"Shizuka ini penyanyi, dia bernyayi di bar tempat aku berkerja." final Kanji, menjelaskan profesi Shizuka. Tapi, bagaimana bisa dirinya dikejar oleh sekelompok orang yang belum tentu tujuannya? Bukankah itu sedikit mencurigakan?
Di mulailah percakapan dengan topik yang panjang dari Kanji. "Suaranya luar biasa indah! Setiap naik panggung dia bagai bidadari!" dengan sangat percaya diri sekali, Kanji menjabarkan keindahan suara nyanyian Shizuka, apalagi saat si gadis naik panggung. Ia bahkan mengatakan bahwa ada bidadari yang akan menyanyikan sebuah lagu indah untuknya.
Shizuka yang mendengar pujian tentang dirinya tentu akan salah tingkah di buatnya. Pipi si gadis bersemu merah, ia memegangi kedua pipinya, menggeleng-gelengkan kepala kekanan dan kekiri, makin salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗞𝗬𝗢𝗠𝗔𝗜 𝗔𝗜: 兄妹愛 ┆ Wind Breaker × Reader's┆NII Satoru 〖HIATUS〗
Fanfiction"Nii-chan, gomen-nasai..." Perempuan bersurai putih tulang itu yang tengah berjuang melawan kegelapan yang mencengkeram hatinya. Ia merasa muak dengan dirinya sendiri, terbebani oleh rasa tidak berharga yang tak kunjung sirna. "Daijoubu, (Name). A...